Monica mengerang cukup keras ketika baru tersadar dari tidur lelapnya. Sesekali ia juga meregangkan badannya yang terasa sangat pegal. Waktu sudah menunjukkan pukul 07:00 WIB ketika ia menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang Nathan, kekasihnya.
Setengah tubuhnya terbalut bed cover tebal berwarna abu-abu polos yang senada dengan sprei di ranjang itu. Ia menggaruk-garuk kepalanya mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi malam tadi. Namun karena dirinya terlalu mabuk, tak banyak yang dapat di ingat kembali. Hanya sekelebat bayangan tentang indahnya tadi malam yang membuat kepala nya jadi pusing mendadak.
"Sshh... Aduhh..." Monica mendesis perlahan.
Tiba-tiba saja terdengar suara seseorang membuka pintu kamar. Ia baru akan bersiap untuk menyambut si pembuka pintu yang ia fikir Nathan dengan hati gembira.
Namun ternyata, mbak Asih sang asisten yang muncul dari balik pintu. Mereka berdua sama-sama terkejut sepersekian detik, sampai Nathan tiba di belakang mbak Asih yang masih berdiri di depan pintu dengan mulut yang sedikit menganga.
Asisten yang telah bekerja selama lima tahun di apartment nya itu memang terbiasa masuk ke dalam kamar untuk mengambil pakaian kotor Nathan dan membersihkan kamar sesekali. Dan hari itu mungkin jadi hari yang sesungguhnya tak ingin mbak Asih jalani, karena telah tidak sengaja memergoki kekasih tuannya sedang terbaring di ranjang dengan setengah tubuhnya yang hanya terbalut bed cover.
"Mbak?" Sapa Nathan dari arah belakang mbak Asih.
"Eh-ehm.. Ma-mm-maaf mas Nathan, s-saya ga maksud.. Saya mau ambil pakaian kotor" Ucap mbak Asih gelagapan.
"Pakaian kotor nya sudah saya masukkan ke mesin cuci mbak.. Pasti mbak gak ngecek dulu ya?"
"Oh.. S-sudah ya mas? Emm.. Maaf ya mas.. Saya benar-benar gak sengaja" Tutur mbak Asih gemetaran.
"Sudah.. Gak apa-apa mbak.."
"Saya permisi mas"
"Eh.. Mbak tunggu!"
Mbak Asih yang salah tingkah menghentikan langkahnya seketika. Ia menduga-duga hal apa yang akan tuan mudanya katakan.
Bisa saja tuan muda Nathan akan memecatnya hari itu juga, atau memakinya karena telah memergoki kekasih sang majikan yang sedang berada di dalam kamar. Dengan tubuh yang gemetar mbak Asih mencoba berbalik arah menghadap ke tuan muda yang berdiri mematung di ambang pintu kamar.
"I-iya mas?"
"Rahasiakan ini dari bunda ya" Pinta Nathan menatap nanar mata mbak Asih. Ia sedikit terkejut dengan kenyataan bahwa ternyata Nathan sama sekali tidak menghardiknya.
"Iya mas Nathan, saya tidak akan mengatakan apapun pada ibu. Kalau begitu saya permisi ke belakang dulu ya mas" Pamit mbak Asih yang kemudian di jawab dengan anggukan oleh Nathan. Pria itu lalu masuk ke kamar nya untuk menemui sang pujaan hati yang masih bermalasan di ranjang.
"Hhm.. Bunda mu akan semakin punya alasan untuk membenciku Nath" Ucapan Monica terdengar seperti orang yang tak punya lagi harapan.
"Tidak begitu honey, mbak Asih akan tutup mulut, tenang saja"
"Aku bosan dengar kata 'tenang saja' dari kamu" Monica mendengus pelan. Ia masih merebahkan diri di ranjang. Nathan menghampirinya dan duduk di tepi ranjang sembari tangan nya mengelus kepala Monica.
"Ya memang begitu sayang, sudahlah.. Jangan terlalu difikirkan hal seperti itu. Fikirkan saja tentang malam tadi" Goda Nathan.
"Apa ya? Aku bahkan tidak ingat banyak tuh"
"Ish jahatnya.." Nathan menggelitik pinggang Monica. Wanita itu berteriak kegelian.
"Honey.. Seperti ini saja kita sudah bagaikan pasangan suami istri kan"
"Tapi dengan menikah, setidaknya aku tidak akan sekaget tadi kalau tiba-tiba kepergok!" Bantah Monica.
"Sudah yuk kita sarapan. Setelah itu aku antar kamu pulang. Siang ini aku ada jadwal latihan di basecamp. Maaf ya kalau tidak banyak waktu untukmu hari ini honey" Ucap Nathan mengalihkan pembicaraan Monica yang sudah mulai menyinggung soal pernikahan.
"It's okay. Aku bisa mengerti, aku juga ada janji dengan teman"
"Siap my queen" Nathan mengangkat tubuh Monica dan mengantarnya sampai ke kamar mandi. Kemudian membiarkan kekasihnya itu membersihkan diri sembari ia menunggu nya di ruang makan.
***
Monica menuju ruang makan ketika perutnya berbunyi semakin keras karena telah merasa lapar sedari bangun tidur. Ia tampak kembali segar setelah membersihkan diri nya barusan. Rambut tebal nya di cepol ke atas.
Wajah dan warna kulitnya memang tidak secerah Nathan, tapi pesona nya sungguh membuat laki-laki manapun akan tersihir oleh nya. Tatapan matanya yang tajam dan penuh kharisma memang jadi salah satu daya tariknya.
Ia mendapati sang kekasih yang sudah siap menantinya di ruang makan dari kejauhan. Senyumnya merekah kala Nathan menyambutnya dengan hangat, dan menarik kursi di sebelah nya untuk di duduki Monica.
Mbak Asih yang masih salah tingkah menyuguhi nya dengan secangkir teh hangat dan menyiapkan sarapan untuk mereka. Tidak sedikitpun mata mbak Asih berani menatap Monica yang tanpa di sadarinya sedang memperhatikan dengan tatapan siap menerkam.
"Makasih, Mbak-A-SIH" Nada bicara Monica yang di buat berat membuat mbak Asih bergidik dan sedikit ketakutan.
"S-ssama-sama nona.." Suara mbak Asih jelas terdengar bergetar. Ia cepat-cepat meletakkan satu mangkuk besar berisi nasi goreng favorit Nathan di meja dan bergegas menjauhi ruang makan.
"Honey. Kamu bikin dia takut lho" Tegur Nathan menggubris sikap Monica ke asisten nya barusan.
"Hhh.. Sorry"
"Ayo sarapan, aku tau kamu sangat kelaparan"
"Ish.. Sok tau"
"Duh.. Barusan aku dengar suara gendang dari perutmu"
"HAA??" Mata indah Monica terbelalak mendengar perkataan Nathan barusan.
"Hahahaha" Nathan tak tahan melihat ekspresi lucu kekasih nya, ia terpingkal hingga membuat wajah blasterannya memerah.
Dua sejoli itu pun melanjutkan acara sarapan pagi mereka dengan penuh keceriaan. Sesekali Nathan menyuapi Monica, begitu pula sebaliknya. Nampaknya, memang tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Bahkan sang waktu pun seakan di hentikan ketika mereka bersama.
***
Waktu menunjukkan pukul 11:00 siang ketika Nathan menurunkan Monica di depan sebuah rumah 2 tingkat bergaya minimalis, di cat dengan warna pastel, dan memiliki pagar yg tidak terlalu tinggi berwarna senada dengan dinding pada rumah tersebut.
Di teras tampak sebuah mobil warna merah yg sedang terparkir. Mobil itu terlihat sedikit berdebu karena jarang di cuci sang pemilik, yaitu Monica. Rumah yg terlihat elegant itu terletak di sebuah komplek perumahan yg cukup ramai pengendara berlalu lalang.
Wanita itu turun dari mobil Jeep milik Nathan, diiringi oleh sang kekasih. Jemari lentiknya mendarat di wajah Nathan dan membelainya penuh cinta. Tak mau kalah, Nathan pun melingkarkan lengannya di pinggang langsing wanita yang dicintainya tersebut. Mereka berdua berdiri di depan pagar yang masih belum terbuka, mengacuhkan mata beberapa pengendara yang lewat dan menyaksikan kemesraan mereka.
"Aku berangkat dulu ya honey"
"Yes honey. Jangan nakal!" Monica mencubit pucuk hidung Nathan dengan manja.
"Aku nakal nya cuma sama kamu"
"Aah.. Kamu memang paling bisa!"
Nathan terkekeh melihat ekspresi Monica yang terlihat malu-malu setelah ia menggodanya.
"Love you" Ucap Nathan.
"Love you more" Balas Monica. Kemudian Nathan pamit dan memberi kecupan hangat di bibir Monica. Lalu segera mengendarai mobil Jeep nya menuju basecamp.
Jarak dari rumah Monica ke basecamp memakan waktu 1½ jam perjalanan. Basecamp itu bertempat di sebuah rumah dalam komplek yang cukup sepi, berbeda dengan komplek yang di tempati Monica, ramai dengan suara kendaraan.
Sepanjang jalan fikiran Nathan hanya tertuju pada Monica dan apa yg telah mereka lakukan. Hingga tanpa sadar mobilnya berhenti di depan basecamp yang bagian terasnya telah di penuhi oleh teman-temannya. Ia agak terlambat.
Tak ingin di ceramahi Regy sang manager yang terkenal dengan mulut super cerewetnya, Nathan langsung bergegas memasuki basecamp dan bergabung dengan kawan-kawannya yang telah menunggu kedatangan sang gitaris sejak 20 menit yang lalu.
"Sorry gue telat" Ucap Nathan kepada kawannya yang masih terlihat santai duduk-duduk di kursi teras.
"Santai Nath" Jawab Nico yang sedang asyik bermain dengan asap vape nya.
"Gue sih udah nebak Nath, lo mah pasti selalu telat kalau udah ada Monica lagi" Usaha Nathan untuk menghindari mulut cerewet Regy nampaknya gagal.
"Ya maklum gy.. Gue kan jarang ketemu Monica"
Regy memberi isyarat sinis pada Nathan.
"Udah yuk bang, kita mulai. Udah lengkap semua kan" Ajak Mike seraya beranjak dari tempat duduknya semula.
"Oke. Eh tapi sebelumnya briefing dulu. Ada yang mau gue sampein terkait konser minggu ini. Karena kita juga diminta untuk rekaman di minggu yang sama"
Dibalik mulut cerewetnya, totalitas Regy dalam 'mengasuh' para personil black romance memang tidak boleh diragukan. Ia bahkan rela tidak pulang kerumah berhari-hari dan meninggalkan istrinya sendirian demi mengatur semua keperluan group band yang telah di rintisnya sejak belasan tahun yang lalu.
Semua bermula dari dirinya yang mempunyai hobi menyanyi dan menciptakan lagu namun tidak di dukung dengan suara yang mumpuni. Hingga pada akhirnya bapak satu anak itu mendapat ide untuk mendirikan sebuah group band nya sendiri.
Pria penggemar musik ber-aliran rock yang ketika itu memang telah lama bersahabat dengan Mike memutuskan untuk mendapuk kawan baik nya itu untuk menjadi vokalis untuk band nya, mengingat Mike memang memiliki suara emas.
Tentu saat itu Mike kurang setuju karena merasa belum cukup baik untuk ditempatkan sebagai vokalis band. Sebenarnya bukan itu alasan utamanya. Semua karena Mike mempunyai kepribadian yang pemalu dan cenderung tidak percaya diri. Namun Regy meyakinkan Mike agar mampu keluar dari zona nyaman yang selama ini justru menghalangi dirinya dari kesuksesan.
Lambat laun, dengan 'pengasuhan' sepenuh hati dari Regy, kepribadian negatif dari diri Mike pun perlahan runtuh. Bagai orang yang berbeda, Mike mulai memiliki banyak teman serta koneksi dimana-mana. Hingga kemudian ia bertemu dengan Adly dan mendapuk nya untuk masuk dalam posisi drummer di band tersebut.
Perjalanan black romance tidak serta merta mulus. Jatuh bangun, kegagalan, berbagai cibiran dari orang-orang telah di telan Regy dan kawan-kawan. Namun tak menyurutkan semangat Regy untuk terus memperjuangkan group band nya. Di masa-masa awal perjuangan black romance, Nathan belum tergabung di dalamnya, yang mana posisi gitaris di tempati oleh Ferdy.
Namun suatu ketika, Regy dan Ferdy terlibat pertengkaran sengit yang menyebabkan hengkang nya Ferdy dari black romance. Cukup sulit bagi mereka yang notabene nya telah cocok dengan permainan gitar Ferdy untuk mencari pengganti posisi kosong tersebut.
Hingga pada akhirnya, Regy menemukan seorang lelaki blasteran tengah asyik menyanyi dengan gitarnya bersama seorang kawan di sebuah cafe yang kini jadi tempat favorit Nathan dan Monica menghabiskan waktu bersama.
Ia memperhatikan lelaki itu dari jarak yang lumayan dekat, sehingga alunan gitar yang di petiknya dapat terdengar dengan jelas. Suaranya pun cukup bagus, membuat Regy sempat terbawa suasana syahdu malam itu.
Tanpa pikir panjang ia pun segera menghampirinya dengan harapan lelaki itu mau di ajak bergabung dengannya. Meski sempat tak percaya namun pada akhirnya Nathan memberi kesempatan untuk Regy merekrutnya di posisi gitaris, dan bassist untuk Nico yang saat itu sedang bersama Nathan dan kebetulan sedang menganggur.
Bagai dapat keajaiban, nama black romance tiba-tiba saja melambung tinggi, mengalahkan deretan group band yang sedang tenar saat itu. Semua berawal dari di liriknya band beranggotakan 4 personil itu oleh sebuah rumah produksi besar, yang menaungi banyak group band populer di dalamnya.
Tidak hanya itu, kehadiran Nathan pun turut andil dalam terkenal nya group black romance. Yang mana sejak kemunculannya, banyak kaum hawa yang memujanya. Juga permainan gitar nya yang lihai pun jadi daya tarik para pujangga kala itu.
Lagu-lagu beraliran rock dengan tempo cepat dan powerful nya juga memiliki arti yang indah dan musik yang nikmat untuk di dengar. Di tahun pertama tergabungnya Nathan, bahkan sudah terjual lebih dari 300 copy album.
Bagai menemukan oase di padang pasir adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehadiran Nathan di black romance kala itu. Namun, ketenaran itulah yang membawa black romance juga Nathan dalam dunia kelam, mengenal sabu, juga obat-obatan terlarang.
Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka on fire setiap saat memaksa para personil itu mencicipi sabu hingga mereka terlena dan ketergantungan. Pada tahun ke 2 tergabung nya Nathan, skandal narkotika black romance terendus kepolisian dan semua personil di tahan, termasuk Regy sang manager.
Meski kehilangan sebagian kecil fans nya, nama black romance sama sekali tidak redup. Setelah mereka menyelesaikan hukuman dan masa rehabilitasi, group band rock itu kembali bersinar bahkan lebih terang dari sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments