"Kamu hamil??." Tanya nenek seraya memanggil bibi dan paman ku.
Aku terus menyangkal dengan berbagai macam alibi. Aku berdalih nenek ku mungkin salah mengecek keadaan ku, tidak mungkin aku hamil.
Aku tau nenek ku adalah seorang Bidan, merangkap sebagai tukang pijat, beliau biasa memijat ibu hamil, melalui tangannya beliau bisa tau usia berapa kandungan ku.
Pagi harinya aku di antar Bibi ku ke sebuah Klinik untuk membuktikan kebenaran tentang kehamilan ku.
Setelah mengetahui hasilnya bibi ku hanya diam, dan segera mengajak ku pulang.
"Duduk Seira, aku akan memanggilkan semua keluarga, untuk melihat hasil pemeriksaan mu.
Jantung ku terus berdenyut kencang, aku merasa sangat takut, mulai gelisah. Aku benar benar pasrah akan keadaan ini. Ya Allah selamatkan aku , teriak ku dalam hati.
Satu jam kemudian semua keluarga berkumpul di ruang tamu kediaman Paman Reza.
"Ini hasilnya." Bibi Farah lalu menyerahkan hasil pemeriksaannya, membuat semua yang membaca kaget, namun masi berusaha untuk tenang.
"Seira jujurlah , siapa ayah dari bayi yang kamu kandung. " Tanya Paman Tomy, seraya menatap ku dengan tatapan tajam.
Aku sangat takut untuk menjawab , aku menangis sejadi jadinya.
"Seira berhenti lah menangis, beritahu kami siapa laki laki itu."
Pertanyaan itu keluar dari mulut wanita tua yang membesarkan ku.
Aku tidak sanggup menjawabnya. Aku sangat takut, dan masi terus menangis menundukkan wajah ku .
"Seira !!!. Ini ketiga kalinya, jawablah dengan jujur , biar semua tenang, kita akan cari solusi bersama setelah ini, jangan takut."
Perkataan itu keluar dari mulut paman Reza yang berusaha menahan emosinya.
"Dika." Jawab ku sambil terus menunduk.
"Dika siapa ?." Tanya bibi ku lagi.
"Dika adik ku."
Semua yang mendengar jawaban itu bak di sambar petir, bagai terhantam bongkahan batu, sungguh ini adalah pukulan terbesar bagi semua yang hadir saat itu.
Kedua paman ku terus bertanya dan jawaban ku masi sama.
Aku melihat wanita tua yang membesarkan ku menangis sejadi jadinya.
"Kenapa kau sangat bodoh Seira , kenapa kau menuruti keinginannya, kenapa baru sekarang kau ingin pergi, kenapa tidak lakukan sejak awal, kenapa aku membesarkan perempuan bodok seperti mu. Apa kau tidak berpikir akan jadi apa semua ini nantinya. Ya Allah semua akan kacau Seira, semua akan berantakan."
Nenek ku terus meratapi kebodohan ku. Ya aku akui aku memang bodoh, kenapa tidak dari dulu aku pergi, jika dulu aku mendengarkan Maira. Aku pasti tidak akan seperti ini. Semuanya suda hancur, aku tidak tau apa yang harus ku perbuat , aku hanya pasrah. Menunggu kedua paman ku menyelesaikan masalah ini.
"Kau lihat Maira ?, kalian sama sama aku besarkan dengan kasih sayang. Dengan keringat yang mengalir di sekujur tubuhku, aku menghasilkan uang untuk membesar kan kalian. Seharusnya kau belajar dari Maira. Itu lah alasan mengapa Maira selalu cerewet dengan mu. Aku selalu berharap kau hidup dengan bahagia, bahkan lebih dari yang Maira dapatkan. Agar setimpal dengan apa yang menimpa mu sejak kau lahir ke dunia. Aku hanya ingin melihat kau dan Maira bahagia di hari tua ku ini."
Sambil menangis Nenek ku terus berbicara menasihati ku, semua suda terlambat, aku menyesalinya. Aku terus menangis meratapi kebodohan ku, bagaimana dengan nasib anak ku nanti.
"Seira coba saja jika waktu itu kau tetap tinggal di kampung, pasti semuanya tidak akan seperti ini, aku menangisi nasib mu yang malang ini."
Bibi ku hanya menyaksikan itu dari ruang makan, sambil duduk di bersandar di dinding, dan terus memijat pelipisnya. Pening yang ia rasakan.
"Seira Masuk lah ke kamar. Istrahat lah, tenangkan pikiran mu."
Aku langsung mematuhi perintah Nenek ku.
Pikiran ku kosong , aku tak tau harus berbuat apa, semuanya hancur berantakan tanpa bisa aku perbaiki kembali.
Tiba tiba saja terdengar keributan di ruang tamu, Berbagai macam cacian dan kata kata kasar yang di lontarkan ibu angkat ku.
"Siapa yang menghamili anak sialan itu ?." Tanya Bu Aini penuh selidik pada kedua adiknya.
Tidak tau harus menjawab apa semua akan hancur. Kedua laki laki itu hanya menunduk sambil memegangi jidatnya.
Seperti apa kemarahannya jik tau yang menghamili Seira adalah putranya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ulfa Zahra
Hay Thor aku hadir di sini
tetap saling mendukung
2021-09-20
0
bo boy
thor
2021-09-20
0
nadia tul
auuuuuu
2021-09-18
0