"Harusnya ayah memberi pekerjaan yang lebih untuk Ian yah." ucap nyonya Kusuma yaitu Sarah.
" tidakkah itu berlebihan bun, memberi pekerjaan pada hati libur kantor." Jawab Ayah Kusuma yang meletekkan teh mawar kesukaan istrinya.
Sarah sepertinya tidak rela jika anak semata wayangnya merayakan hari pernikahannya dengan sang istri.
Majalah yang dari tadi di bolak balik saja tanpa niat membaca hanya sebagai pelampiasan, kini di banting dengan kasar oleh Sarah kemudian berjalan meninggalkan suaminya yang mematung tanpa mencegah.
"sabar sabar." cicit Kusuma yang mengusap dadanya.
Pria menawan berwibawa jika berhadapan dengan para pegawainya saja namun saat berhadapan dengan istrinya jangankan berwibawa mendapatkan sorotan mata dari Sarah saja nyalinya masih besar biji kedelai.
Tidak ingin belahan jiwanya lama lama merajuk Kusuma menyusul ke kamar dengan segera.
Ceklek
Pintu kamar terbuka istrinya tidak ada di dalam, dengan rasa cemas Kusuma mencari kesemua sudut ruangan namun hasilnya nihil.
Terus Sarah dimana ya ?
"Bun...."
Teriak Kusuma sampai tiga kali tapi tidak ada jawaban sampai ia keluar kamar.
"bunda..." teriaknya lagi.
"apa si ayah berisik deh." tiba suara bunda sudah ada di belakang Ayah.
Bunda masuk kamar mencari ponselnya yang di letakkan dalam laci.
"Bun jangan marah, kita kan sudah bahas masalah Ian berkali kali."
Kini Ayah sudah duduk samping Bunda yang sudah memainkan ponselnya.
"dari awal bunda tidak setuju yah Ian menikahi Nina."
"maaf ayah yang kurang tegas waktu itu."
"tapi itu sudah menjadi keputusan Ian Bun, kita bisa apa. Anak bunda 1 itu keras kepala, Bunda tau sendiri kan."
"anak kita bukan anak Bunda saja, dan anak kita cuma 1 gak ada lain." tegas Bunda
"ya ya Ayah salah lagi."
Ayah masih mencoba merayu istrinya terus, merangkul tubuh istrinya dan mencium cengkuk leher dari belakang sambil membisikan kata kata fulgar di telinga Bunda.
" bikin lagi kalau gitu Bun, biar Ian bukan hanya satu satunya anak kita."
" kan tadi malam udah yah." jawab Bunda yang masih bermain ponselnya entah siapa yang di tunggu dalam ponsel itu.
" Lagi..." Ayah merengek bak anak kecil yang minta gamenya di ulang.
" pinggang bunda encok yah."
"ihhh Bunda..."
Sungguh Ayah benar benar bikin Bunda risih di saat moodnya sedang kondisi down seperti ini.
" Big No Ayah, jangan berisik." ucap Sarah yang penuh ketegasan agar suaminya berhenti merengek bak anak kecil itu.
Panggil masuk pada ponsel Bunda kemudian menggeser tombol hijau panggil pun tersambung.
"selamat siang Bu." bunda berdiri dari tempat duduknya.
"..."
"ok baiklah saya tunggu."
Bunda langsung memutuskan panggilannya dan meletakan kembali di atas nakas.
"siapa Bun.?"
" gantinya mbak Asih yah."
" lah mbak Asih kenapa Bun."
"mau pulang kampung di jodohin sama orang tuanya."
"ow."
" yah jalan yuk, kemana gitu. Bosen bunda di rumah terus kalau Ayah kerja."
"lah Bunda maunya kemana ?"
" makan deket sini saja "
" ok Kanjeng Ratu, laksanakan."
" bentar bunda ganti baju dulu."
" Ayah tunggu di bawah ok."
Setelah Ayah keluar dari kamar, Bunda langsung ganti baju hanya membawa ponselnya saja tanpa tas.
Bunda dulunya hanya wanita dari kalangan biasa, hanya saja Ayah yang sudah di mabuk cinta langsung melamar tidak lama kemudian mereka menikah.
Meskipun dari kalangan biasa tapi pesona dan sopan santun Bunda mampu membawa restu kedua orang tua Ayah.
Tepat setahun pernikahannya mereka mengandung anak pertama mereka yang belum sempat di lahirkan ke dunia karena kecelakaan yang di alami Bunda saat pulang dari mengunjungi ibunya di kampung.
Rizki masih berpihak pada mereka selang 7 bulan setelah keguguran, bunda mengandung lagi yaitu anak semata wayangnya Andrian Kusuma.
Kelahiran Andrian sungguh membawa keberuntungan bagi keluarga Kusuma, karena setelah kelahiran Andrian, usaha keluarga Kusuma langsung melonjak drastis dan berjaya waktu itu. Namun sayang kabar duka menyelimuti mereka Bapak Kusuma meninggal dunia karena serangan jantung mendadak.
Tidak ada yang tau pasti alasan Bunda tidak merestui putranya menikah dengan Nina saat itu, ia hanya berfirasat kalau Nina tidak baik untuk Andrian. 90 % firasat seorang ibu yang melahirkan nyawa ke dunia tidak bisa di bohongi.
-
-
-
-
-
Ayah Kusuma sama Bunda Sarah lagi kencan ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments