Setelah kejadian yang sangat besar yang menggemparkan seluruh semesta.
Mereka berdua mendatangi tempat Tuan/Aizo jatuh, mereka juga tidak melupakan menyembunyikan sayap dan halo di kepala mereka, dan membuat mereka terlihat seperti manusia biasa pada umumnya.
Mereka melihat tidak ada cedera sedikit pun tubuh Aizo. Disana hanya tertinggal sebuah cairan berwarna emas tepat di bawah tubuh Aizo.
Gabriela yang melihat cairan itu pun membuat nya menjadi penasaran dan menyentuh cairan tersebut, ternyata cairan itu seperti darah tetapi yang aneh hanyalah warna nya.
Ketika Gabriela melihat Huniela yaitu Fallen Angel Lord, mengangkat tubuh Aizo dengan hati-hati dan menggendong di punggung nya.
"Biarkan saya saja yang membawa tubuh Tuan" ucap Gabriela dengan nada santai. Karena dia ingin menggendong Aizo di punggung nya juga.
"Tidak perlu, kau cukup melindungi Master ketika aku tidak bisa melawan monster nanti, sekarang kita harus berkerja sama untuk melindungi dan melayani Master. Aku tidak ingin lagi hal seperti sebelum terulang lagi. Aku mohon, untuk kali ini aja kita harus melupakan keegoisan kita." Ucap Huniela dengan nada sopan dan memohon kepada Gabriela.
Huniela dengan memohon kepada Gabriela sambil menunduk kepalanya di depan Gabriela sambil menggendong Aizo di punggung nya.
'Benar. Kami berdua harus berkerja sama untuk menjadi pelindung Tuan. Saya juga baru kali ini melihat seorang Huniela yang di kenal akan kesombongan nya menunduk kepala nya. Saya yang melihat dia melakukan hal seperti itu menjadi tidak enak. Perasaan saya menjadi campur aduk.' pikir Gabriela karena sempat kaget melihat Huniela menunduk kepalanya.
"Baiklah. Untuk sekarang dan seterusnya kita akan melupakan permusuhan ras kita dan berkerja sama untuk kepentingan Tuan kita" ucap Gabriela dengan nada santai.
'Benar. Kami harus melupakan segala perselisihan kami yang dulu, dan membuka lembaran buku yang baru' pikir Gabriela karena dia juga harus berubah demi Tuan nya.
Mereka berjalan bersama dengan irama yang sama, sekali-kali Gabriela melihat wajah tidur Aizo.
Tetapi ketika Gabriela memperhatikan wajah tidur Aizo selalu ketahuan oleh Huniela.
"Gabriela, mengapa kau melihat wajah tidur Master seperti itu?" Tanya Huniela dengan nada heran. Dia dari tadi melihat Gabriela selalu melirik-lirik wajah tidur Master.
"Tidak, hanya saja. Saya merasa kalau Tuan menjadi semakin tampan dan keren dengan penampilan sekarang nya." Ucap Gabriela dengan nada tersipu.
"Begitukah. Benar juga yah." Ucap Huniela dengan nada setuju. Apa yang di katakan oleh Gabriela.
Untuk pertama kalinya mereka berdua memikirkan hal yang sama.
'Bagaimana tidak, sebelum nya wajah Tuan seperti wajah anak umuran 13 tahun dan itu cukup imut, memiliki rambut warna hitam dan mata hitam.
Sekarang penampilan Tuan berubah dratis, yang dari seperti anak kecil menjadi remaja umuran 17 yang tampan, dengan rambut putih yang tiba-tiba menjadi panjang dan mata silver.' pikir Gabriela dengan senyum anehnya.
Ketika pertama kali Gabriela melihat mata Aizo yang berwarna silver tersebut, benar-benar membuat terpesona bahkan dia jatuh cinta pandang pertama meskipun dia tidak menyadari nya sedikit pun
Mereka terus berjalan melalui hutan, dan selalu bertemu dengan monster kecil atau besar.
Tetapi semua nya selalu Gabriela bunuh, tidak perduli berapa banyak monster yang menyerang Gabriela selalu membunuh nya dan meletakkan mayat dari monster tersebut ke penyimpanan dimensi miliknya.
Huniela juga selalu mewaspadai sekitar, karena takut kalau akan ada monster yang menyelinap ketika Gabriela membunuh monster yang lain, hal tersebut membuat Gabriela tenang untuk meninggalkan Tuan ketika dia membunuh semua monster yang menyerang.
Mereka berjalan menelusuri hutan selama 1 jam dan tidak lama setelah itu, mereka mendengar sebuah suara pertarungan.
Gabriela ingin mendatangi suara arah pertarungan tersebut, tetapi Gabriela tidak tahu apakah Huniela akan ikut juga dengannya, jadi Gabriela menanyakan pertanyaan kepada Huniela.
"Seperti terdengar suara pertarungan jadi saya ingin ke sana untuk menolongnya tapi apakah kamu ingin ikut bersama saya ?" Ucap Gabriela dengan nada santai sambil melihat Huniela.
"Hmm... Baiklah, kita akan ke sana dan sekaligus mencari informasi mengenai kota atau desa" ucap Huniela dengan nada setuju dan mencari informasi yang di perlukan.
Mereka bergegas ke sana dengan berlari, karena tempat cukup jauh.
Tidak sampai 5 menit mereka sampai ke sana dan mereka melihat beberapa prajurit di serang oleh beberapa kawanan monster yang berbentuk seperti Orc. Seperti nya prajurit-prajurit itu seperti sangat ingin melindungi kereta kuda di belakang mereka. Perlahan-lahan prajurit-prajurit itu mulai kelelahan.
Gabriela yang melihat nya pun langsung melompat ke arah pertarungan tersebut dan meninggalkan Aizo dan Huniela di belakang.
Lompatan yang Gabriela lakukan membuat sebuah kawah walaupun tidak besar.
'hah... Gabriela itu langsung saja melompat tanpa peduli lompatan yang di buat' pikir Huniela dengan nada heran karena lompatan Gabriela membuat hal yang tidak di perlukan.
***
Di sebuah hutan rimbun dengan pohon yang besar dan di huni oleh monster dan hewan buas.
Sebuah kereta kuda di hadang sekelompok Orc
Para Orc mengepung kereta kuda itu bahkan prajurit yang mengawal kereta kuda itu kewalahan ketika ingin melindungi orang yang berada di dalam kereta kuda itu.
"Jaga tuan putri dengan nyawa kalian, jangan takut mati, kita sebagai ksatria tuan putri harus melindungi tuan putri. Dan kita bisa mati dengan terhormat untuk melindungi dan menyelesaikan tugas yang kita punya." Ucap kapten itu dengan nada semangat. Dia juga memberi semangat kepada bawahan.
Meski dia tahu kalau tidak mungkin bisa keluar dari situasi ini dia tetap memberikan dorong kepada pasukannya.
Banyak prajurit-prajurit yang terbunuh, bahkan sudah ada beberapa mayat yang termakan oleh Orc.
Bahkan mereka di remehkan oleh para Orc itu, seakan-akan mereka memiliki kecerdasan.
"Kalian, segeralah bawa tuan putri dari sini, aku akan membuka jalan untuk keluar dari kepungan ini." Ucap kapten dengan nada tegas menyuruh membawa Tuan pergi dari sini.
"Tetapi, kapten. Bagaimana dengan mu? Kami tidak akan meninggalkan mu di sini, kami akan membantu kapten dengan nyawa kami" Ucap salah satu prajurit yang mengkhawatirkan keadaan kapten dan prajurit lain jika mereka di tinggalkan. Meskipun prajurit itu keras kepala tetapi dia melakukan ini karena mengkhawatirkan rekan-rekannya.
"S*alan kau. Misi kita adalah untuk melindungi tuan putri. Jika tuan putri terbunuh maka sama saja misi kita gagal dan juga kita akan terbunuh semua, karena itu setidaknya ada beberapa orang yang selamat untuk melindungi tuan putri." Ucap kapten dengan nada keras kepada prajurit yang keras kepala itu.
Kapten itu menjadi marah dan membentak prajurit yang keras itu.
Dan beberapa prajurit menangis karena akan berpisah dengan kapten mereka untuk selamanya.
"Baiklah. Akan ku buka jalan untuk kalian dan membawa tuan putri lari dari sini." Ucap kapten itu.
"Yosh. Dalam hitungan ke tiga salah satu dari kalian akan mengendarai kereta kuda tuan putri dan melarikan diri bersama beberapa prajurit yang lain." Di lanjutin oleh kapten itu. Dengan menyuruh prajurit nya untuk menjalankan kereta kuda.
1
2
Ketika hendak di hitungan ketiga terdengar suara ledakan di dekat mereka dan kabut pasir menutupi daerah tempat ledakan itu.
Dan seorang wanita berpakaian pelayan berdiri dengan anggun dan kecantikan surgawi nya juga bisa memikat prajurit yang melihatnya.
***
Ketika sampai di tempat kejadian, kabut pasir menghalangi pandangan wanita itu, tanah tempat wanita itu berdiri juga menjadi hancur dan membentuk kawah kecil.
Seorang wanita berdiri dengan di tutupi oleh kabut pasir, ketika dia mengangkat tangan, dia melibas semua kabut pasir itu untuk menjauh dari pandangan nya. Ketika kabut pasir itu pergi menjauh bisa terlihat oleh para prajurit dan monster. Seorang wanita cantik dengan rambut pirang serta pakaian pelayan nya. Dia adalah Gabriela seorang Seraphim Angel.
Para monster Orc mulai beralih melihat Gabriela yang membuat keributan tersebut, bahkan prajurit-prajurit itu pun melihat Gabriela dengan mata terkejut dan di ikuti dengan wajah memerah mereka.
Ketika pandangan monster Orc tersebut mengarah ke arah Gabriela, Gabriela dengan cepat memberikan serangan ringan ke monster Orc yang kelihatan kuat dan para monster Orc yang kena serangan ringan dari Gabriela menjadi hancur. Para monster Orc hancur setelah terkena satu serangan ringan dari Gabriela.
Hanya meninggalkan beberapa Orc lemah kepada prajurit itu, karena mereka kekurangan jumlah, Gabriela membantu membunuh mereka untuk meringankan prajurit itu.
Melihat serangan Gabriela membuat prajurit-prajurit yang mana kelelahan menjadi semangat, bahkan kapten mereka memberikan dorong untuk yang lainnya.
"KITA MASIH MEMILIKI KESEMPATAN UNTUK MELINDUNGI TUAN PUTRI JADI MANA SEMANGAT KALIAN!!!" Teriak kapten itu dengan nada semangat dan tegas. Dan teriakan kapten itu pun di ikuti oleh bawahan yang lainnya.
Karena hal tersebut membuat prajurit-prajurit tersebut menjadi pecah dan semangat mereka memuncak.
Gabriela melihat hal tersebut secara sekilas menjadi tersenyum. Senyum yang di tunjukkan sangat indah tapi sayang tidak satu pun yang melihatnya.
Gabriela juga menjadi sedikit semangat sembari terus menyerang monster Orc yang tersisa dengan satu pukulan, bahkan prajurit-prajurit yang lain terus menyerang Orc yang terdekat dengan mereka dengan berkelompokan 2-3 orang. Meskipun ini tidak adil bagi para monster Orc, tapi jika ingin mereka tetap hidup mereka harus melakukan hal yang tidak adil bagi musuhnya.
Tidak lama kemudian, pertarungan tersebut berakhir dengan kemenangan Gabriela dan para prajurit itu.
Dari kejauhan juga Gabriela bisa melihat Huniela dengan Tuan yang masih tertidur di punggung Huniela berjalan mendekati Gabriela secara perlahan.
"Terima kasih sudah membantu kami membunuh kelompok Orc itu" ucap kapten itu dengan nada syukur. Karena mereka bisa dapatkan pertolongan dari Gabriela.
Gabriela yang mendengarkan sebuah ucapan terimakasih dari belakang dan menoleh.
Di sana seorang pria botak dengan zirah yang lengkap dan meninggalkan helm yang tidak ada. Penampilan pria itu sekitaran umuran 35 tahun dengan tubuh yang besar dan kekar.
"Ah. Tidak apa-apa, hal itu tidak terlalu besar, kita sebagai makhluk hidup harus saling menolong" ucap Gabriela dengan nada santai dan tidak peduli.
Huniela pun menghampiri Gabriela bersamaan dengan Tuan yang berada di punggung nya.
"Seperti kau bersenang-senang dengan para monster lemah ini" ucap Huniela dengan nada iri nya. Karena dia tidak bisa mendapatkan panggung untuk dirinya sendiri.
Huniela menunjukan dengan cara menendang-nendang tubuh Orc yang telah mati.
"Kalau begitu kenapa tidak kamu serahkan Tuan biarkan saya yang membawa nya dan kamu yang membunuh monster yang menyerang." Ucap Gabriela dengan nada semangat. Untuk menggendong Tuan di punggungnya.
"Tidak. Terima kasih, melakukan hal ini lebih menyenangkan dari membunuh monster kecil seperti ini" Ucap Huniela dengan nada bangga nya. Karena pikir Huniela, Gabriela iri dengan Huniela yang dari awal membawa Master.
Gabriela yang meninggalkan manusia yang sebelumnya berbicara dengan Gabriela dan masuk ke pembicaraan menyenangkan dengan Huniela menyangkut Tuannya.
"Ano.. apa kalian mendengarkan saya" Ucap seorang gadis kecil.
Lalu seorang gadis umuran 15 mulai mengajak bicara kepada Gabriela, kapten yang berbicara dengan Gabriela tadi berlutut dihadapan gadis ini, bahkan para prajurit-prajurit juga berlutut.
Penampilan gadis itu cantik dan imut dengan gaun gothic warna biru muda dia juga memiliki rambut warna pirang.
"Iya? Ada apa, gadis kecil?" Ucap Gabriela dengan nada santai dan tidak peduli.
Gabriela yang menjawab secara sembrono dan membuat marah kapten itu karena Gabriela tidak hormat.
"KURANG AJAR KAU. BERANI-BERANINYA BERBICARA SEPERTI ITU DI HADAPAN TUAN PUTRI, DASAR MAID RENDAH!!!" teriakan kapten itu bisa terdengar sangat besar. Hingga memancing kemarahan dari Huniela.
"DASAR MANUSIA RENDAH, BERANI NYA KALIAN BERTERIAK SEPERTI ITU KETIKA MASTER KU SEDANG TIDUR!!!" Teriakan Huniela bisa dengar di seluruh hutan. Bahkan ketika dia berteriak aura intimidasi nya keluar meluap-luap hingga menjadi tidak terkendali kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments