Merekapun melanjutkan makan tanpa menyadari ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan hampa.
" Saat aku mencoba menghindar, kalian terus saja ada di sekitarku, bahkan mau pindah saja kalian sampai membawaku hanya untuk dijadikan pembantu. Bulan madu..... aku bahkan tak pernah merasakannya denganmu yang akan melaksanakan bulan madu pertama kali dengan istri keduamu." Batin Sandra tersenyum miris.
3 hari kemudian...
Saat ini mereka telah pindah ke rumah baru, rumah yang sangat megah dan mewah, sangat jauh berbeda di bandingkan dengan rumah sebelumnya.
Rumah dengan area taman yang luas, dengan air mancur yang menghiasinya. Rumah dengan jendela jendela besar terpampang.
Abimanyu dan Anita berjalan lebih dulu dengan bergandengan mesra. Sedangkan Sandra menjadi pelayan dengan membawakan semua barang barang mereka. Bahkan sopirnya pun tak boleh membantu. Mereka mengatakan pada sopir itu, bahwa Sandra adalah pembantu mereka.
Abi dan Anita masuk ke dalam kamar yang berada di lantai atas masih di ikuti Sandra.
" Kau boleh keluar, kamarmu ada di samping kanan dapur, setelah itu masaklah untuk makan malam." Ucap Abi pada Sandra setelah selesai berciuman dengan Anita.
" Iya." Jawabnya kemudian berbalik.
" Dan ya...." Ucap Abi membuat Sandra berbalik.
" Mulai sekarang panggil aku tuan dan Anita nyonya, kau adalah pelayanku dan kami adalah majikanmu. Kau mengerti." Lanjutnya.
" Baik tuan , nyonya saya permisi." Ujar Sandra berusaha menahan air matanya. Kemudian menuju kamar yang bisa ia pastikan adalah kamar pembantu.
Setelah menata baju bajunya ke dalam lemari, Sandra menuju dapur dan memulai acara memasak nya.
Sandra telah menata makanan di atas meja , ia pergi ke kamar atas untuk memanggil suami yang sudah menjadi majikannya.
Tok
Tok
Tok
" Tuan , nyonya makan malam sudah siap." Serunya.
" Kami akan turun." Terdengar jawaban dari dalam dan itu adalah Anita.
Sandra turun menuju dapur untuk mencuci peralatan masaknya.
Abi dan Anita turun dan langsung duduk di meja makan, mereka menikmati makan dengan hening.
" Kau bisa makan, kami sudah selesai. Kau tenang saja makanannya masih banyak, kami berbaik hati padamu dengan memberimu makanan sebanyak ini." Seru Anita pada Sandra yang sedang duduk di dapur.
Abi yang mendengar ucapan Anita akhirnya ingat kalau ada istrinya yang lain yang belum makan. Pantas saja sedari tadi ia merasa ada yang kurang.
" Terima kasih nyonya." Ucap Sandra yang sudah mendekat dengan menunduk berusaha menahan air mata yang sedari tadi selalu ingin keluar.
Sedangkan Abi hanya diam melihat Sandra yang menunduk, ia tau Sandra berusaha menahan air mata.
Abi dan Anita masuk kembali ke dalam kamar , sedangkan Sandra memakan makanan yang masih tersisa kemudian mencuci peralatan makan.
Sandar pun masuk ke kamarnya.
" Ya Tuhan, sampai kapan aku bisa bertahan dengan sikap suamiku , ingin rasanya aku pulang pada ayah dan ibu, aku sudah tidak kuat. Tapi jika aku pulang, aku akan membuat mereka malu pada tetangga karena anaknya pulang karena menjanda." Batin Sandra dengan duduk memeluk kedua lututnya.
" Hiks...hiks..., apa yang harus aku lakukan." Gumamnya kemudian tertidur dengan posisi seperti itu.
___
" Maaf tuan, apa saya masih boleh bekerja di restoran.?" Tanyanya pada Abi yang tengah menikmati sarapan bersama Anita.
" Terserah, yang penting pekerjaanmu di rumah jangan sampai kau lupakan."
" Tentu tuan, terima kasih." Ujar Sandra tersenyum.
" Sayang aku mau shoping." Ucap Anita menengadahkan telapak tangannya.
Abi merogoh saku dalam jasnya.
" Ini, belanjalah sepuasnya."
" Terima kasih, kau yang terbaik." Ucap Anita kemudian memeluk Abi. Mereka akhirnya berciuman, saling ******* beberapa saat dan lagi lagi Sandra harus melihat semua itu.
" Kenapa hati ini masih terus sakit melihat semua ini, ya Tuhan, hilangkan lah rasa cintaku pada suamiku, sehingga aku tak perlu merasakan sakit ini." Batin Sandra.
" Baiklah, ayo berangkat bersama." Ucap Abi.
Merekapun berlalu dari sana, Sandra membereskan meja makan.
Sandra menaiki motor maticnya, kemarin saat pindah memang Sandra naik motor sedangkan mereka naik mobil.
" Sandra, kenapa matamu bengkak , apa kau habis menangis." Tanya Seno saat mendatangi ruangan Sandra.
" Tidak pak, saya tadi kelilipan, terus saya menggosoknya terlalu kasar, jadi bengkak deh." Balas Sandra.
" Sudah ku katakan berapa kali, kau bisa panggil aku Seno saat hanya kita berdua."
" Ah i...iya Seno."
" Beni." Panggilnya pada sekretarisnya yang sedang berdiri di samping kursinya.
" Kau pesan kan aku makanan di restoran x di seberang dan minta managernya yang mengantarnya langsung, jika tidak restoran itu akan bubar."
" Baik tuan." Jawab Beni kemudian keluar dari ruangan bosnya.
" Kenapa aku ingin sekali melihatnya." Batin Abi.
Tak berapa lama pintu di ketuk, ia yakin itu adalah orang yang ia tunggu.
" Masuk."Ucapnya pura pura fokus dengan berkasnya.
" Tuan , ini pesanannya." Ucap Sandra.
" Saya permisi." Kemudian membalikkan badannya.
" Siapa yang menyuruhmu pergi." Ucap Abi menghentikan langkah Sandra.
" M...maksud tuan.?" Tanya Sandra terbata.
" Temani ku makan."
" T...tapi..."
" Tidak ada kata tapi, kecuali kau ingin aku hancurkan restoran itu." Tegasnya menatap Sandra tajam.
" Duduk di sana.!" Lanjutnya menyuruh Sandra duduk di kursi seberang mejanya.
" B...baik." Sandra pun menurut, karena tidak ada yang bisa di lakukan nya selain itu.
" Kau suapi aku."
" T.. tapi..."
" Ku bilang tidak ada tapi tapian atau..."
Sandra yang tau apa maksudnya segera mengambil pring dan menyodorkan sesendok nasi pada Abi.
" Bagus." Ucap Abi tersenyum puas.
Ceklek.
pintu terbuka...
" Tuan ini minumnya." Ucap Beni mambawa segelas air putih.
" Taruh." Ucap Abi menunju meja dengan dagunya.
" Kau boleh keluar." Lanjutnya setelah Beni menaruh gelas itu.
" Kau minum." Ucapnya pada Sandra menunjuk minum yang tadi di bawa Beni.
" Ini tuan." Sandra menyodorkan gelas itu pada Abi.
" Apa aku meminta minum, aku memintamu meminumnya bukan meminumkan nya pada ku." Teriaknya.
" Ha.." Ucap Sandra terbengong.
" Ha apa kau mau restoran itu...."
Tanpa menunggu Abi melanjutkan perkataannya, Sandra langsung meneguk habis minuman itu.
" Bagus." Batin Abimanyu.
Tanpa Sandra ketahui, Abi telah menambah minuman itu dengan obat perangsang. Abi tidak mengerti kenapa ia harus melakukan itu, padahal Sandra akan memberikan haknya jika ia memintanya.
"Kenapa.?" Abi pura pura bertanya melihat Sandra mulai kepanasan.
" Kenapa tiba tiba panas ya tuan." Ujar Sandra dengan mengibas Ibas kan tangan nya.
" Benarkah?" Tanya Abi masih berpura pura.
" Aku tidak tuh." Lanjutnya.
Abi mendekati Sandra , ia mengecup tengkuk Sandra . Sandra tidak menolak, karena dia sudah di kuasai obat perangsang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wati_esha
Sandra ... bisakah kau segera sadar?
2024-01-28
0
Wati_esha
Abimanyu, ternyata rendahan mentalnya.
2024-01-28
0
Wati_esha
😲😲😲😲😲😲😲🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2024-01-28
0