Begitu menakutkan kah diriku?
Dia yang membuatku seperti ini.
-Keenan-
🍁🍁🍁
Sebuah jendela besar sedang terbuka lebar. Hembusan angin berhasil membuat tirai putih menari begitu sempurna.
Seorang wanita dengan rambut panjang tergerai berdiri menatap deburan ombak dari balik jendela saat ini.
Ia tersenyum, lalu memejamkan matanya saat ada seseorang merangkulnya dari belakang. Menyentuh lehernya dengan sebuah kecupan yang begitu mesra. Seorang pria yang tengah bersamanya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?, Kekasihmu yang di Jakarta?" Tanyanya dan mengecup kembali leher jenjang milik wanita itu.
"Aku tak memikirkannya."
"Benarkah?" Tanya pria itu lagi dan kali ini berhasil membalikan tubuh wanita di hadapannya sehingga saling berhadapan satu sama lain.
Tangan pria itu telah melingkar sempurna di pinggang wanita yang ada di hadapannya saat ini. Menariknya menciptakan sebuah pelukan.
"Cukup aku yang ada di pikiranmu." Ucap Pria itu lalu mengecup bibir merah wanita yang ada di hadapannya.
Yuna Ariana Lucya, wanita yang anggun dan cantik. Tubuhnya tinggi dan berkulit bersih. Saat ini, ia sedang bersaman kekasih lainnya, bukan Keenan. Keenan kekasih yang telah mengizinkannya untuk pergi menuju kesuksesan yang diharapkannya.
"Kamu yang selalu hadir di pikiranku." Ucap Yuna dan membalas ciuman pria yang di hadapannya sekarang tepat di bibir pria itu.
Melihat aksi Yuna, membuat pria itu makin kuat memeluknya, tak melepaskan ciuman itu. Hingga sebuah getaran handphone menghentikan aksi mereka berdua.
"Hemm.. aku angkat telephone dulu." Ucap Yuna setelah melepas ciuman secara perlahan.
Pelukan pria itu pun merenggang, mencoba mengizinkan Yuna pergi walau hanya beberapa langkah dari posisinya sekarang.
Yuna terdiam, bahkan ia menghela nafasnya begitu dalam. Nama Keenan tertera pada layar handphonenya saat ini. Ia tak langsung mengangkatnya, hingga akhirnya ia tersadar saat pria yang sejak tadi bersamanya sudah berada di belakangnya kembali.
"Angkatlah." Bisik pria itu tepat di telinga dengan tangan yang sudah melingkar sempurna di pinggang Yuna kembali.
"Na, kenapa aku tak bisa menghubungimu beberapa hari ini?" Tanya Keenan memulai pembicaraan.
"Hai Ken, sorry.. aku sibuk belakangan ini." Jawab Yuna berbohong dengan tatapan menuju pria yang masih setia memeluknya.
"Kapan kamu kembali?" Tanya Keenan lagi.
"Belum tau, aku masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan lagi di sini."
"Hem.. Oma ingin bertemu denganmu."
"Aku juga ingin bertemu dengan Omamu, tapi aku masih belum bisa kembali. Bujuklah Omamu." Pinta Yuna pada Keenan.
"Yasudah, tolong kabari aku secepatnya. Aku merindukanmu." Ucap Keenan dan mengakhiri pembicaraannya.
Yuna tampak terdiam setelah itu. Dia tampak berpikir entah kenapa Keenan tak memaksa kali ini.
"Hemm.. kamu memikirkannya lagi." Ucap pria yang masih memeluk Yuna, menghapus lamunannya seketika.
"Ehm.. sorry honey..." Ucap Yuna membujuk pria yang tengah merajuk dengan senyum terbaik yang ia berikan.
Yuna sebenarnya sudah menyelesaikan seluruh pekerjaannya, semuanya sudah terselesaikan dengan baik. Ia tengah menikmati hari-hari liburannya bersama Endru, kekasih lainnya yang tengah menghabiskan waktu bersama saat ini.
Endru membalas senyum Yuna, Ia bahkan mendaratkan kembali ciuman tepat di bibir Yuna. Menarik tengkuk leher Yuna, menciumnya lebih dalam.
.
.
.
.
Tampak dari kejauhan Shanum berlari, matanya selalu menatap jarum jam yang melekat di pergelangan tangannya. Ia mengeluh saat kakinya tak terbiasa berlari dengan sepatu yang tingginya tak sampai tiga sentimeter itu
"Huftt.. menyusahkan." Keluhnya.
Ia sekarang sudah berdiri di depan sebuah lift, menekan tombol untuk ke lantai atas. Menunggu untuk beberapa saat dengan hati yang tak tenang melihat jarum jam yang terus saja berputar.
Terbuka.. dan langkahnya tiba-tiba terhenti. Terlihat Keenan, bosnya berada dalam lift saat ini. Shanum terdiam membuat Keenan akhirnya bersuara.
"Tidak masuk?"
"Tidak, oh.. maksudnya masuk." Ucap Sha melangkah maju, bahkan lebih ke dalam.
Posisinya sekarang tepat berada di belakang Keenan. Punggung Keenan terlihat jelas saat ini, dirinya tampak rapih dan harum. Membuat Shanum terdiam dan hanya mampu memandang.
Ting...
Pintu lift terbuka, namun Shanum masih setia berdiri tak melakukan langkah apapun. Membuat Keenan kembali bersuara.
"Tidak keluar? atau mau ikut ke lantai atas?" Tanya Keenan dan membuat Shanum terkejut mendengarnya.
"Hah.., permisi pak saya duluan." Ucap Sha akhirnya dan melangkah ke luar lift segera.
Sha menunduk, menutupi wajahnya yang tengah berfikir dengan apa yang sedang ia lakukan saat ini. Kenapa bisa ia terdiam melupakan segalanya hanya dengan melihat kehadiran bosnya itu.
Setelah pintu lift tertutup, senyum terukir di wajah Keenan.
"Ada-ada saja." Ucap Keenan dan ia tampak tertawa kecil saat itu.
Keenan akhirnya tiba di lantai atas, lantai dimana ruangannya berada. Ia masih tampak tersenyum saat pintu lift terbuka. Seseorang tengah berdiri menatapnya dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.
"Pagi-pagi sudah ada yang buat bos kita bahagia nih."
Keenan yang mendengarnya merubah ekspresinya dengan cepat. Wajahnya tak lagi tersenyum.
"Sudah dapat kabar dari Yuna?"
"Tidak." Jawab Keenan sambil melangkah menuju ruangannya.
"Lalu."
"Bukan urusanmu, yang jadi urusanmu sekarang adalah siapkan meeting untuk siang nanti."
"Hemm.. kembali menjadi bos yang menakutkan."
"Banyak bicara, kerjakan."
"Oke..oke.."
Radit, Pria yang tengah bersama Keenan saat ini. Dia adalah asisten dan sekaligus sahabat Keenan, orang yang sangat dipercayai Keenan. Radit tau banyak hal tentang hubungan antara Yuna dengan Keenan.
Radit pun akhirnya mengalah, tak lagi menggoda Keenan. Ia pun bersiap menyiapkan meeting siang nanti. Melangkah lebih cepat meninggalkan Keenan.
Namun tiba-tiba, Keenan memanggil nama Radit. Menghentikan Langkahnya.
"Radit." Panggil Keenan dan berhasil menghentikan langkah Radit.
"Ya."
"Memangnya aku begitu menakutkan?"
Radit yang tadinya menunggu ucapan Keenan begitu serius, akhirnya tertawa dengan pertanyaan Keenan yang menurutnya sangat tak biasa.
"Kenapa tertawa."
"Kau hari ini sungguh aneh."
"Aneh..? Ulang Keenan.
"Siapa yang kau temui pagi ini."
"Tak ada." Jawab Keenan berbohong.
"Serius.."
"Ya.. sudah-sudah lupakan, kau lanjutkan pekerjaanmu saja." Ucap Keenan, dan melangkah lebih dahulu meninggalkan Radit akhirnya.
Radit yang melihat tingkah bos sekaligus sahabatnya pagi ini begitu senang. Keenan tampak berbeda, setidaknya ada senyum yang tak pernah hadir semenjak kepergian Yuna kekasihnya. Radit pun tersenyum menatap kepergian sahabatnya itu.
.
.
.
.
Semangat.. Semangat UP☺️💪💪💪
Selamat membaca, yuk ikuti kisahnya dan Mohon dukungannya.
Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.
Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚
Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Andariya 💖
Yuna, selingkuh Keenan... lupakan saja dia 🤐
2023-03-22
1
ťeĐĎý🐻BeaŔ
dasar Yuna.. udah punya pacar yang setia masih aja selingkuh 😡
2023-02-14
1
❤️⃟Wᵃf𝙎heilla ˡᵉᵉ
dih dasar perempuan gak ada akhlak bisa-bisanya minta harta sama Keenan tapi senang2 sama cowok lain 🙄
2023-02-13
2