Dafa sudah ada di rumah di kamar nya banyak alat rumah sakit di kamar nya jika terjadi sesuatu, cuman beberapa dokter ikut termasuk Hafiza .Media hebo dengan kecelakaan Dafa dan pembantalan pernikahan tapi Rafa sudah menjelaskan jika pernikahan nya akan berlanjut entah apa rencana adik nya ini
Hafiza masuk di temani dokter lain mengecek keadaan Dafa sebentar lagi mereka akan pulang tapi seperti nya Rafa melarang nya ini demi kebaikan adik nya
"Dokter sudah menikah"tanya dokter lain melihat Hafiza asik dengan kaki Dafa yg memainkan laptopnya
"Belum dok,anda sendiri"ucap Hafiza tersenyum
"Iya saya udah menikah tapi suami saya sangat pelit terhadap memberi uang"ucap nya Hafiza menatap wanita itu padahal mereka baru kenal
"Maaf ya dok jika perkataan saya sedikit menyingung kita baru kenal tapi anda membicarakan kesalahan suami anda lagian kita ngak boleh bicara kesalahan suami kita"ucap Hafiza menatap dokter itu
"Aghh saya jadi malu dok anda terlihat muda tapi cara anda seperti orang yg sudah menikah"ucapnya malu apa lagi ada Dafa yg hanya acuh
"Umur boleh muda tapi otak harus dewesa"ucap Hafiza dan menulis kesehatan Dafa
"Jika dokter mau pulang silahkan ini udah sore kasihan keluarga dokter"ucap Hafiza merapikan alat nya
"Iya dok anda mau pulang juga"ucap nya
"Kalian tidak di izinkan pulang"ucap Dafa tanpa melihat dokter
"Tapi tuan kami pun punya keluarga lagian jam kerja kami habis"ucap Hafiza membuat dia dapat tatapan tajam dari Rafa
"Saya yg akan gaji kalian jika saya bilang tetap di sini berarti tetap di sini saya mau kaki saya cepat sembuh"ucap Dafa tegas
"Tuan .....ucap Hafiza terpotong
"Seperti nya dari tadi anda banyak bicara dan selalu membantah saya tak suka di bantah"ucap Dafa kesal melempar bantal ke wajah Hafiza
"Sudah dok jangan berurusan dengan nya"bisik nya membuat Hafiza hanya diam dan menunduk menghembuskan nafasnya berpikir apa yg harus dia lakukan
"Tuan Wilson kami izin pulang kami punya keluarga kasihan keluarga kami"ucap Hafiza pelan Dafa kesal jadi nya dia meraih penggantung infus nya ingin memukul Hafiza
"Tuan maafkan dokter Hafiza kami akan tetap di sini"ucap nya cepat
"Bagus tidak harus membuat saya kesal"ucap Dafa lalu dia memicingkan mata nya melihat Hafiza dan wanita itu keluar
"Tunggu"ucap Dafa serius mereka berdua berbalik kembali menghadap Dafa
"Iya tuan"ucap mereka
"Kau punya suami kan pulang lah"ucap Dafa pada dokter di samping Hafiza
"Terimakasih tuan"ucap nya pergi Hafiza melangkah menyadari hanya berdua
"Hei siapa yg mengizinkan kau keluar"bentak Dafa membuat Hafiza menoleh
"Saya hanya ingin membuka pintu tuan jika tertutup nanti timbul fitnah kita hanya berdua di kamar lagi"ucap Hafiza setelah membuka kan pintu dia kembali di hadapan Dafa sedikit jauh
"Hhmm bagaimana aku menjebak gadis ini ya mana Kepin belum menemukan wanita yg cocok lagian jika dokter yg menjadi istri ku menggantikan Putri itu bagus dia bisa merawat ku lagian seperti nya dia bisa di atur meski kadang ngebantah"batin Dafa ternyata dia akan menjebak Hafiza untuk menyelamatkan nama baik nya
"Kau duduk di sofa"ucap Dafa dengan ragu Hafiza duduk Dafa berusaha mengerak kan kaki nya
"Tuan jangan di paksa itu akan terasa sakit jika anda butuh sesuatu biar saya ambil kan"ucap Hafiza berdiri
"Tidak perlu hanya pinggang saya yg sakit saya mau berbaring"ucap Dafa
"Panggil kan kak Rafa"ucap Dafa serius Hafiza hanya permisi mencari keberadaan Rafa yg menatap foto seseorang
"Tuan Rafa,tuan Dafa memanggil anda"ucap Hafiza mengagetkan Rafa dan dia berlalu
"Ya Allah kenapa mereka semua seperti itu sabar kan hamba ya allah"gumam Hafiza dia baru bertemu dengan keluarga semacam keluarga Wilson ini semua sama tidak Dafa tidak Rafa sama-sama datar
"Ada yg penting"ucap Rafa mengunci pintu nya
"Kepin belum juga menemukan wanita untuk menjadi istri ku aku punya rencana kakak bantu aku"ucap Dafa licik menjelaskan rencana nya Rafa tak percaya dengan rencana Dafa tapi dia tak punya pilihan jadi dia ikuti saja
"Dokter Hafiza ngak pulang"ucap Rafa mendekat pada Hafiza yg berdiri di tempat tadi
"Mau nya pulang tuan tapi tuan Dafa melarang saya untuk pulang takut nya nanti keadaannya memburuk"ucap Hafiza dia tak menatap Rafa hanya menunduk
"Emm tuan saya mau menghubungi ayah saya beliau pasti cemas memikirkan saya pulang telat"ucap Hafiza
"Silah kan"ucap Rafa,Hafiza sedikit menjauh mengambil ponsel nya menghubungi ayah nya
"Ayah tidak setuju kamu tingal di sana tapi ngak papa asal kamu jaga diri dengan baik"ucap ayah bicara di telpon
"Iya ayah Hafiza akan jaga diri"ucap Hafiza tersenyum
"Siapa pasien kamu"ucap Ayah penasaran
"Tuan Dafa Wilson yah Hafiza sekarang berada di Museum Wilson"ucap Hafiza menjelaskan ayah nya terdiam sesaat
"Yah ayah dengar Hafiza"ucap Hafiza melihat ayah nya terdiam
"Sayang kamu pulang aja ya ayah ngak suka keluarga mereka"ucap ayah seperti perintah
"Lho kenapa yah bukan nya tadi ayah izinin kok setelah mendengar keluarga Wilson ayah jadi nyuruh Hafiza pulang"ucap Hafiza heran
"Ngak papa sayang pulang aja ya atau kamu undur diri aja membantu merawat tuan Wilson"ucap ayah cemas
"Ayah Hafiza kan dokter tapi jika ayah ngak izinin bagaimana Hafiza akan bekerja Hafiza di sini kan menolong tuan Wilson"ucap Hafiza berusaha menjelaskan
"Baik lah malam ini ayah izinin besok ayah akan mendatangi pihak rumah sakit untuk tidak mengizinkan kamu membantu tuan Wilson"ucap ayah dan mematikan telpon nya
"Walaikumsalam"ucap Hafiza menatap ponselnya ngak biasanya ayah nya ngak suka apa yg dia lakukan
"Siapa ayah gadis ini"gumam Rafa yg dari tadi menguping tapi dia tidak peduli melanjutkan rencana adik nya
"Dokter minum lah dari tadi anda belum minum anda pasti capek "ucap pembantu itu
"Terimakasih bik"ucap Hafiza tersenyum meminum teh hangat nya sampai habis dan memberi kan gelas nya pada pembantu itu
"Dokter adik saya memburuk"ucap Rafa datang dari belakang Hafiza berdiri segera berlari masuk kekamar Dafa yg terlihat Dafa kejang
"Kenapa aku pusing"gumam Hafiza melangkah penglihatan nya mulai kabur dia mengusir itu semua mendekati Dafa dan pingsan saat dia sudah berada di dekat Dafa
"Dasar cewek bodoh"ucap Dafa sinis menatap Hafiza di samping nya
"Bodoh kok di buat istri"sindir Rafa di ambang pintu
"Hei aku terpaksa tidak ada pilihan lain"ucap Dafa kesal
"Nikmati rencana menjijikan mu"ucap Rafa tertawa kecil lalu keluar Dafa kesal dengan kakak nya mengejek nya dia dengan payah mengenser tubuh nya pada Hafiza di benar kan nya posisi Hafiza
"Biar terlihat kenyatakan"ucap Dafa melepaskan baju nya meletakkan tangan Hafiza di dada dan perut nya sedang kan wajah Hafiza di benamkan nya di leher nya tidak lupa melepaskan hijab Hafiza
🌞🌞🌞
Ayah benar gelisah Hafiza tidak menjawab telpon nya biasa Hafiza bangun pagi untuk sholat tapi ini sudah siang Hafiza tidak nelpon balik sungguh ayah cemas
"Aku tak bisa nunggu lama semoga aja ngak ketemu dia tidak kembali"gumam ayah cemas segera pergi
Rafa menjemput orang tua nya yg sudah datang terlihat ayah nya mendorong kursi roda istrinya yg hilang semangat wajahnya pucat sudah beberapa tahun ini keadaannya memburuk Rafa memeluk bunda nya melepas rindu begitu pun papa nya
Hafiza mengerak tangan nya bahkan posisi mereka masih sama seperti semalam sebenarnya Dafa sudah bangun tapi dia pura-pura tidur Hafiza memegang kepalanya pusing dia merasa aneh
"Astagfirullah"ucap Hafiza kaget
"Hei berani nya kau memanfaatkan kelumpuhan ku meniduri ku dan mintak pertanggung jawaban saya ngerti apa mau anda"bentak Dafa menarik selimut sekarang Hafiza turun dari ranjang mengambil hijab nya dan memakai nya dia menangis dalam diam dia berusaha mengingat apa yg terjadi
"Maaf tuan"ucap Hafiza gemetar
"Ada apa"ucap Rafa di ambang pintu
"Kak wanita ini memanfaatkan ku meniduri ku"ucap Dafa
"Astaga pantas saja Putri membatalkan pernikahan nya pasti dia melihat semua nya"ucap Rafa panik
"Apa"ucap Dafa panik
"Tidak ada cara lain kalian harus menikah"ucap Rafa mendekat dia jadi kasihan pada Hafiza menjadi kambing hitam adik nya yg gila
"Tidak kak"ucap Dafa menolak
"Dafa kalian tidur bersama pasti"ucap Rafa menggantung kalimatnya
"Maafkan saya tapi saya tak ingat apa apa"ucap Hafiza menangis
"Ya allah maafkan hamba berbuat hina ini ampuni dosa hamba"batin Hafiza berdoa
"Kau pergi berani nya menjebak ku"ucap Dafa,Hafiza melangkah keluar di ikuti Rafa
"Dokter tunggu saya mengerti saya akan membujuk adik saya menikahi anda"ucap Rafa
"Maafkan saya tuan"ucap Hafiza melangkah pergi dia berusaha menguatkan diri dia tidak tau apa yg terjadi yg pasti dia merasa bersalah sekarang ini
Nyonya Wilson hanya termenung yg di dorong suami nya lalu dia menyentuh tangan suaminya menghentikan langkah mereka tidak terasa air mata nya menetes
"Kenapa bun"ucap suaminya lalu dia berusaha berdiri melangkah tertati suami nya ingin membantu tapi di tahan terlihat meski dia menangis ada kecerahan di wajah nya
"Adinda"teriak nya suami nya tertegun siapa yg dia lihat
"Adinda"ucap nya lagi memeluk Hafiza dengan erat
"Lepas kan saya nyonya"ucap Hafiza pilu lalu dia menatap Hafiza intens
"Kamu anak ku "ucap nya lagi menangis sesegukan memeluk erat Hafiza
"Nyonya"ucap Hafiza lagi
"Tidak nak ini bunda jangan pergi"ucap nya
"Saya bukan anak anda"ucap Hafiza melepaskan pelukan di lihat nya ayah telah datang yg membeku di tempat
"Ayah"ucap Hafiza berhambur memeluk ayah nya
"Maafkan Fiza"ucap nya menangis
"Kenapa sayang ada apa"ucap ayah merasakan tidak beres
"Fiza bersalah hiks hiks Fiza berdosa Fiza berzina hiks hiks"ucap Hafiza memeluk ayah dengan erat ayah menatap wanita di depan nya
"Sayang pulang lah bersama mama ayah akan menyelesaikan semua nya"ucap ayah menghapus air mata Hafiza lalu dia pergi bersama mama
"Berani kau menampakkan wajah di depan anak ku kalian apakan anak ku"teriak ayah marah
"Kau membohongi ku dia anak Adinda kan kau bilang dia sudah meninggal kembalikan dia "ucap nya
"Dengar kan aku baik-baik Fatma dia anak ku Hafiza Alice Adinda Aditama kau yg memberi kan penderitaan terhadap nya jangan menganggu nya"ucap ayah tajam wanita itu terjatuh memeluk kaki ayah
"Aku mohon hiks hiks berikan dia ,dia peninggalan Adinda aku mohon izinkan aku tinggal bersama nya"ucap nya memohon
"Hafiza anak ku"bentak nya marah
"Bunda"ucap Rafa meraih bunda nya untuk berdiri
"Aku Damar Aditama tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti putri ku Hafiza mengerti"ucap ayah marah lalu pergi
"Damar kembali kan Hafiza "teriak nya berlari sampai terjatuh
"Alice"gumamnya menangis sesegukan Rafa tak tega melihat bunda nya seperti itu bahkan dia jarang sekali merespon apa pun melihat itu semua Rafa penasaran dengan keluarga Aditama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Isma Aji
lajut lagi
2022-01-17
1