Prang....
Semua yang berada di atas meja jatuh berserakan di lantai.
Entah berapa kali Seira menerima perlakuan kasar dari suaminya sendiri "Qaid Arkana" laki laki berdarah Lampung, yang tumbuh besar di kota Batam karena kedua orang tuanya merantau ke sana.
Pernikahan yang telah berjalan hampir setahun itu tidak membuat Seira bahagia.
Suda berapa kali aku bilang jangan siapkan makanan untuk ku. Aku tidak akan pernah memakan masakan seorang iblis seperti mu.
Apa kau tuli ?.
Apa kau buta ?.
Dasar perempuan bodok .
Apa otak mu tidak berfungsi?.
Qaid berucap dengan nada dingin.
Bagi Seira ia suda terbiasa dengan perlakuan Qaid, ia hanya diam meski kepedihan jelas terpancar dari manik matanya yang selalu sembab di setiap pagi.
Kak, kamu boleh membenci ku, tapi tolong... Jangan siksa dirimu dengan tidak makan begini, makan lah sedikit saja...
Seira mencicit lirih, suaranya bagai bisikan angin.
Beraninya kau mengatur ku !!.
Bentak Qaid.
Lalu dengan langkahnya yang panjang dan mantap meninggalkan Seira, ia lebih memilih makan di luar.
Sebelum keluar Qaid mengeluarkan selembar kertas yang bertuliskan daftar pekerjaan yang harus Seira kerjakan. Ia tidak ingin Seira dan anaknya menikmati uangnya secara cuma cuma.
Dengan langkah gontai, Seira berjalan menuju kamar Athar putranya.
Melihat Putranya tertunduk lesu di sudut ruangan,dengan tangan memeluk erat kedua lututnya.
Seira menangis meraih tubuh Putra semata wayangnya.
Maafkan Bunda Athar, Bunda tidak bisa memberimu kebahagian seperti anak anak lain di luar sana.
Seira terus menangis memeluk Putranya.
"Bunda jangan menangis jika Ayah tidak bersikap baik pada Bunda Athar janji jika Athar besar nanti Athar akan selalu jaga Bunda."
Sambil mengusap air mata di pipi Seira.
Isak tangis Seira tak terhenti mendengar perkataan Athar tersebut. Umurnya masi tiga tahun namun keadaan yang membuatnya terpaksa dewasa.
Seira lalu mengerjakan semua pekerjaan sesuai yang perintahkan Qaid.
Matahari beranjak membenamkan diri, senja telah datang menyapa tanda hari mulai berganti malam.
Seira lalu beranjak membersihkan diri setelah merapikan taman belakang, ia ingin terlihat cantik ketika suaminya pulang.
Terdengar suara mobil di halaman depan tanda suaminya telah pulang.
Seira di depan pintu menyambut kepulangan suaminya.
Di rumah yang sederhana mereka tinggal bertiga, namun Qaid seolah tidak pedulikan kehadiran Seira dan Athar. Tidak pernah sedikitpun Qaid bersikap lembut terhadap Athar. Seringkali ia membentak ketika anak laki laki malang tersebut memangilnya Ayah.
"Aku bukan Ayah mu, jangan pernah panggil aku Ayah, atau ku sobek mulut mu."
Akan tetapi Athar tetap memanggilnya Ayah meskipun tidak di depannya.
Sakit hati Seira ketika melihat anaknya di bentak, namun ia tidak berani untuk membantah, mengingat semua dosa fitnah yang ia buat agar bisa menikah dengan suaminya itu.
Seira menyesal, sungguh sangat menyesal telah berbuat seperti itu.
Sesungguhnya ia sangat mencintai suaminya. Namun kesalahan yang ia perbuat membuat Qaid berlaku kasar terhadap nya.
Qaid berjalan ke arah kamarnya tanpa mempedulikan Seira yang menyapanya, lalu membanting pintu kamarnya dengan keras, membuat Seira meringis ketakutan.
Qaid berdiri bersandar di balik pintu kamarnya. Ia terus berpikir apa yang harus ia lakukan ke depannya. Ia sungguh tidak menginginkan Seira berada di sisinya.
Meskipun terbesit sedikit rasa kasihan di hatinya melihat Seira menangis. Namun Qaid abaikan, memilih menutup hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Titik pujiningdyah
semangat kak
2021-09-20
0
aini
kasihan seira thorrr 😭😭😭
2021-09-20
0
abd lat
like like like
2021-09-20
0