"Iya? Ada apa kecil?"
Gabriela yang menjawab secara sembrono dan membuat marah kapten itu karena cara bicara Gabriela yang menurut nya sangat kurang ajar.
"KURANG AJAR KAU. BERANI-BERANINYA BERBICARA SEPERTI ITU DI HADAPAN TUAN PUTRI, DASAR MAID RENDAH" teriakan kapten itu sangat besar. Hingga memancing kemarahan Huniela.
"DASAR MANUSIA RENDAH, BERANI NYA KALIAN BERTERIAK SEPERTI ITU KETIKA MASTER KU SEDANG TIDUR" Teriakan Huniela bisa terdengar di seluruh hutan. Bahkan aura intimidasi keluar meluap-luap hingga menjadi tidak terkendali kan.
*Swoshhh
Semua aura intimidasi Huniela menyebar ke seluruh hutan dengan cepat bahkan monster kecil dan besar semua jatuh pingsan/mati.
Dengan aura Huniela juga beberapa prajurit jatuh pingsan dan juga membuat Tuan Putri tersebut menjadi terengah-engah jatuh melutut di tanah hingga membuat sebuah jimat pelindung aktif secara sendiri nya. Karena jimat pelindung itu Tuan Putri itu terlindungi oleh cahaya yang hangat dan menenangkan. Sedangkan untuk kapten yang berteriak tadi menjadi ikutan lemas dan tak berdaya.
'Waduh... Kembali emosi lamanya, yah... Saya juga salah sih berbicara seperti itu kepada majikan dari paman itu dan membuatnya menjadi marah. Tapi ini menyenangkan juga melihat dia marah.' pikir Gabriela yang senang karena melihat Huniela tengah marah besar.
"Sudahlah. Hentikan hal itu, jika kau terus seperti itu malahan akan membuat Tuan bangun dari tidurnya. Karena aura yang kau keluarkan." Ucap Gabriela yang sedang menenangkan Huniela yang tengah marah. Karena takut Aizo terbangun.
Hal tersebut menjadi efektif, Huniela mulai tenang dan semua aura nya di tarik kembali dan menghilang.
Gabriela yang melihat itu menjadi tenang dan mengecek keadaan dari orang-orang tadi.
Yang awal dari beberapa prajurit pingsan menjadi seluruh prajurit pingsan hingga menyisakan kapten dan Tuan Putri.
Gabriela yang melihat Tuan Putri menjadi tersenyum kecil. Karena yang dia lihat sebuah cahaya menyelimuti Tuan Putri itu.
'Ternyata dia memiliki harta yang sangat berharga' pikir Gabriela ketika melihat sebuah harta berharga di yang melindungi Tuan Putri itu. Mata nya menjadi berbinar dan tersenyum kecil.
"Maafkan soal teman saya, gadis kecil dan juga apakah kau baik-baik saja, tidak ada yang sakit atau gimana ?" Ucap Gabriela yang mencemaskan keadaan Tuan Putri itu.
Gabriela yang meminta maaf atas perbuatan nya sambil menanyakan keadaan dari Tuan Putri itu.
"Saya baik-baik saja, walaupun sempat kaget" ucap Tuan Putri dengan nada khawatir dan sedikit takut.
"Begitu yah. Dan untuk paman itu bagaimana keadaan nya?" Ucap Gabriela dengan nada santai dan mengalihkan pandangannya ke kapten itu untuk menanyakan keadaan nya.
"Saya juga tidak apa-apa, hanya susah bernafas saja" ucap kapten dengan nada khawatir dan takut.
"Paman sih, berteriak seperti itu ketika Tuan saya sedang tertidur, mungkin jika Tuan saya terbangun kalian semua yang berada di sini tidak akan bisa melihat hari esok." Ucap Gabriela dengan nada mengancam bahkan senyum mengancam nya bisa terlihat oleh mereka berdua.
Mereka berdua yang melihat senyuman dari Gabriela menjadi ketakutan. Mereka juga tidak berani menjawab provokasi yang di berikan oleh Gabriela. Mereka hanya menunduk dengan raut wajah cemas.
"Ma. Ma. Untuk sekarang sebaiknya kita membangun prajurit-prajurit yang pingsan dan membagi hasil pertarungan" ucap Gabriela dengan nada santai dan senyum polosnya.
Gabriela juga sempat mencari keberadaan Huniela. Butuh beberapa detik dia sudah melihat kalau Huniela sudah menjauh dari sana.
"Baiklah" ucap gadis itu dengan santai sambil bersiap-siap untuk membantu tetapi dia di cegah oleh kapten itu.
"Serahkan pada saya, Tuan Putri" ucap kapten itu dengan tegas karena tidak ingin Tuan nya turun tangan untuk membantu.
Gabriela serta kapten itu mengumpulkan para bawahan yang sedang pingsan dan membaris mereka karena ini merupakan permintaan dari Gabriela.
Gabriela pun melangkah dan berdiri di hadapan prajurit yang sedang pingsan. Dia memusatkan aura di tubuh lalu melapalkan sebuah mantra sihir.
[ Area Heal ].
Sebuah lingkaran sihir yang besar dan cahaya putih keemasan muncul dan terserap ke tubuh para prajurit yang pingsan bahkan cahaya itu juga terserap ke tubuh kapten dan Tuan Putri.
Beberapa prajurit mulai mendapatkan kembali kesadaran mereka satu persatu.
"Untuk hal sebelum terima kasih sudah menolong kami dan juga maafkan kami sudah membuat kesal teman mu" ucap Tuan Putri dengan nada sopan dan lemah lembut.
"Tidak-tidak. Harus nya kami yang meminta maaf" ucap Gabriela dengan santai nya sembari minta maaf atas perlakuan Huniela tadi.
Gabriela juga yang merasakan perasaan yang tidak enak karena mereka dulu meminta maaf padahal yang salah adalah kami.
"Ah. Ngomong-ngomong untuk sampai ke kota harus jalan ke mana?" Ucap Gabriela dengan santai. Dan mengalihkan topik pembicaraan sebelum nya dengan yang baru.
"Jika ingin ke kota kenapa tidak ikut bersama dengan kami, sekalian saya akan memberikan hadiah atas penyelamatan yang kalian lakukan sebelumnya." ucap Tuan Putri dengan sopan.
"Baiklah. Jika hal ini tidak merepotkan anda. Maka kami akan ikuti ke kota bersama" ucap Gabriela dengan nada sopan dan lemah lembut.
Gabriela juga melihat ke belakang, untuk memanggil Huniela yang masih menjauh.
"Huniela. Kesini. Jika dapat tumpangan untuk sampai ke kota. Dengan ini kita bisa dengan cepat sampai dan juga kita bisa membiarkan Tuan tidur di kasur penginapan" teriak Gabriela karena Huniela berada cukup jauh dari diri nya.
Gabriela tidak tahu kalau di penginapan mereka harus bayar. Karena Gabriela dan Huniela sangat minimum dengan pengetahuan manusia.
Huniela perlahan berjalan menuju ke arah Gabriela lalu berhenti untuk bertanya.
"Apa maksud mu untuk ikut bersama para manusia itu ?!. Karena mereka semua tadi bisa membuat Master bangun" ucap Huniela dengan nada menolak yang di ikuti nada kesal nya.
"Sudahlah. Sudahlah. Ikut saja dengan mereka dengan ini kita bisa sampai dengan cepat dan bisa menyewa di sebuah penginapan untuk membiarkan Tuan tidur" Ucap dengan santai sambil memegang salah tangan Huniela dan menarik menuju ke arah kereta kuda.
Ketika Gabriela dan Huniela berjalan, mereka di ikuti oleh Tuan Putri serta kapten itu dari samping.
Dan ketika di depan kereta kuda sudah ada prajurit yang menyambut Tuan Putri untuk membantu menaiki kereta kuda.
Ketika Gabriela melihat sekitar banyak yang masih takut dengan Huniela. Gabriela hanya bisa menghela nafas nya saja.
Kemudian di depan pintu kereta Gabriela menyuruh Huniela untuk masuk setelah dirinya dan Gabriela juga sedikit membantu Huniela untuk menaiki kereta kuda.
Ketika di kereta, Huniela membaringkan tubuh Aizo di salah satu kursi dan Huniela juga memberikan bantalan paha untuk Aizo supaya nyaman tidur nya. Kami juga duduk di kursi yang lain. Karena kursi yang di gunakan cukup nyaman dan juga panjang.
Huniela selalu tersenyum tiap melihat wajah Tuan, bahkan dia sekali-kali menyentuh wajah tidur dari Aizo. Bahkan suara tertawa kecil bisa terdengar oleh mereka berdua.
Gabriela dan Tuan Putri hanya memandang iri dengan apa yang di lakukan oleh Huniela. Karena mereka juga ingin bermain dengan wajah tampan dari Aizo.
Lalu Tuan Putri yang duduk di samping Gabriela menanyakan nama-nama mereka.
"Ngomong-ngomong, bolehkah saya tahu nama dari anda semua?" Ucap Tuan Putri dengan nada penasaran. Karena mereka belum sempat berkenalan.
"Nama saya Gabriela. Dan untuk dia adalah Huniela. Serta untuk yang sedang tertidur itu adalah Tuan kami berdua dan untuk namanya kami belum mengetahui nya karena baru hari ini kami di pekerjakan oleh seseorang" ucap Gabriela dengan nada santai sambil menunjuk ke arah Huniela dan Aizo nya.
Mendengar perkataan terakhir dari Gabriela. Tuan Putri menjadi tidak peduli karena dia tidak ingin mencampuri urusan mereka. Tapi di sisi lain Tuan Putri itu ingin mengetahui nama laki-laki tampan itu.
"Nama sedikit mirip dengan salah satu nama malaikat pengantar pesan dewa yaitu Gabriel." Ucap Tuan Putri dengan nada sedikit kaget. Setelah mendengar nama dari Gabriela sedikit mirip dengan nama malaikat yang di ketahui oleh Tuan Putri.
"Oh. Begitu. Aku memiliki seorang Kakak yang memiliki nama yang sama dengan nama malaikat itu yaitu Gabriel" ucap Gabriela dengan santai. Dia hanya memberitahukan kalau dia memiliki seorang Kakak tapi dia tidak memberitahu kalau Kakak adalah malaikat yang dia maksud.
Tuan Putri itu sedikit kaget dengan jawaban yang di jawab oleh Gabriela.
Lalu dia juga mulai memperkenal diri nya.
"Nama saya adalah Elira Rain Sacideus. Seorang Tuan Putri ke 4 dari kerajaan Sacideus" Ucap Elira dengan sopan. Karena dia tidak bisa memegang rok sambil memperkenalkan diri. Dia hanya menunduk sedikit kepala ketika melakukan perkenalan.
Mereka berdua yaitu Gabriela dan Elira menjadi akrab setelah melakukan percakapan.
Elira juga memberi tahu kepada Gabriela kalau dia sedang dalam perjalanan untuk berlibur ke rumah kakek nya dari keluarga ibu nya yaitu Duke Desfa Lokeis.
'Begitu, karena itulah dia berada situasi tadi untuk seorang Tuan Putri, jika tidak ada alasan yang menjanjikan dia tidak akan di perbolehkan untuk keluar dari istana kerajaan walaupun satu langkah sekalipun.' pikir Gabriela yang pada awal merasa aneh untuk seorang Tuan Putri meninggalkan kerajaan.
Mereka berdua terus ngobrol ringan dengan sebuah canda, sekali-kali mereka berdua melirik ke arah Huniela yang senang memandang wajah Aizo. Mereka berdua hanya bisa menahan perasaan cemburu yang dia rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
louise
skip bawahannya naif 😏
2021-08-15
1
Arsya Hanafi
Kurang Jelas Tempat Tinggak nya Di mana. Sip
2021-07-07
3