" Mas persediaaan bahan makanan di rumah sudah habis, aku mau pergi ke pasar. Apa mas butuh sesuatu.?" Tanya Sandra pada Abi yang tengah bermain ponsel. Karena ini hari minggu, jadi mereka tidak bekerja.
" Tidak." Jawab Abi singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
" Baiklah aku pergi dulu." Pamit Sandra kemudian meraih tangan Abi dan menciumnya.
Sandra pun keluar untuk membeli apa yang di perlukan. Sandra memakai helm kemudian menaiki motor matic yang selalu setia mengantarnya saat bekerja.
Sedangkan Abi mempunyai motor yang sudah terlihat sangat lusuh. Tempat kerja mereka memang bersebrangan, namun Abi tak pernah mau berangkat bersama, entah apa alasannya,.Sandra pun tak tau.
" Saya mau telor sekilo, tempe, tahu, kobis, cabe, sama ikannya 2 kilo, Tolong di hitung itu." Ucap Sandra pada penjual.
" Semuanya 190 ribu neng." Ucap pak penjual setelah menghitung belanjaan yang Sandra sebut tadi.
" Ini pak uangnya." Ujar Sandra menyodorkan dua lembar uang berwarna merah padanya.
" Ini neng kembaliannya." Ucapnya memberikan 2 lembar uang lima ribuan.
" Eh gak usah, buat bapak aja ya." Ucap Sandra tersenyum.
" Tapi neng..."
" Udah gak papa."Potong Sandra saat pak penjual membantah.
" Terima kasih ya neng."
" Sama sama pak."
Sandra pun pulang dan melihat ruang tamu yang kosong, pasti suaminya itu sedang pergi. Sandra tau karena itulah yang di lakukan Abi saat sedang libur, ia akan pergi bersama teman temannya layaknya anak ABG.
Sandra mulai melakukan rutinitas nya setiap hari yaitu membersihkan rumah, meskipun rumah mereka sederhana, tapi bersih itu indah bukan.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam saat Abi membuka pintu rumah. Sandra yang memang menunggu suaminya pun menghampiri dan mencium tangannya.
" Mas ayo makan malam, sudah buatkan." Ajak Sandra menyentuh lengan bagian atas Abi
" Aku sudah kenyang." Jawab Abi kemudian melangkah menuju kamar.
" Sampai kapan kamu bersikap seperti ini mas, jika kita memang belum di beri keturunan itu bukan salahku, tapi memang Tuhan belum berkenan memberikan." Batin Sandra menatap punggung suaminya dengan menahan sesak di dada akan perlakuan Abi yang sudah berubah.
Dulu dia begitu lembut padanya, memperlakukan nya layaknya anak kecil, bahkan tak jarang dia dengan suka rela memasak untuk Sandra, dia selalu menghadapi kemarahan Sandra dengan canda tawa, sehingga Sandra melupakan rasa marahnya.
Sebenarnya Sandra marah untuk hal yang sepele, seperti Abi makan diluar saat Sandra sudah masak, Abi tidak mengabari jika akan pulang telat, dia memang security yang harus siap 24 jam, tapi perusahannya cukup baik memberikan jatah shift sehingga dia sudah pulang jika pukul 6 sore.
walaupun terkadang Abi pulang telat atau bahkan tak pulang sama sekali karena teman ganti shift nya tidak berangkat, jadi ia harus menggantikannya, itulah yang ia katakan pada Sandra.
Sandra akhirnya makan tanpa suaminya, Sandra hanya dapat makan sedikit karena sudah tidak selera.
Sandra masuk ke kamar di mana Abi sudah tertidur membelakanginya. Iapun mengambil baju tidur dari lemari dan segera masuk ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Ia membaringkan tubuhnya di samping Abi yang sudah terpejam.
Namun saat aku baru mulai memejam kan matanya, tiba tiba ada tangan yang meraih pinggang nya dari belakang.
" Apa kau lupa melayani suamimu ini." Bisik Abi di telinganya membuat Sandra merinding.
" Maaf".Ucapnya tertunduk.
Mereka pun kembali melakukan hubungan suami istri hanya agar Sandra bisa segera mengandung.
Pagi harinya seperti biasa Sandra bangun lebih awal, setelah mandi iapun menuju dapur dan memulai berkutat dengan peralatan dapur favoritnya.
Sandra mulai menggoreng tempe, dan membuat sayur sup. Hanya itu yang ia masak, ia kemarin memang banyak belanja, tapi untuk setidaknya satu minggu.
Mereka harus berhemat, bukan apa apa, Sandra sudah menggunakan banyak uang dari gajinya untuk berobat agar segera mengandung, meski hingga saat ini mereka belum di karuniai keturunan di usianya yang ke 27 tahun dan Abi 32 tahun.
Setelah selesai menata makanan di meja makan, Sandra berjalan menuju kamar untuk memanggilnya makan.
Ceklek
" Mas, makanan sudah siap." Ucapnya pada Abi yang sudah siap dengan seragam putih dan biru gelapnya.
" Iya." Jawab Abi kemudian berjalan melewati Sandra keluar dari kamar, iapun mengikuti Abi menuju ruang makan.
" Mas, apa mas ada uang.?" Tanya nya pelan di sela makan mereka.
" Memangnya kenapa.?" Tanya Abi balik.
" Sudah dua bulan kita belum bayar listrik, kalau sampai kita menunggak untuk yang ke tiga bulan, maka listrik akan di padam kan." Jawab Sandra berusaha menelan makanan dengan susah payah.
" Apa gajimu sebagai manager di restoran terkenal tidak cukup, kau kan tau gajiku menjadi security tak sebesar gajimu." Ucap Abi masih mengunyah makanan nya santai.
" Maaf mas, aku sudah menggunakan gajiku untuk melakukan pengobatan untuk kesuburan."Jawab Sandra tertunduk.
" Untuk apa, sudah berulang kali kau berobat, tapi tidak ada perubahan. Kau hanya buang buang uang sampai kita telat bayar listrik." Ucap Abi kemudian beranjak.dari kursinya.
" Tapi aku sedang berusaha, aku yakin suatu saat akan membuahkan hasil."Ucapnya berdiri menyusul suaminya dan meraih telapak tangan Abi.
" Aku sudah terlambat, untuk bayar listrik, kau jual saja perhiasan yang sempat kau beli itu." Ucap Abi menghempaskan tangan Sandra dan keluar dari rumah menaiki motornya.
"Apa kau tidak punya uang sama sekali, apa aku harus menjual perhiasan darimu itu. " Batin Sandra kemudian bersiap karena ia juga harus bekerja.
Sandra mengambil cincin kawinnya dengan Abi, mungkin ini jalan satu satunya dari pada harus tidur dalam kegelapan.
Ia menaruh cincin itu di tas tangan kecil yang selalu ia bawa kemana mana. Sandra akan menjualnya setelah pulang dari bekerja.
Sandra menuju restoran x tempatnya bekerja, ia sudah bekerja selama delapan tahun, tiga tahun sebelum ia menikah dengan suaminya Abi. Itu sebabnya ia cukup akrab dengan pak Seno pemilik restoran itu, pak Seno mulai memperkerjakan Sandra sebagai manager sejak empat tahun lalu, setahun setelah ia menikah.
Sandta memakirkan motornya di parkiran khusus pegawai.
Ia pun masuk, terlihat sudah ada pelayan yang sedang membersihkan meja sebelum para pelanggan datang.
" Pagi bu." Sapa Intan salah satu dari mereka.
" Pagi." Jawabnya tersenyum dengan mengangguk pada Intan.
Begitupun para pelayan lainnya menyapa nya hingga ia sampai di ruangannya.
Sandra mulai memeriksa data pemasukan dan pengeluaran, terlihat keuntungan yang cukup signifikan.
Waktu menunjukkan makan siang, pasti restoran akan mulai ramai.
Para pengunjung mulai berdatangan, kebanyakan pelanggan adalah pekerja kantoran , karena lokasi restoran memang bersebrangan dengan gedung Sanjaya Grup, salah satu perusahaan yang sudah tidak di ragukan lagi kesuksesannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wati_esha
Sandra begitu bersabar padanya. 😢
2024-01-28
0
Wati_esha
Abimanyu, bukan cari yang tulus, tapi cari yang mau susah sebab dia pelit.
2024-01-28
0
YK
anak orang kaya tapi pelit minta ampun. hidup nebeng bini, eh, masih juga kawin lagi. bener2 definisi beban keluarga nih...
2023-06-10
0