"Baiklah anak-anak sampai di sini pelajaran kita hari ini, jangan lupa properti yang harus kalian bawa untuk praktek minggu depan."
Ucap sang Guru biologi.
"Baik pak."
***
"Guys kantin yok, gue lapar ni."
Ajak Maura pada teman-teman nya.
"Dasar loe perut karet."
Sergah Quen becanda "Yok gue juga lapar."
Sambung Quen yang sudah berjalan di depan.
Teman-teman nya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Quen yang aneh.
Kelima cewek cantik itu berjalan beriringan melewati lorong kelas.
Semua mata memandang dengan kekaguman pada kelima sosok itu. Quen dan kawan-kawan memang sangat populer di sekolah ini. Bisa di katakan Most wanted lah pokok nya. Tidak mengherankan jika mereka selalu jadi pusat perhatian kemana pun mereka pergi.
Cewek cantik gitu loh.
****
Kantin
Saat sudah sampai di kantin ternyata semua meja sudah penuh dan tak ada yang tersisa.
Ada satu meja yang masih menyisakan beberapa kursi di sudut kantin di dekat jendela.
Meja itu adalah tempat nongkrong nya kakak Quen dan kawan - kawan.
"Yah semua meja nya penuh, gimana dong."
Ucap Quen.
"Quen itu kan kakak loe yang di ujung situ, kita minta duduk di situ aja, gimana."
Ajak Prilli pada semua nya.
"Oh ya, yok guys sebenarnya gue males banget satu meja sama mereka, tapi dari pada harus kelaparan, terpaksa."
Ucap Quen berlalu pergi menghampiri kakak nya.
Sebenarnya dari pertama kali Quen dan kawan-kawan masuk ke kantin, kakak nya Quen dan kawan- kawan sudah memperhatikan mereka.
Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Edward
"Akhirnya kita akan bertemu my sweet love, kamu pasti akan ke sini dan duduk di hadapan ku."
Setelah memperhatikan sekitar ternyata semua meja penuh membuat jiwa nya bahagia.
Romeo
"Ki gue mau taruhan sama loe, kalau ayang Quen ke meja ini loe harus kasih gue mobil baru loe itu gimana."
Ucap Romeo menawar.
Rizki
"Oke gue terima, gue yakin dia gak akan mau satu meja sama dua tiger ini."
Ucapnya dengan menyindir kakak nya Quen.
"Mending gue dari pada loe kayak ondel - ondel jalanan."
Sarkas Arion.
"Loe berdua juga buat apa taruhan segala, loe Ki kalau mau mobil baru gak usah kode keras gitu, biar gue beliin hahaha."
Tambah Samuel mengejek.
"Mobil gue udah banyak wooyyyy, sembarangan loe, ini nama nya jiwa laki, gue juga gak minat sama mobil ni orang."
Kata Romeo membela diri.
Kembali lagi pada Quen dan kawan-kawan.
Quen sudah sampai di meja tempat kakak nya duduk.
"Hmm hay duo kakak, boleh gue duduk disini, semua meja penuh dan cuma meja kalian yang masih ada kursi kosong."
Tanya Quen pada kedua kakaknya.
"Ooo boleh dong sayang, sini duduk di samping gue."
Ucap Arion senang.
Jarang-jarang Quen mau duduk satu meja dengan nya kalau tidak dalam keadaan kelaparan.
Dasar gengsian.
"Loe pada udah pesan makanan, kalau belum biar gue pesenin sekalian."
Tanya Samuel pada teman-teman Quen.
"Belum kak pesenin kita lima bakso dan lima jus jeruk ya."
Ucap Quen.
"Oke, loe pada mau apa, batagor aja boleh lah." Ucap Arion.
Kenapa hanya Arion yang menjawab.
Kalian tau kenapa?
Karena yang lain sibuk dengan pandangan dan pikiran mereka masing-masing.
Romeo
"Cewek ini cantik juga, walaupun terkesan dingin, tapi tatapan mata nya penuh kelembutan."
Batin nya yang terus memperhatikan Maura.
Rizki
"Imut, manis dan cuek terhadap sekitar
tapi kalau di perhatikan lebih lama mata nya gak ada aura dingin sedikit pun "
Batin Rizki dengan tatapan kagum melihat Prilli.
Edward
"Wajah itu selalu terlihat manis meski tidak tersenyum dan jantung gue selalu deg degan walau hanya dengan melihat mata nya, cuma loe yang bisa buat gue kayak gini, gue pasti bisa menangi hati loe Angela Quena."
Batin Edward yang tak bisa berhenti memandang Quen seolah kenangan beberapa tahun yang lalu menyapa nya.
Quena
"Kenapa wajah nya familiar banget ya,
apa gue pernah ketemu sama dia, tapi kok gue gak ingat apa -apa, dari tadi cowok itu liat gue dengan tatapan yang rumit."
Batin Quen penasaran dengan teman kakak nya itu, seakan mereka pernah bertemu tapi dia lupa itu dimana.
Disaat mereka masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Samuel datang dengan nampan berisi makanan di tangan nya.
"Loe pada kok diam - diam gini
kayak di kuburan aja."
Heran Samuel karena melihat teman -teman nya dan teman Quen yang terdiam seperti patung.
"Jadi kita mesti gimana, teriak - teriak gitu manggil nama pak joko."
Sergah Rizki yang sudah kembali pada mode sadar nya.
"Terserah loe pada, gue lapar mau makan."
Ucap Samuel yang mulai memakan makanan nya.
Keheningan terjadi di antara mereka
itu, karena teman-teman Quen canggung dengan para cowok-cowok di hadapan nya.
Tak lama setelah makan, jiwa penasaran Romeo langsung kumat ingin berkenalan dengan pujaan hati nya.
"Quen loe gak ada niat mau ngenalin temen - temen loe sama kita, gak enak banget lah kita satu meja tapi gak tau nama." ucap Rizki dengan manis.
Gula kalah woyy.
"Oh sampe lupa."
Kata Quen.
"Nama gue Maura."
"Gue Prilli."
"Gue Aurel."
"Gue Sintia."
Perkenalan yang amat singkat bukan, inilah Quen dan teman-teman nya. Mereka tidak suka basa - basi sama cowok manapun.
"Ohhh kalian sekelas."
Tanya Romeo.
"Ya kak, kita sekelas."
Jawab Aurel sedikit senyum.
"Ohhh oke, jangan canggung sama kita, kalau kalian butuh bantuan atau apapun bilang aja sama kita."
Ucap Samuel dengan senyum manis.
"Ya ampun senyum itu, kenapa gue jadi deg degan gini cuma karena liat senyum manis kak Samuel."
Batin Sintia yang tak mengerti dengan diri nya.
Kalau kalian penasaran kenapa dari tadi gak ada percakapan Arion dan Edward dengan mereka, itu karena mereka berdua paling dingin diantara teman-teman nya. jadi maklumin aja ya say, tembok kulkas gitu.
"Oke kak kita udah selesai makan, kita duluan ya udah mau lonceng."
Ucap Quen pada kakak nya.
"Ooo iya dek, ingat pesan kita tadi di rumah."
Ucap Arion memperingatkan.
"Iya iya brother over posesif, gue gak bakal lupa kali, tenang."
Jawab Quen malas dengan sifat kakak nya itu.
Setelah mereka berlima berlalu pergi. Kelima cowok itu pun pergi menuju lapangan karena pelajaran terakhir mereka adalah Olahraga.
****
Kelas
"Guys gimana kalau pulang sekolah kita nongkrong di kafe yang baru buka di dekat resto Cina itu loh, dekor nya keren banget, gue penasaran pengen liat."
Ajak Maura pada teman-teman nya.
"gue mau banget, sepupu gue udah pergi kemaren dan kata nya dalam nya itu keren banget."
Ucap Prilli.
"Iya kita harus pergi, gue pengen tau seindah apa sih kafe itu."
Ucap Sintia.
"Oke gue setuju, gue juga penasaran."
Tambah Aurel antusias.
"Gue kayak nya gak bisa ikut guys, loe pada tau sendiri kakak gue posesif nya tingkat akut, gue gak boleh kemana-mana pulang sekolah."
Ucap Quen dengan tatapan mellow.
"Yah gak asik loe Quen, cuma sebentar doang,
kita bantuin nanti bujuk kakak loe gimana."
Ucap Sintia menyemangati Quen.
"Beneran ni kalian mau bantu gue bujuk duo kakak posesif itu, makasih kawan, jadi tambah sayang ni."
Ucap Quen senang sambil memeluk teman-teman nya.
"Sama - sama Quen."
Ucap mereka saling berpelukan dengan bahagia.
Mereka ingin merasakan kebahagiaan bersama. Jika salah satu di antara mereka tidak ada momen tersebut tidak akan lengkap.
Angela Quena Saputri
"Gue beruntung banget memiliki kalian dalam hidup gue."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments