Tiga puluh menit sudah berlalu dan Quen telah memarkir mobilnya di parkiran Sekolah.
Setelah memarkir nya di parkiran.
Quen turun dari mobil nya dengan anggunnya.
Semua orang yang ada di koridor Sekolah memandang tak lepas pada sosok yang baru saja turun dari mobil nya.
Seakan melihat bidadari turun dari khayangan.
Mata mereka tak mau berpaling dari indahnya ciptaan Tuhan itu.
Rambut yang berkibar saat berjalan menambah kesan cantik sosok itu.
Siapakah dia?
Muncul pertanyaan di benak mereka.
Tak lain tak bukan dia adalah
Angela Quena Saputri.
Tolong di garis bawahi ya guys.
"Cantik banget tu cewek."
"Hai cantik, nama nya siapa?"
"Boleh kenalan gak."
"Udah punya pacar belum."
Dan masih banyak lagi pertanyaan - pertanyaan dari para cowok-cowok yang ada di koridor itu.
Bukan Quen namanya kalau terpancing dengan rayuan manis tersebut. Seorang Quen sudah terbiasa menjadi pusat perhatian kemana pun dia pergi, tapi tak membuatnya peduli sedikit pun pada semua itu.
Beda halnya dengan para cowok yang memandang nya dengan penuh kekaguman.
Cewek -cewek melihatnya dengan tatapan permusuhan.
Iri amat buk.
Tak jauh dari sana ada sekumpulan cowok- cowok kece bin ganteng pakek banget sedang nongkrong di sebuah meja dengan dikelilingi kursi - kursi Taman.
"Wah adk loe Sekolah di sini juga bro, gue gak nyangka bidadari gue juga satu sekolah sama gue."
Ucap Romeo teman kakak Quen.
"Sembarangan loe, bidadari gue tu, dari lahir udah gue klaim sebagai jodoh masa depan gue."
Ucap Rizki dengan tatapan persaingan.
"Bisa diem gak, loe pada udah gak ada urat malu apa,gue kakak nya, gak bakal gue restu adk gue sama playboy cap Hiu kayak loe berdua."
Sergah Arion sarkatis.
"Gue juga gak sudi punya ipar muka nya pas pasan kayak loe berdua, ngaca dulu sana."
Sambung Samuel sambil memukul kepala kedua teman nya itu.
"Wah - wah dasar ipar laknat loe."
Ucap Romeo dengan tatapan pura-pura hancur.
"Demi ayang Quen lautan akan ku sebrang, jalan tol akan ku terjang."
Sambung Rizki dengan mendramatisir.
"Sok dramatis loe pada, ngaca sana muka loe udah mirip saudara mbak-mbak banci jalanan."
Sergah Edward mengejek 'Selama nya Angela Quena Saputri hanya milik seorang Edward Andrian Atmaja."
Batin Edward dalam hatinya tanpa ada yang tau.
Sebenarnya sejak dulu Edward memang memiliki perasaan untuk Quen. Sejak pertemuan pertamanya dengan Quen beberapa tahun lalu di sebuah Mall Jakarta.
flashback
POW Quena
"Mama kemana sih lama banget belanja, gue malah di tinggal sendiri di sini, hp ketinggalan lagi, gue bosen banget."
Ucap Quen cemberut, dengan kaki yang di hentakkan ke lantai dan menyepak sesuatu.
Dia pikir itu hanya lah kaki meja ternyata benda itu adalah kaki seorang cowok.
"Loh kok kaki meja jadi kaki orang."
Ucapnya sambil melihat ke atas.
Tenyata di hadapan nya sudah berdiri sosok Coogan alias cowok ganteng dengan tangan yang di lipat ke dada.
Dan wajah yang memandang kepada orang yang menyepak kaki nya. Quen yang baru sadar dari rasa terkejut nya melotot, ketika menyadari yang di sepak nya bukan meja melainkan kaki seseorang.
"Kenapa? kaget ya, kaki meja nya berubah jadi kaki orang."
ucap sang cowok tersebut bernama Edward dengan alis yang terangkat dan tatapan mengintimidasi.
"Hehehe, Maaf kak aku gak sengaja, tadi aku reflek injak kaki kakak, beneran kok."
Ucap Quen dengan dua jari nya diangkat membentuk huruf v, ditambah senyum imut dari wajah nya.
"Ni cewek lucu juga, padahal gue gak beneran marah cuma mau liat ekspresi nya aja, wajah nya kok jadi tambah menggemaskan gitu."
Batin Edward dalam hati.
"Kok bengong sih kak, aku kan udah minta maaf, di maafin kan, ayo lah."
Bujuk Quen masih tak enak hati.
"Iya gue maafin, lain kali kalau mau main bola jangan di mall, di jalan aja sana."
Sergah Edward sarkatis menyembunyikan rasa seneng bisa ketemu Quen.
Setelah cukup membuat Quen kesal, dia pergi dari sana meninggalkan sosok Quen yang masih dalam mode kesal nya karena kata - kata cowok itu.
"Dia bilang apa tadi, main bola kata nya, di kira gue gak waras apa main bola di Mall, nyebelin banget sih jadi cowok ,untung ganteng, kalau gak udah gue cekik dari tadi."
Ucap Quen dengan sebal, tak terima dengan ejekan cowok itu.
Sebenarnya Edward belum pergi dari sana dia hanya bersembunyi di balik baju- baju yang tergantung.
"Loe lucu juga, baru kali ini ada cewek yang bisa buat gue deg degan kayak gini dan bisa buat hati gue luluh, mulai sekarang loe adalah milik gue, milik seorang Edward Andrian Atmaja
Semoga next time kita ketemu lagi."
Ucap Edward dengan senyum penuh cinta.
****
POW Quena
Quen baru sampai di kelasnya dan ternyata teman - teman nya sudah tiba lebih dahulu dari pada nya.
"Loh kalian udah sampek aja, kok gak bilang sama gue kalau berangkat pagi."
Ucap Quen.
"Gue udah SMS loe semalam kalau kita mau pergi sekolah lebih pagi, tapi loe aja gak balas kok."
Ucap Maura.
"Loh kok gue gak tau apa - apa, oh ya hp gue semalam mati, gue ketiduran nunggu baterai nya penuh maka nya gue gak liat."
Ucap Quen.
"Itu lah kebiasaan loe pelupa, kayak emak- emak aja."
Ucap Prilli mengejek Quen.
"Loe kok bisa telat Quen ,untung aja guru belum datang, kalau gak tamat riwayat loe."
Tanya Aurel.
"Kalian tau sendiri kan gimana macet nya Jakarta di awal tahun kek gini,ya karena itu lah gue telat sedikit."
Ucap Quen membela diri.
"Loe yakin,bukan gara-gara loe kesiangan bangun kan."
Tambah Sintia.
"Hah apa, bukan dong Tia
gue gak pernah bangun terlambat lagi kok "
Ucap Quen membela.
"Ya ya ya, gue rasa seorang Quen tidak pernah bisa bangun pagi kecuali ya ke cium lantai pasti nya ,ya kan Quen."
Ucap Maura.
"Hmm ya ya ya loe bener Ra ,gue emang telat bangun sedikit hari ini."
Ucap Quen tak bisa mengelak lagi.
"Ha ha"
"Kok kalian ketawa sih."
Ucap nya kesal.
"Ya habis nya loe, gak pernah berubah dari dulu."
Ucap Sintia.
"Gue tantang loe besok harus sampek duluan ke sekolah, kalau loe bisa gue traktir loe selama seminggu ,gimana."
Tambah Prilli.
"Ya gue juga bakal kasih loe sebuah kamera terbaru."
Ucap Aurel.
"Dan gue akan isi bensin loe selama seminggu ,gimana."
Ucap Maura.
"Dan gue bakal kasih loe satu perlengkapan make up lengkap, gimana."
Sambung Sintia.
"Oke gue terima tantangan loe pada, kalau gue bisa sampek duluan dari pada kalian, siap - siap untuk hadiah nya."
Ucap Quen dengan sumringah, kapan lagi bisa dapet bonus dari mereka pikir nya.
Beginilah kebersamaan mereka di setiap hal.
Mereka sangat kompak ingin memberikan Quen hadiah.
Semua itu mereka lakukan untuk mengubah kebiasaan Quen agar bisa sampai tepat waktu.
Jadi sebelum Quen sampai mereka udah merencanakan ini. Sekali - sekali berbagi buat kawan kata nya.
asik ya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments