Asik meladeni perkataan Reyhan, menjadikan Ayunda mengabaikan tugasnya begitu saja. Akhirnya dengan cepat Ayunda berusaha menyelesaikan bersih-bersihnya. Kemudian segera pergi ke dapur untuk membantu Umminya memasak.
"Ummi ada yang bisa Ayunda bantu?" Tanya Ayunda dengan penuh penghormatan.
"Kamu sudah kembali sayang?"Ummi menegok kearah Ayunda,"itu ... tolong kamu cuci dan iris sayurannya! Ummi masih mau menyelesaikan ayam kecap ini." Ummi masih sedang menggaduk-ngaduk ayam kecap yang tengah matang.
"Baiklah Ummi, tetapi ini mau dibuat cap cay 'kah Ummi?" Ayunda mencoba menebaknya.
"Iya rencananya Ummi gitu sayang. Kamu bisa kan masak capcay?"
"InsyaAllah, Ummi kan sudah pernah mengajarkannya pada Ayunda." Ayunda menatap ke arah Umminya. Tersenyum bangga karena Umminya sudah pernah mengajarkannya memasaknya. Ia juga begitu bersyukur memiliki Ummi yang begitu hebat dan perhatian terutama pada anak-anaknya.
Tidak lama kemudian masakan telah selesai dan tersaji di meja makan.
Setelah sedari pagi sehabis subuh bersih-bersih dan ikut berkutat di dapur, Ayunda merasa tidak nyaman karena rasa keringat yang menempel minta dibersihkan.
Akhirnya Ayunda meminta izin Umminya untuk mandi terlebih dahulu, "Ayunda mandi dulu yaa Ummi?"
"Iya sayang kamu mandi saja!" Jawab Ummi mengerti bagaimana keadaan tubuh Ayunda saat ini, "lagian ini juga sudah selesai." Ummi melanjutkan dengan tersenyum ke arah Ayunda yang beranjak ke kamarnya.
Ayunda berlalu pergi meninggalkan dapur dan memasuki kamarnya. Ia mengambil handuk dan memilih pakaian yang aka dikenakannya.
"Pakai yang mana yaa?" Masih bingung memilih baju, "yang ini deh, gamis warna lavender dengan khimar yang senada!" Ucap Ayunda tersenyum senang.
"Oke pakaian alhamdulillah sudah! Terus apalagi ya?" Dalam mode berfikir dan mengingat sesuatu, "oh yaa binderku dan buku yang kupinjam di perpus. Deadline pengembaliannya hari ini!"
Dengan segera Ayunda memasukkan beberapa buku yang dimaksudnya tersebut ke dalam tasnya.
Merasa sudah siap semua, ia pun memutuskan untuk mandi, "Alhamdulillah sudah siap semua. Sekarang waktunya aku mandi!"
(Jadi guys Mbak Ayunda itu memang gitu soal penampilan, soalnya sebagai muslimah 'kan harus berpenampilan bersih dan rapi).😇👌
~Di meja makan~
"Pagi semua! Selamat makan!" Sapa Ayunda kenapa Abah, Ummi dan Reyhan.
"Udah cepet dimakan, telat nanti kamu!" Celetuk Reyhan begitu saja.
"Okay!" Jawab Ayunda,"sabar kenapa sih?" Ayunda mengimbuhi dengan cukup sensitif.
Masih dalam suasana sarapan dari keluarga harmonis Abah Ridho dan Ummi Hannah.
Disela-sela waktu makannya, Ummi Hannah teringat sesuatu bahwa tadi putri bungsunya yaitu Ayunda agak telat bangun. Seketika itu, Ummi langsung mempertanyakan kembali apa yang sebenarnya terjadi, "Emm Ayunda sayang, tadi malam kamu mikir apa sampai susah tidur gitu?"
"Oh, itu sebenarnya bukan hal yang serius sih Ummi," Jawab Ayunda sedikit ragu dan takut Umminya kecewa karena alasannya nanti,"cuma hari ini pertama kali Ayunda presentasi selama jadi mahasiswa baru, jadi sedikit khawatir gitu Ummi. Alasan terbesarnya sih sebenarnya, karena pak dosennya itu killer banget." Menceritakan apa yang menjadi alasannya susah tidur.
Ayunda juga menceritakan perihal dosen killer yang cukup ia takuti, "Pokok pembahasan harus sinkron dengan tema, terus makalah harus sesuai dengan intruksi beliau, terus nih ya ... salah sedikit atau tidak sesuai kemauan pak dosen itu, entahlah apa yang akan terjadi?" Ayunda mengeluarkan unek-uneknya dengan panjang lebar yang hampir mirip jalan bebas hambatan.
"Bagus itu Ayunda!" Abah langsung saja setuju dengan sikap dosen killer itu.
"Biar mahasiswanya pada sungguh-sungguh apalagi yang kamu ambil ini studi pendidikan." Tutur Abah kemudian
Ayunda pun menatap Abah dengan cukup lemas. Usahanya untuk mendapat pembelaan malah tidak terjadi, kini kebalikannya lah yang terjadi. Abahnya malah setuju dengan sikap pak dosen killer itu.
Bahkan tak hanya Abah, ternyata Reyhan sang kakak juga demikian. Dan itu semakin membuat Ayunda lemas dan geregetan sendiri. Tapi apalah daya, ia cukup mencerna baik-baik setiap kata mutiara yang keluar dari dua orang pria hebat didepannya saat ini.
"Bener banget apa yang diucapkan Abah Ayunda!Mungkin banyak orang berfikir bahwa yang mengambil studi pendidikan itu enggak terlalu disanjung, terkadang juga disepelekan pula karena gaji yang tidak sepadan. Tapi, mungkin itu semua karena mereka itu enggak tau betapa pentingnya "PENDIDIKAN" dan "PENDIDIK" dalam kemajuan suatu negara" Ucap Mas Reyhan memberi arahan dan nasehat.
"Jadi, sebagai calon pendidik dan InsyaAllah pendidik (Guru), kamu harus sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan! Sampaikanlah dengan sejelas mungkin kepada murid-muridmu kelak! Dan cukup jalani semuakarena Allah SWT!" Reyhan meneruskan penuturan nasehatnya.
"MasyaAllah, Mas Rey bijaksana sekali!" Dengan mata berbinar dan salutnya.
"Terimakasih Mas Rey untuk motivasi juga nasehatnya."
Reyhan menganggukkan dagunya. Pertanda ia menerima rasa terimakasih dari Ayunda kemudian ia melanjutkan pituturnya lagi tanpa Ayunda duga.
"Iya, satu lagi Ayunda. Ingat ini baik-baik!" Reyhan berdehem mengatur suaranya sebelum mengucapkan sesuatu yang terlihat begitu penting.
"Ehem ... ehem ... perlu kamu ketahui Ayunda. Tidak semua orang Allah takdirkan menjadi seorang pendidik, jadi bersyukurlah karena Allah telah mempercayakan amanah besar ini kelada kamu."
Ayunda mendengarkan baik-baik ucapan Reyhan bahkan Ayunda juga menampilkan ekspresi begitu menggebu-gebu ingin tau kelanjutan dari ucapan Reyhan.
Reyhan yang mengerti akan tatapan spektif adiknya tersebut semakin bersemangat melanjutkan ucapannya,
"Kenapa begitu? Karena secara tidak langsung masa depan anak bangsa dan negara ini ada di tangan kalianlah para pendidik. Terlebih diera society 5.0 dan distrupsi 4.0 hari ini!"
Ayunda manggut-manggut mengerti. Bahkan sebenarnya ia juga tertegun salut dengan ucapan Reyhan yang semakin bijaksana saat diakhir seperti ini.
Dengan mantap, Ayunda mengucapkan bahwa,
"InsyaAllah, mulai sekarang Ayunda akan semangat dan sungguh-sungguh!" Tegas Ayunda dengan penuh keyakinan,"semoga Ayunda bisa mengemban amanah ini (sebagai pendidik) dengan sebaik mungkin, aamiin. "
"Aamiin." Abah Ridho, Ummi Hannah dan Reyhan ikut mengaamiinkan secara bersamaan.
Selanjutnya...
Selesai sesi sarapan bertajuk perbincangan yang sangat berkesan diatas, mereka lanjut ke sesi membereskan tempat makan.
Pada pukul 06.30 WIB.
Di teras depan rumah Ayunda!
"Abah, Ummi Ayunda berangkat kuliah dulu!" Ucap Ayunda pamit seraya mecium kedua tangan orang tuanya secara bergantian.
Sesaat Ayunda teringat akan Reyhan, karena takut telat Ayunda pun meminta tolong pada Umminya untuk menyampaikan salamnya pada sang kakak yang pagi itu juga akan ke luar kota karena pekerjaannya.
"Ummi tolong sampaikan salam Ayunda pada Mas Rey! Maaf Ayunda tak sempat menunggunya tadi ia sangat sibuk saat Ayunda mau menemuinya, sedangkan Ayunda takut kalau telat belum lagi kena macet." Ujar Ayunda sudah berada diatas motor dengan helm, jaket dan sarung tangan yang terpasang dengan baik. Yang sebenarnya hanya tinggal menyalakan mesin motor saja.
"Iya Ayunda sayang, nanti Ummi sampaikan!"
"Terimakasih Ummi, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam, hati-hati Ayunda! Jangan ngebut!"
Keberangkatan Ayunda diiringi dengan keberangkatan Abahnya yang sudah beberapa menit lebih dulu sesudah Ayunda pamit dan mencium tangannya.
Sedangkan Reyhan masih menyiapkan beberapa persiapan untuk keberangkatannya diluar kota beberapa menit lagi.
Untuk Ummi Hannah, beliau standby di rumah dengan bisnis kue rumahan yang dirintisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments