Karena tidak ingin nonanya marah karena penolakannya Fenfen pun duduk dan ikut makan, jadilah mereka makan bersama. Mereka makan tanpa ada suara hanya ada suara alat alat makan saja.
Setelah makan, Fenfen pun mulai membersihkan meja dan membawa piring piring kotor.
Tinggala An Lian sendiri dikamarnya, iapun bosan sampai dimana perhatiannya tertuju pada sebuah kota, dimana kotak itu ada di atas lemari An Lien.
"hem, kotak apa itu" gumam An Lian
Dia tampak berfikir dan melakangkah menuju kotak itu, dan berusaha meraihnya.
"dapat" kata An Lian saat berhasil meraih dan mengambil kotak itu. Dia pun membawa kotak itu kemeja dan membukanya.
"Wah gelang giok siapa ini? Kenapa cantik sekali." kagum An Lian melihat gelang giok yang cantik, gelang itu tampak seperti naga emas.
"apa nama gelang ini? Tampak seperti naga dan warnanya emas" tanya An Lian pada dirinya sendiri.
"Yah, mungkin nama gelangnya naga emas" jawab An Lian dengan pertanyaannya sendiri
An Lian terus menatap gelang yang ada ditangannya itu, penasaran akan gelang yang dipegangnnya. Dia merasa ada sesuatu dari gelang iya pegang.
Masi melihat dan memegang gelang naga emas terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya.
Tok
Tok
Tok
"masuk saja" ucap An Lian mempersilahkan orang yang mengetuk masuk kedalam kamarnya.
Saat pintu terbuka, tampak seorang lelaki tampan berada di depan pintu, berjalan masuk dan duduk didekat An Lian. Yah dia adalah kakak An Lian yaitu An Qian.
"Kenapa belum tidur? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya An Qian kepada adiknya, pasalanya adiknya tidak menyambutnya.
Biasanya An Lian jika dikunjungi ayah, ibu, kakak ataupun adiknya dia langsung berdiri menyambutnya, apalagi dia sudah tau yang datang adalah mereka atau salah satu dari mereka.
"hanya belum mengantuk saja kak, jangan terlalu mengkhawatirkan aku kak, aku sudah sepenuhnya sehat." kata An Lian meyakinkan kakaknya.
"kakak kenapa belum tidur? dan malah datang kekamarku, apa sebegitu kangennya kah kakak padahal baru tidak bertemu beberapa jam. Hehehehe" goda An Lian pada kakaknya sambil terkekeh
Mendengar perkataan adiknya itu, An Qian agak keget. Pasalnya adiknya selalu rendah diri dan selalu bersifat dewasa dari dulu meskipun umurnya masih terbilang anak anak, dia bahkan tidak pernah menggoda dirinya meskipun mereka sangat dekat dan saling menyayangi.
"wah, sekarang adikku sudah bisa menggoda kakaknya yah" kata An Qian sambil mengacak rambut An Lian.
"kakak, ayolah jangan mengacak rambutku nanti jadi jelek dan tidak indah lagi" rengek An Lian kepada kakaknya.
"Bahkan sekarang kamu pintar merengek" kata An Qian sambil ternyum manis kepada An Lian.
Saat An Qian berbiat berpamitan kepada adiknya, tidak sengaja ia melihat kotak yang ada diatas meja adiknya.
Karena penasaran ia pun menanyakan perihal kotak itu. "kotak apa itu An Lian?" tanyanya sambil menunjuk kotak milik An Lian.
"Ini hanya kotak untuk menyimpan barang barang lama kakak." jawab An Lian sambil tersenyum lebar.
Pastinya kalian bertanya kenapa kakak An Lian tidak melihat gelang naga emasnya, karena sebelum kakaknya masuk ia sudah menyimpannya kembali ke kotak dan menutup kotaknya.
Setelah mendengar jawaban An Lian ia pun segera pamit kepada adiknya takut mengganggu waktu istirahat An Lian yang baru saja melewati masa komanya.
"istirahatlah, aku juga akan kembali istirahat. Selamat malam." kata An Qian sambil mencium pucuk kepala An Lian, dan bergegas keluar.
"Selamat malam kakak" kata An Lian mengantar kakaknya sampai kedepan pintu kamarnya, dan masuk kembali saat melihat kakaknya sudah keluar dari kediamannya.
An Lian pun masuk kamarnya menuju kamar mandi, karena merasa badannya gerah, iapun harus membasuh badannya agar tidak gerah lagi dan tentunya agar jadi lebih harum dan segar.
Selesai mandi An Lian pun memakai baju tidurnya yang berwarna putih polos. Ia merebahkan badannya di atas kasur yang menurutnya tidak seempuk kamarnya dimasa modern.
Tidak lama di atas kasur, ia pun tertidur. Ia memilih tidur cepat karena besok akan mengerjakan sesuatu
Keesokan harinya, saat langit masih agak gelap yang mana menunjukkan waktu masi subuh. Seorang gadis cantik mulai terbangun dari tempat tidurnya.
An Lian yang baru bangunpun langsung memulai meregangkan badannya, setelah itu ia mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian yang bebas untuk bergera.
Setelah berganti baju, An Lian memulai aktivitasnya dengan melakukan pemanasan beberapa menit di halaman depan pavilunnya.
Paviliun sakura, yah itulah nama kediaman An Lian yang ditempatinya. Paviliun yang indah dimana terdapat pohon pohon sakura yang bermekaran tampak membuat kediaman itu lebih indah lagi. Halaman puas yang bisa dipakai An Lian untuk belajar bela diri nantinya, karena ia berniat untuk melatih tubuhnya, maskipun An Lian bisa bela diri tapi tubuh yang ditempatinya itu masi sangat lemah. Dan tentunya bangunan yang besar.
Tak terasa An Lian pun menyelesaikan pemanasannya dan bergegas untuk melakukan aktivitas selanjutnya, yaitu dengan berlari.
Saat ingin mulai berlari, datanglah Fenfen pelayan pribadinya.
"No..nona, ma..maafkan saya datang setelah nona bangun. Saya pantas di hukum nona." kata Fenfen meminta maaf sambil bersujud kepada An Lian.
Melihat Fenfen yang bersujud didepannya, An Lian pun jengke, pasalnya ia berfikir jika ia bukan tuhan sehingga Fenfen harus bersujud di depannya.
"Bangunlah Fenfen, aku tidak suka kamu bersujud seperti itu. kamu tidak ada salah sama sekali." kata An Lian.
Fenfen yang mendengar nonanya tidak marah dan tidak menghukumnya pun senang. Dia berdiri dan berterimakasih.
"Terimakasih nona" kata Fenfen masi menundukkan kepalanya. meskipun nonanya tidak marah Fenfen tetap merasa jika dirinya itu telah melakukan kesalahan.
An Lian yang melihat Fenfen masi merasa bersalah, diapun menggelengkan kepalanya seraya bergumam. "padahal dia tidak bersalah, kenapa harus sebersalah itu. aduh pusing pala berby. hehehe kok aku jadi alay yah." gumamnya sambil tersenyum senyum.
Fenfen yang melihat nonanya tersenyum sendiri menjadi berfikir, jika nonanya masi perlu perawatan karna kecelakaan kemarin. "maaf nona, apa nona baik baik saja?" tanya Fenfen pada An Lian yang sontak membuat majikannya tersadar.
"Aku baik baiksaja Fenfen, kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya An Lian pada Fenfen. Pasalnya ia sudah terlihat sehat, dan darimana Fenfen berfikir jika ia tidak apa apa.
"Tidak nona" jawab Fenfen singkat dengan kepala yang ditundukan, yang tadinya sempat diangkat saat An Liat sanyum senyum sendiri.
"hmm" kata An Lian berdehem
.
.
.
.
...~~~~...
...Jika ada salah dalam penulisan author mohon maaf yah🙏. jika ada saran dan kritik bisa ditinggalkan di kolom komentar, tapi jangan pedes" yah. jangan lupa juga like dan tambahkan sebagai favoritnya temen temen yah, jika temen temen suka 😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
lanjut thoor
2023-01-01
0