Shinta tersenyum ramah saat bibi Chun memperkenalkan dirinya didepan semua pelayan dirumah ini menjelang makan pagi.Kebiasaan berkumpul seperti sudah ada sejak ibunya menjadi kepala pelayan tuan besar Maverich,lalu diteruskan pada bibi Chun hingga sekarang.Mungkin inilah yang disebut briefingnya para pembantu hahhahaa....
"saya mohon bimbingan kalian semua" ucap Shinta sambil sedikit menundukkan badannya.
"tentu saja cantik...aku senang dengan gadis sepertimu" Pelayan agak gemuk bernama Mia menyahut sambil tertawa lepas.
"sekarang ayo kutunjukka kamar nona Stephanie" bibi Chun melangkah cepat menuju pintu keluar.Langkah yang tegap untuk orang seusianya.Semua pelayan bubar dan mengerjakan tugas masing-masing.
'pasti dulu dia pekerja yang cekatan' batin Shinta.
Melewati beberapa ruangan,mereka berhenti didepan kamar besar ujung dilantai dua.Bibi Chun mengetuk pintu berlahan,lalu memeriksa handle pintu.Begitu tau pintu tidak terkunci,dia membukanya,gelap.Shinta tak bisa melihat apapun disana hingga bibi Chun bergerak menyalakan saklar lampu didekat pintu.
Sesosok wanita berambut kemerahan tergeletak diatas kasur.Tertidur tak tentu arah.sebagian kakinya terjulur kelantai.Pakaian kotor berserakan dilantai,dan jangan lupakan bau alkohol yang menebar diseluruh ruangan.Shinta tertegun ditempatnya.Bagaimana bisa dia mengurus wanita yang posturnya saja melebihi dia?
'Tapi aku tidak boleh menyerah.aku harus mendapatkan uang untuk keluargaku' batinnya miris.
"Selamat pagi nona.anda harus bersiap,tuan muda menunggu anda makan pagi setengah jam lagi" bisik bibi Chun sambil mengguncang tubuh Stephanie.Wanita itu menggeliat,terduduk lalu membentak jengkel.
"kau..wanita tua,sudah berapa kali kuingatkan agar kau tidak menganggu tidurku heh?persetan dengan Michael.katakan padanya aku cuma butuh uang.bukan sarapan". kilatan kemarahan begitu terlihat diwajah Stephanie.
" tapi nona,tuan muda berpesan bahwa ia akan mencabut kartu kredit anda jika anda tidak segera turun" sahut bibi Chun sabar.Ia sudah puluhan tahun menghadapi nona mudanya.Ia sudah hafal betul sifatnya.Stephanie adalah gadis keras kepala yang sangat susah diatur.Gadis yang dibesarkan pada keluarga kaya tapi kurang kasih sayang.Kedua orang tuanya hanya sibuk berbisnis keluar negeri.Kadang hanya pulang setahun sekali.Stefanie hanya hidup berdua dengan Michael yang juga workaholic.Benar-benar gadis yang kurang beruntung.
"dasar brengsek.beraninya hanya memgancamku.katakan padanya aku akan segera turun" sentak sang nona muda dengan wajah datar.
"dan satu lagi nona,ini pelayan baru yang khusus ditugaskan tuan Michael untuk mengurus anda nona."
Pandangan Stephanie beralih pada Shinta.mendecih kesal dan menatap sinis.
"aku tidak butuh pelayan ,apa lagi yang kampungan seperti dia.menjijikkan sekali"
Tiba-tiba hati Shinta terasa sakit.Tapi dia mencoba bersabar.Mungkin benar kata bibi Chun,ia harus lebih sabar jika berhadapan dengan Stephanie.
"selamat pagi nona" sapaan Shinta sama sekali tidak digubris.Wanita itu malah melangkah cuek ke kamar mandi dengan terhuyung-huyung.Mungkin pengaruh alkohol masih sangat kuat ditubuhnya.
"Bereskan kamar nona.Ganti sprei dan sarung bantal.biarkan dia bicara dan memaki.Kau hanya harus mengerjakan tugasmu". kata bibi Chun pelan.Shinta mengangguk.
" bibi....kita harus...semangat!" kata Shinta sambil mengepalkan tangannya,tersenyum lebar dan beranjak membersihkan kamar.
*********
Michael duduk tenang sambil memeriksa email yang masuk keponselnya.Menikmati secangkir kopi diruang makan.Kesan serius tidak bisa menghilangkan ketampanan wajahnya.Sarla sang koki yang biasa mengurus meja makan datang dengan nampan berisi roti dan selai.
"Selamat pagi tuan muda,apa anda hendak makan sekarang?" tanya Sarla ramah.
"tidak Sarla.aku masih menunggu Fani turun"
"baiklah tuan,saya permisi"
Tak ada jawaban dari Michael.Ia masih larut dalam kesibukannya sendiri.Begitupun saat bibi Chun datang mendekat disisi kanannya.Ia masih tetap acuh.
"ehhmm...tuan muda,Nick sudah menunggu anda didepan"
"panggil Fani agar turun". perintah Michael singkat.Sebelum Bibi Chun melangkah ia menyahut lagi..
" biarkan pelayan baru itu yang memanggilnya.Aku ingin tau apa dia bisa mengendalikan Fani"
"baik tuan muda"
********
Sumpah serapah masih terdengar saat Stephanie menuju meja makan.Ia berjalan dengan bersungut-sungut kemeja makan.Menghampiri Michael dan menarik kursi dengan kasar.
"aku tidak mau kau mempekerjakan pelayan kampungan itu untukku kak.Dia wanita gila".
" maksudmu?"
"dia menyeretku keluar lalu membuang kunci kamar kelantai bawah agar aku tidak bisa masuk.Dari mana kau dapat wanita arogan seperti ini.Aku seperti anaknya."
Stefanie masih menggerutu kesal.Apalagi Michael tetap memandang ponselnya tanpa menatapnya.
"kakak!kau benar-benar menyebalkan!" Stefanie setengah berteriak kesal.Michael meletakkan ponselnya dan menatap tajam Stefanie.
"lalu apa maumu?"
"pecat dia.aku bisa mengurus diriku sendiri".
" kalau aku tidak mau?"
"kakak harus mau.dia sangat kasar padaku.Wanita ini benar-benar menyebalkan"
Michael menatap Shinta meminta penjelasan.Shinta yang berdiri disamping bibi Chun menundukkan muka.
"saya hanya menjalankan tugas saya nona.mohon jangan mempersulit saya." sahut Shinta menunduk dalam.
"Dia hanya pekerja baru nona,tolong maafkan dia." Bibi chun ikut menyela pembicaraan.mencoba membela Shinta.Dia iba mendengar cerita Shinta pagi tadi.
"kau jangan coba-coba membelanya Chun". sentak Stephanie kasar.Ia menggebrak meja lalu berjalan cepat kearah bibi Chun.
" Mulut tuamu ini memang harus diberi pelajaran". Tangan Stephanie terangkat hendak menampar Bibi Chun yang kaget karena perlakuan anak tuannya yang sudah dia anggap anaknya sendiri.Mulutnya ternganga lebar saat tangan Stephanie akan mendarat dipipinya.Tapi belum sempat terjadi,sebuah tangan lain menangkap tangan Stephanie dan mencekalnya sangat erat.
"Kau nona muda yang tidak tau tata krama Stephanie.kau yang harusnya diberi pelajaran". geram Shinta sambil terus memegang tangan Stephanie.
" lepaskan aku jalang.kau bedebah"
'plakk...plakk'
Dua tamparan mendarat manis dipipi Stephani.Gadis itu terkesiap sambil memegang pipinya yang terasa panas.Baru kali ini ada orang yang berani menamparnya.Bahkan ayah dan kakak laki-lakinyapun tidak akan pernah menyakitinya.Tapi sekarang?pelayan brengsek ini dua kali menamparnya didepan kakaknya yang hanya tersenyum miring menatap keduanya.
"jangan pernah menyebutku jalang nona.atau kau akan tau akibatnya." bisik Shinta sambil menatap tajam.Berulang kali Stephani berusaha melepaskan diri.Tapi sia-sia saja.Shinta malah semakin erat mencengkeram tangannya.
"Kakak,pembantu ini benar-benar terlalu.dia atau aku yang akan pergi dari rumah ini" sentak Stephani.Michael hanya menghela nafas jengah.
"Stev,tidak ada yang boleh pergi tanpa ijinku,selangkah saja kau pergi dari rumah ini semua kemewahanmu akan kucabut"
"aku akan menyusul papi ke kanada".
" Silahkan...tapi aku tidak menjamin kau bisa naik pesawat sampai kesana"
Michael tetap memandang dengan wajah datar dan mata yang dingin.
"lepaskan dia" seketika Shinta melepaskan tangan Stephani yang langsung berlari kekamarnya.Shinta tertunduk dalam.Buru-buru dia membungkukkan badanya
"maafkan saya tuan.jika anda tersinggung dengan perbuatan saya,tolong kembalikan saya ke Indonesia.saya berjanji akan mengganti biayanya begitu sampai ke negara saya" suara serak nyaris menangis keluar dari bibir Shinta.Ternyata cerita tentang buruh migran yang bekerja dengan majikan baik hati dan gaji besar tidak aepenuhnya benar.
"Kau tidak dengar,tidak ada yang akan pergi dari rumah ini.baik kau atau Stev.Dan lagi..dengan apa kau akan mengganti biayamu kalau rumahmu saja akan disita bank?"
deg....deg.....
bagaimana Michael tau??????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Maryani
wuih mantap Shinta, good job 💪💪💪😘
2021-07-26
1