🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
Sore hari ini, Meisya masih berada di masion milik William. Dirinya mulai merasa jenuh berada di kamar seharian. Dia ingin menghubungi sahabatnya Nisa, namun tak jadi karna Nisa pasti sedang dapat shif. Tiba-tiba terdengar suara ketukan yang membuatnya sedikit terkejut.
Tok,, Tok,,, Tok,,,,
Pintu terbuka, terlihat seorang lelaki dengan pakaian santai menghampirinya. Lelaki itu berdiri di sebelahnya, entah mengapa jantung Meisya berdetak kencang membuat dirinya menunduk malu. Dia sudah mencari tau pada internet apa yang membuatnya seperti itu, namun jawaban yang dia dapat sangat membuatnya terkejut. Meisya mengusap dadanya pelan.
Hal yang di lakukan Meisya tak luput dari pandangan lelaki tampan itu. karna merasa cemas, dia duduk di ranjang. Tangannya reflek memegang tangan Meisya yang masih ada di dadanya.
"kau kenapa, apakah di bagian sini ada yang sakit" Tanya William cemas sampai tidak sadar bahwa tangannya menyentuh sesuatu yang membuat Meisya langsung bersemu merah.
Hal itu membuat William bingung dengan tingkah Meisya, dia mengira kalo Meisya sedang demam.
"Apa kau demam?" Tanya William namun tangannya tetap berada pada dada Meisya. Maklum tangannya dapet tempat empuk jadi nyaman deh hehehe😂.
"Tidak apa-apa tuan," ucap Meisya sembari menurunkan tangan kekar itu dadi dadanya.
Seketika William tersadar kalo dirinya yang membuat Meisya malu akan letak tangannya. Suasana menjadi canggung, apalagi keduanya masih malu dengan kejadian tadi.
"Apa kau mau jalan-jalan keluar?" Tanya William.
"Apakah boleh?" Tanya balik Meisya senang.
"Boleh, tunggu akan ku ambilkan kursi roda" ucapnya beranjak keluar.
"Tidak peelu repot tuan, kaki ku masih bisa berjalan." tolak Meisya
"kau mau keluar" William.
"mmm"
" Kalo begitu menurutlah!" ucapnya tegas.
Mendengar hal itu, Meisya langsung diam. Dia tidak mau ajakan William keluar dia sia-sia kan. Dari pada merasa jenuh di kamar mending turuti aja, itulah yang ada di pikiran gadis manis dengan sedikit perban di kepalanya.
Tak lama datanglah William membatu sebuah kursi roda, dia langsung membantu Meisya duduk meskipun sang gadis menolaknya. Di dorongnya kursi tersebut keluar kamar menuju sebuah lif.
Ting.
Pintu lif terbuka, Meisya kagum tatkala melihat ruang tamu dari masion itu mungkin lebih luas dari rumahnya. Dia memperhatikan setiap interior masion yang lebih di dominasi oleh warna hitam dan abu-abu.
Semua pelayan memberi hormat kepada tuan mudanya. Namun mereka sedikit bingung dengan gadis manis di kursi roda yang tuannya dorong. Selain itu mereka juga kaget dengan sikap dari tuannya, lantaran tuan mudanya itu memiliki sifat yang dingin dan sedikit acuh. Namun yang dilihat mereka sekarang sangat berbeda.
Senyum yang belum mereka lihat selama bekerja kini nampak jelas menghiasi di wajah tampan tuannya. Mereka menebak bahwa gadis itu sangat istimewa sehingga dapat membuat seorang William yang dingin menjadi sedikit ceria.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di taman masion milik William sangat luas dan tertata, membuat Meisya senang bisa berada di hamparan hijau yang asri. Dirinya menatap ke keseliling taman itu, dia sedikit takut akan suasana sunyi yang jauh dari perkotaan.
"kenapa di sini tidak ada rumah yang lain tuan" tanya Meisya.
"Tentu saja Michelle, karna rumah ini ada di pinggir kota. Saya sengaja membangun rumah di sini agar jauh dari keramaian kota" jawab William.
"Kenapa seperti itu tuan?" Meisya kembali bertanya.
"Karna saya suka tempat sunyi, dimana hanya sedikit orang yang mengetahuinya." ucapnya menatap lurus ke depan.
Meisya hanya mengangguk.
"Apa kau tidak suka dengan tempat ini?" tanya William.
"Saya suka tuan, di sini saya bisa langsung melihat matahari terbit maupun tenggelam. Tapi tuan saya lebih suka dengan rumah kecil saya." ungkap Meisya panjang lebar.
"Saya akan mengantar kamu pulang besok." ucap William singkat tapi mampu membuat Meisya tersenyum lega.
"Terima kasih banyak tuan" ucap Meisya kegirangan.
"Hm. Apa kaki mu sudah sembuh?" tanya William kembali.
"Sudah mendingan tuan, saya sangat berterima kasih karna anda menolong saya." Meisya kembali mengucapkan kata terima kasihnya.
"Hm.. Di sana saya juga ikut salah, dan kenapa kau terburu-buru" tanya William mengingat sebelum kecelakaan Meisya terburu-buru lari.
"Saya sudah terlambat kerja tuan makanya buru-buru, eh malah ketabrak tuan" Meisya menjelaskan.
"Hmm.. Lain kali kalo jalan hati-hati, jangan takut telat dikit malah ga bisa kerja 2 hari, untung Hari ini kau tidak ada mata kuliah" Nasehat William.
"Iya tuan" jawab Meisya menunduk, dia merenungkan apa yang dia lakukan kemarin bukan saja membahayakan nyawanya namun juga nyawa orang lain.
"Dan ya, jangan panggil saya tuan. Panggil saja Willy!" Perintah lelaki itu.
"T-tapi tuan"
"Tuan lagi!"
"Maaf tua-n,, heh Willy"
"Hmm"
Suasana kembali hening, tiba-tiba..
"Wahh bangus banget, cantik kan Will?" ucap Meisya tersenyum ke arah William sambil menunjukkan matahari yang akan tenggelam.
"Hmm.. Cantik kaya kamu" ucap William keceplosan.
Bluss
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tambahkan ke Favorite ya teman-teman..
Like, Coment, Vote, dan Hadiah ya...
Tap Be Continue.....
bay bay
🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Jusni Wati
tanda2 yg baik buat meisya❤❤❤❤❤
2021-08-06
1
♕FiiStory_
saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High dan Mencintai Tuan kulkas 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊
2021-08-06
2
Dwi Hesti Cilik
Auuhhh... 😍
2021-08-05
1