Menteri tak bermunculan sedari tadi hingga jam dinding ini pun sudah menunjukkan jam 10 pagi, cuaca begitu dingin beserta awan gelap pun tak ingin beranjak dari tempatnya padahal sudah hampir setengah harinya hujan deras ini menguyur desa kami.
Ya ini bisa dikatakan adalah akan mungkin adanya petaka yang ada terjadi sebab sebelumnya kejadian bini tak pernah terjadi di desa kami, desa kami ini selalu percaya dengan hal-hal mistis dan hal hal gaib lainnya dan kita sebagai warga selalu takut dengan adanya hal hal seperti itu.
Aku hanya bisa duduk memandangi kaca yang menebus pandangan keluar jendela, suasana diluar sepi dengan sesekali lewatnya kilat dan suara petir yang menyambar, entahlah sang pencipta murka atau memang ada malapetaka yang dikatakan para tertua dan beberapa sesepuh di desa ini. Di zaman sekarang masih ada yang percaya hal hal seperti ini sungguh ironis kehidupan masyarakat yang minim pengetahuan.
Ya mereka membicarakan diriku yang masih ada di desa ini sedangkan para gadis yang seusia ku satu generasi ku, mereka semua sudah hilang dan tak ada kabar lagi. Benar hanya ada diriku yang masih menetap di desa ini dan itupun adalah kekerasan hati serta kekuatan kasih sayang seorang ibu yang tak ingin melepaskan anaknya untuk berpisah.
"Nak ..., bukan maksud kami untuk mengusir mu dari desa kami," terdengar hembusan nafas berat dari salah satu sesepuh yang berbicara lalu melanjutkan lagi percakapannya yang terhenti "Lihatlah. Semua teman seusia mu mereka semua sudah menjalani takdir kehidupan mereka dengan bahagia serta tak berkekurangan, kami menyayangi mu seperti mereka juga para gadis gadis didesa ini. Semua seperti anak kami dan semua sama dimata kami serta kami ingin kalian semua bahagia."
Sesepuh kedua membuka suara "Kami sudah putuskan dan kami semua juga sudah mengatur yang terbaik untuk mu Nak, terima lah tawaran kali ini dan kami semua doakan kau bahagia dengan kehidupan baru mu!"
Aku diam dan hanya ada air mata yang terus mengalir, iya aku takut dan hanya bisa menunduk duduk sambil menautkan kedua jari tangan ku yang sangat dingin serta gemetaran. Aku di sidang dan aku di berikan banyak nasihat serta seakan akan mereka lah yang berkuasa atas kebahagiaan ku.
Setelah beberapa sesepuh berkata panjang lebar luas dan tinggi serta keliling dan lainnya kini tertua yang jabatannya paling tinggi akhirnya membuka suara.
"Jika kau tidak menerima kesepakatan kami, bisa bisa desa kami akan datang malapetaka serta badai kehancuran yang akan menghancurkan desa ini Nak. Pikirkan dengan baik dan kata kan pada kami jika kau siap maka semua akan baik baik saja. Ikuti adat dan tradisi ini karena ini yang terbaik dari zaman leluhur kami, TOLONG HARGAI DAN TAATI ... ."
Kalimatnya penuh penekanan dan tidak bisa di ganggu gugat, dan pada akhirnya aku setuju dengan semua keputusan sesepuh dan tertua. Tapi aku meminta waktu hingga esok harinya.
"Baiklah, berikan aku waktu hingga besok! aku akan memberikan jawaban." Rindu berkata tegas, besok dirinya akan menentukan pilihan yang penting dalam hidupnya.
***
Dan benar saja yang terjadi setelah aku menghubungi para sesepuh untuk mengatakan persetujuan ku, tiba tiba hujan badai itu berlalu berganti dengan mentari yang bersinar terang memberikan kehangatan yang hakiki kepada semua makhluk ciptaan nya.
"Tuhan semoga inilah pilihan yang tepat, aku berlindung kepada-Mu mohon bimbing diriku." Rindu membatin dengan sebuah doa. berharap hidupnya akan baik-baik saja dengan semua keputusan yang dia ambil.
Sore harinya seperti dugaan ku kini gubuk kecil ku yang indah nan aman damai sentosa menjadi tempat berkumpulnya para sesepuh dan tertua, mereka kini mengambil ahli menjadi orang tua ku yang bertanggung jawab akan diriku.
Beberapa ritual aneh mereka siapkan serta salah satu dari mereka sudah mulai membaca mantra-mantra dengan bahasa tidak jelas, beberapa perempuan membawa ku kedalam kamar mereka juga melakukan beberapa ritual pada ku.
Aku hanya bisa duduk dalam kamar ku ditemani oleh istri ke tiga tertua dan beberapa Bibi lainnya, istri ke-tiga tertua masih muda usianya diperkirakan 30 tahun berbeda dengan tertua yang berusia 65 tahun, dia adalah gadis dari perkampungan sebelah yang dipinang tertua 5 tahun lalu, karena adat dan tradisi desa kami tidak boleh menikah dengan gadis yang ada di desa sendiri, aneh tapi inilah kenyataan dari tradisi desa kami dan entah siapa yang membuat aturan itu dan anehnya lagi semau warga mengikuti peraturan aneh ini demikian dengan diriku yang tak berdaya.
Aku tidak diizinkan keluar kamar sedikit pun dan aku juga tidak mengetahui apa yang mereka lakukan, ini sangat mencurigakan serta aneh.
"Huh ... " aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang beberapa kali serta istri ketiga tertua hanya tersenyum ramah dan memberikan ku beberapa wejangan.
"Rindu, nanti kalau sudah ikut suami harus nurut dan taat pada suami dan harus bisa juga menyenangkan suami, jangan sampai suami marah dan kesel dengan kita karena murkanya suami adalah neraka kita dan jika suami senang maka kita akan mendapatkan surga di dunia dan di akhirat juga,"
"Jadilah yang terbaik, kami percaya kamu bisa. Karena kau tak beda jauh dari Ibumu, kalian terlihat sama, sangat mirip,!" lanjutnya lagi.
Banyak wejangan yang aku terima dari istri tertua, beliau bagaikan seorang Ibu yang menasehati anaknya. "Sungguh aku sangat merindukanmu saat ini Bu" lirih Rindu pelan.
"Jadi aku akan menikah hari ini juga?" ucapku terkejut dengan genangan air mata yang mulai jatuh membasahi pipi. Dari semua perkataan mereka serta wejangan dari mereka aku menyimpulkan satu hal dan aku memberanikan diri untuk bertanya.
Aku pikir akan masih lama terjadi hal ini ternyata mereka bergerak cepat seakan akan ingin segera mengusir ku seperti sampah yang tak berharga, aku sedih, bukan bukan karena mereka tapi aku sedih tanpa keluarga dihari penting hidup ku ini.
Kini aku pasrah dan terima keputusan serta tindakan mereka, aku tak punya pilihan lain lagi. Jika ku lawan apakah bisa menang dan bertahan.
"Huhh ... Sudahlah semua pasti akan baik-baik saja." Rindu pasrah.
Dia kalah dan ia sangat lelah serta semangat hidupnya pun terasa redup, remang-remang tanpa adanya cahaya.
Akankah ia temukan kebahagiaan itu?.
Bersambung.....
Karya ini hasil haluan author ya gaes dan bukan hasil plagiat ataupun sejenisnya jadi tolong hargai dengan komen positif serta like ya 😍😘😘😘
Maaf jika banyak kekurangan dan kesalahan ini adalah novel pertama ku semoga suka.😍😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Maya●●●
semangat kak.
udah aku masukin fav yaa
2022-09-16
0
🍬Dhirza🍬
bagus nih ceritanya
2022-04-08
2
Ryoka2
Susunan katanya bagus Thor, dapet feel-nya. Dan tidak menemukan typo👍
2022-03-14
2