" Anniversary sayang." Ucap Ian sudah membuka tutup mata Nina
"wahhh sayang." Nina terkejut membelalak kedua bola matanya menyaksikan pemandangan di sekitarnya .
Pemandangan di puncak yang di terangi lampu kelap kelip menghiasi atasan tanah di bawah tempat mereka, kini mereka di atas puncak di lantai paling atas.
"maafkan aku sayang tidak bisa membawamu berlibur sesuai janjiku." sedikit rasa kecewa pada dirinya.
"it's ok sayang, pekerjaanmu lebih penting untuk masa depan." Nina mengembangkan senyum agar suaminya tidak merasa kecewa.
Kue yang di pesan Ian sudah datang, kue brownies yang di hiasi buah cherry kesukaan Nina.
"make A wish dulu sayang." pinta Ian.
Nina dan Alan sama memejamkan mata, tidak ada yang tau doa apa yang mereka ucapan dalam hati, hanya mereka sendirilah yang tau.
Hari ini tepat ulang tahun ke 3 pernikahan mereka. Sebenarnya Ian menjanjikan liburan ke Paris untuk merayakan Anniversary mereka namun sayang Ayah Kusuma tidak mengizinkan dan memberi banyak pekerjaan untuknya, kecewa sudah pasti Ian rasakan pada ayahnya.
"hadiah ku mana sayang ?" Nina yang seakan menodong suaminya minta hadiah.
Ian merogoh kantong celananya dan membuka kotak berwarna silver yang berbulu itu di depan Nina.
Silau kata pertama yang akan di ucap orang yang tidak pernah mengenal berlian. Berlian dengan rantai warna putih dan manik merah menyalah berbentuk love sebagai hiasan.
" wah cantik sekali sayang.". Puji Nina saat melihat isi dalam kotak silver berbulu.
"secantik kamu sayang."
"sengaja aku pesan dari jauh hari, dengan warna kesukaanmu." jelas Ian.
"pasanganin." rengek Nina dengan manja.
Ian berjalan mendekat ke belakang istrinya, mengaitkan kedua sisi kalung berlian ke leher Nina.
"sempurna."
"makasih sayang "
"sama sama."
"makin cinta aku sama kamu." Nina mencubit pelan pipi Ian.
Merangkul pinggul sintal istrinya dengan mesra, wajah mereka mulai mendekat saat Ian ingin maraup bibir di depannya tiba tiba suara troli terdengar, gagal sudah ciumannya karena makan malam sudah datang.
Nina yang merasa malu dengan pelayan pengantar makan malam, mendorong pelan tubuh suaminya dan kembali duduk.
"makan dulu sayang di lanjut nanti saja." ucap Nina dengan ngedipkan sebelah matanya.
"makanlah yang banyak, nanti gantian aku yang akan memakanmu "
"siap suamiku." jawab Nina penuh semangat.
Makan dengan tenang itulah kebiasaan Ian sedari kecil, setelah makan malam mereka tidak lagi ingin keliling puncak yang sudah di rencana dari awal.
Mereka lebih suka masuk kamar yang sudah di pesan Ian dengan dekorasi paling romantis yang tersedia di villa tersebut.
Menjelajahi hutan belantara yang sudah hampir sebulan ini Ian tinggalkan karena kesibukan masing masing, dimana tempat ternyaman anaconda Ian bersemedi.
Lampu kamar yang sengaja di pesan remang remang menjadikan adrenaline tersendiri buat Ian untuk menapaki setiap jengkal landasan sebelum memasuki hutan lebatnya.
Malam pajang bak malam pertama mereka lalui dengan bercucuran keringat yang membasahi tubuh mereka, suara suara aneh khas orang yang menikmati menjadi suara yang memicu kecepatan kapasitas.
Cat dinding berwana abu abu, lampu remang remang di sudut kamar, ranjang king size berwarna merah terang serta kelopak bunga mawar yang tersebar di seluruh ruangan itu seakan menjadi saksi bisu aksi pasangan suami istri itu.
Puncak yang terkenal dengan suhu rendah berhawa dingin itu malah membuat mereka berkeringat sendiri, ya karena mereka sendirilah yang membuatnya menjadi suhu panas, terpanas malahan.
Seakan tak ada puasnya dengan pasang itu, mengulangi terus dan terus sampai adzan subuh terdengar.
Ambruk tanpa tenaga, namun senyum bahagia terlihat jelas di wajah mereka. Polos bak bayi yang baru lahir mereka berpelukan, hanya sehelai selimut tebal sebagai pembungkusnya.
-
-
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments