...Selamat membaca...
Langit pagi yang cerah namun berbanding terbalik dengan langit yang berada di atas kepala Oman yang mendung seperti keadaan hatinya. Bukan karena ia akan melepas status lajangnya dengan seorang wanita yang ia ketahui mempunyai riwayat penyakit yang parah, seandainya saja wanita itu adalah wanita yang dicintainya hal itu tidak jadi masalah buatnya.
Oman terus menatap langit-langit kamarnya, matanya sudah terbuka dengan sempurna namun tak ada semangat hidup dibalik sorot mata elang miliknya. Hingga ketukan pada pintu kamar memaksanya segera bangkit dari tidurnya.
“Maaf telat bangun, bund,,,” katanya ketika ia membuka pintu kamarnya dan mendapati bunda Lisa menatapnya dengan lembut
“Segera mandi dan sarapan, setelah itu bersiaplah sebentar lagi baju pengantinnya diantarkan,,,,” kemudian bunda Lisa berbalik melangkah turun ke bawah dan bergabung dengan keluarga yang lain.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30, waktunya mereka berangkat ke rumah mempelai wanita. Dengan langkah berat dan tatapan kosong, Oman mengikuti langkah kaki ayah dan bundanya memasuki mobil khusus untuk pengantin. Perlahan mobil itu pun melaju dengan kecepatan sedang.
“Sayang, maafkan bunda telah melakukan kesalahan fatal dan menghancurkan kebahagiaanmu,,,,” seraya mengusap lembut punggung tangan putranya
Rasa bersalah bunda Lisa membuat hatinya tak tenang, bagaimana tidak ia hanya memiliki satu anak dan malah akan menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dicintainya, dan yang lebih parahnya mereka bersaudara dan dapat dipastikan putranya itu akan sering bertemu dengan wanita yang telah berhasil mencuri hatinya.
“Sudahlah bun, semua sudah terjadi. Mungkin inilah takdirku tidak menikah dengan pujaan hatiku. Melihatnya setiap hari saja sudah cukup,,,” sambil menarik napas dalam-dalam dan menatap kosong kearah jalanan beraspal yang akan dilewati oleh mobil yang mereka tumpangi.
Bunda Lisa dan ayah Sahid menarik napas bersamaan. Mampukah putranya menghilangkan rasa cintanya ???? Apakah pernikahan mereka akan bahagia ????Ayah Sahid mengusap wajahnya frustasi memikirkan kehidupan putra tunggalnya.
Perlahan iring-iringan mobil pengantin berhenti di depan sebuah rumah mewah yang nampak ramai. Keluarga mempelai wanita berjejer rapi menyambut kedatangan rombongan mempelai pria, Zayyan dengan wajah datarnya ikut dalam barisan tersebut, Zabina berdiri disampingnya dengan dandanan naturalnya yang tampak cantik dengan senyumnya yang manis. Sejenak Oman menghentikan langkahnya menatap lembut kearah Zabina dan langsung dihalangi oleh Zayyan dengan perlahan sehingga tidak ada yang menyadari bahkan Zabina sekalipun.
Bunda Lisa yang sempat menangkap arah pandangan Oman ketika menghentikan langkahnya mengerti dan ikut terpesona melihat kecantikan Zabina. Bunda Lisa menepuk pelan punggung Oman menyadarkan agar melanjutkan langkahnya menuju tempat ijab qabul dimana pak penghulu sudah duduk menunggu.
Setelah Oman mengucapkan ijab qabul yang dipandu oleh penghulu diulang dua kali karena tidak konsentrasi, akhirnya kata SAH dari para saksi dan hadirin mengakhiri status lajangnya. Dengan senyum dipaksakan Oman menunggu wanita yang telah resmi menjadi istrinya keluar dari kamar.
Setelah Oman dan Zalsa memakaikan cincin pernikahan secara bergantian, kemudian Zalsa mencium punggung tangan suaminya sebagai tanda bakti. Dan ketika giliran Oman disuruh mencium istrinya dengan kaku Oman mengarahkan bibirnya pada dahi Zalsa sekilas hanya ujung bibirnya tersentuh tak terasa oleh Zalsa
Bagaikan robot Oman melakukan semua yang diperintahkan oleh MC dengan kaku, Zalsa yang merasakan sikap kaku Oman heran. Rasa bahagia yang tadinya memenuhi rongga dadanya perlahan terkikis.
Selesai ritual ijab qabul, kini tiba saatnya santap bersama. Bunda Lisa tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati Zabina dan langsung mengajaknya bicara kemudian memeluknya agak lama, Zabina yang mendapat perlakuan seperti itu dari mertua kakaknya hanya tersenyum.
Karena Zalsa yang tidak bisa terlalu capek, kedua keluarga memang telah sepakat akan melaksanakan resepsi setelah beberapa hari. Setelah rangkaian acara selesai para pengiring mempelai pria berpamitan untuk pulang, begitu pun dengan bunda Lisa dan ayah Sahid.
“Ikut aku, kita harus bicara,,,” Zayyan tak memberi kesempatan pada Oman untuk berganti baju terlebih dahulu. Baginya semua harus jelas.
Keduanya tak menyadari jika sepasang mata Zalsa melihat kejanggalan pada kedua sahabat itu. Zalsa yang penasaran diam-diam mengikuti mereka hingga di kamar Zayyan. Oman yang mengikuti langkah kaki Zayyan tidak menyadari jika pintu kamar tersebut tidak tertutup rapat.
“Apa maksudmu melamar dan menikahi Zalsa padahal sebelumnya kamu mengatakan padaku jika cintamu untuk Zabina !!!!” dengan amarah yang tertahan Zayyan menghardik Oman
“Yan, dengerin dulu penjelasanku, aku memang mencintai Zabina dan meminta bunda melamarnya tapi bunda salah melamar dan mommymu juga menerima lamaran atas nama Zalsa. Bunda tidak tau jika yang aku maksud adalah Zabina dan baru semalam aku tiba dan saat itu juga aku baru tau jika ternyata Zalsa yang akan aku nikahi. Aku bisa apa. Aku gak mungkin menolak dan membatalkan pernikahan ini. Aku tidak akan mungkin mempermalukan keluarga gadis yang aku cinta. Mungkin inilah takdirku,,,,” Oman terduduk dilantai setelah meluapkan semua isi hatinya
DUAAARRRR
Zalsa tak dapat menahan perih dihatinya mendengar pengakuan pria yang dicintainya yang telah resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu. Ternyata mencintai adiknya. Zalsa tak kuasa lagi menahan diri lebih lama mendengar pembicaraan kedua pria itu. Zalsa meninggalkan depan kamar saudara kembarnya dengan linangan airmata.
“Untungnya Zabina dan yang lainnya belum mengetahuinya, mulai sekarang jangan pernah sekalipun kamu memikirkan Zabina ! Sekarang kamu sudah menjadi suami Zalsa, bahagialah bersamanya !! Dan jangan pernah memandang Zabina !!!” Zayyan memberikan peringatan keras pada Oman, ia tak ingin kedua adiknya terluka karena pria yang sialnya adalah sahabatnya sendiri.
Oman dan Zayyan kemudian keluar kamar beriringan seperti tak pernah terjadi sesuatu. Zayyan kemudian menunjukkan kamar Zalsa agar Oman mengganti bajunya.
Tok tok tok
“Sa,,buka pintunya, nih suamimu mau masuk,,,” Zayyan berteriak memanggil Zalsa sambil mengetuk pintu kamarnya.
Ceklek
“Masuk aja, mas,,,,bajunya sudah aku siapkan. Aku tinggal dulu mau ketemu mommy,,” Zalsa beralasan karena belum bisa menerima kenyataan tentang orang tua suaminya yang ternyata salah melamar
Zalsa kemudian duduk termenung diruang keluarga yang masih ramai dengan keluarga dan anak-anak yang berlarian.
‘Aku akan mempersatukan kalian, karena bertahan pun hanya akan merugikan diri sendiri karena aku tahu jika aku hanyalah tamu dalam hatimu dan tak akan mungkin menjadi penghuninya ‘ batin Zalsa bertekad meskipun ia sendiri belum tahu caranya
“Hai kak,,,pengantin baru gak boleh melamun, pamali,,,,” cicit Zabina asal dan melanjutkan langkah kelantai dua dimana kamarku berada dengan acuhnya.
***
TBC
Tolong jangan marahin othor, semua sudah terjadi
Love Love Love you sekebon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mariksa Efendi
itu salahmu bunda sembrono.
2024-03-18
0
Dyah Oktina
kasihan zalsa tor... juga oman.. 😭😭😭
2022-06-02
0
Lis Manda Cel
yg slh tuh ortux sikembar...udah tau anakx cewek ada 2 knpa langsung ngira klo yg dlmr itu zalsa kyk kesanx mreka gk ingat sm zabina sm skli
2021-11-10
2