Episode 2

" Annisa nanti kalau kamu udah ketemu sama majikan ibu kamu ngga usah sungkan dan malu ya... kalau misalnya ibu bertanya sama kamu tentang hal apapun. Contohnya umur kamu sekarang dan dan pendidikan akhir kamu yang kamu tempuh sebelum kamu berangkat ke kota Jakarta ini, apa kamu faham Annisa." ucap Rahma.

Ketika Rahma mengajak Annisa berbicara dan menengok ke belakang ternyata Annisa tidak ada di belakang Rahma sama sekali dan ketika di lihat ternyata Annisa masih berada di pintu gerbang masuk menuju rumah utama.

" Loh Annisa kenapa kamu belum masuk, dari tadi aku ngomong sendiri dong panjang lebar." Gerutu Rahma kepada Annisa sambil lari berteriak ke Annisa.

Ketika sampai di depan Annisa Rahma pun berbicara lagi kepada Annisa.

" Annisa kenapa ngga masuk dan kenapa kamu melamun serta wajah kamu sedikit pucat dan badan kamu juga kenapa gemetar begini." bingung Rahma.

" Eh iya ka ada apa ?."

" Annisa dari tadi aku ngomong loh sama kamu dan ternyata kamu ngga ada di belakang aku sama sekali dan pas aku lihat ternyata kamu masih di sini dan ngga jalan sama sekali."

" Maaf ka." Sesal Annisa

" Ya udah kalau begitu ayo masuk dan jangan bengong Mulu." Ucap Rahma sambil menarik tangan Annisa dan membawa tas Annisa.

sesampai di pintu masuk Annisa masih ragu apakah iya harus masuk atau tidak.Tapi, kalau tidak masuk nanti di anggap tidak sopan lagi sama yang punya rumah namun, jika masuk maka memori memori masa lalu Annisa akan bermunculan lagi.

" Apa aku harus masuk ke rumah besar lagi atau tidak, tapi aku takut dan aku ngga mau trauma dan ingatan ingatan yang di lakukan sang ayah akan terbayang kembali." Gumam Annisa tapi masih bisa di dengar oleh Rahma.

" Apa kamu berbicara sesuatu Annisa."

" Ah tidak ka." Bohong Annisa.

" Kalau begitu ayo kita masuk dan aku perkenalkan sama ibu pemilik rumah ini."

" Baiklah ka."

"Ya udah kamu tunggu di sini dulu ya.. aku akan panggil ibu dulu dan oh iya kamu mau minum apa dan makan apa nanti biar pembantu yang lain yang antar makanan sama minuman kamu." Tawar Rahma

" Tidak usah ka sebelum aku kesini Annisa udah makan dulu di rumah dan kalau soal minum boleh deh ka Annisa minta air putih aja.

" ok tunggu dulu ya.. kalau begitu aku ke kamar ibu dulu ya.. dan nanti kamu duduk aja di sofa ruang tengah dan tunggu minuman kamu ya..

Setelah Rahma meninggalkan Annisa di ruang tamu utama, Annisa pun duduk si sofa yang sudah di tunjuk oleh Rahma. setelah beberapa menit minuman Annisa pun datang.

" Silahkan ka ini minumannya."

"Oh iya ka terima kasih ka sudah mengantarkan minumannya."

" Sama sama ka, kalau begitu saya pamit dulu ka."

" Oh iya ka s kali lagi terima kasih."

setelah menunggu sekitar 30 menit Rahma dan juga majikan nya turun dari tangga dan ketika Annisa melihat mereka turun Annisa pun berdiri . Ketika sudah sampai di depan Annisa pun Annisa mengucapkan salam.

" Assalamualaikum nyonya." Tanya Annisa.

" Waalaikumsalam." Jawab nyonya Chintia

"Sebelum itu kamu jangan panggil saya nyonya ya.. dan panggil saya ibu sama seperti Rahma memanggil saya."

"Oh iya nyonya."

setelah saling mengucapkan salam nyonya Chintia pun melangkah ke sofa yang ada di depan Annisa dan sedangkan Rahma berada di sebelah kiri nyonya Chintia

"Oh iya Bu ini perkenalkan namanya Annisa dan dia dari Klaten dan Annisa ini ibu Chintia majikan aku sekaligus teman majikan kamu nanti." ucap Rahma sambil memperkenalkan ibu Chintia dan Annisa.

" Oh iya ka salam kenal Bu saya Annisa dari Klaten.

" Baik Annisa, mungkin saya memiliki beberapa pertanyaan buat Annisa dan ini tidak terlalu sulit buat kamu jawab.

" di Klaten kamu tinggal sama siapa dan umur kamu berapa ?." tanya nyonya Chintia

" Umur saya 19 tahun nyonya dan saya di Klaten tinggal sama ibu, dan dua adek saya."

" Kalau ayah kamu."

ketika nyonya Chintia menanyakan keberadaan sang ayah mata Annisa sudah mulai berkaca kaca namun Annisa harus tetap menjawab pertanyaan dari teman majikannya itu.

" Hemm kalau ayah udah pergi ninggalin kita nyonya semenjak kelahiran adek saya yang paling akhir dan di saat usia adek saya baru satu bulan.

" Hah." kaget nyonya Chintia dan Rahma

Namun ketika melihat mata Annisa yang sudah mulai berkaca kaca nyonya Chintia dan Rahma pun segera menormalkan kembali ekspresi wajah seperti sebelumnya.

" Maaf Annisa." Sesal nyonya Chintia

"Tidak apa apa nyonya." ucap Annisa sambil tersenyum.

" Dan oh iya Annisa apa kamu benar benar mau bekerja sebagai asisten rumah tangga?."

" Iya nyonya."

" Apa kamu tidak kuliah Annisa, apalagi biasanya yang seumuran kamu itu lebih memilih kuliah di bandingkan bekerja."

" Kalau kuliah mungkin untuk saat ini belum nyonya tapi jika suatu saat nanti insya Allah saya bakalan kuliah."

" Memangnya kalau kamu kuliah kamu akan mengambil jurusan apa ?."

" Kalau jurusan saya kurang tau nyonya tapi ibu saya pernah menyuruh saya buat mengambil jurusan bisnis dan manajemen, dan saya juga kurang tau kenapa ibu saya menyuruh saya buat ambil jurusan itu."

" memangnya siapa nama ibu kamu Annisa." ucap nyonya Chintia yang penasaran.

" Nama ibu adalah Halimah Putri nur Cahyani.

Deg

" Terus nama ayah kamu siapa ?." tanya nyonya Chintia lagi.

" Nama ayah kalau ngga salah Bramantyo putra Sanjaya." jawab Annisa lagi.

Deg

Deg

Deg

Deg

Tes

Tes

Tes

" Halimah akhirnya aku menemukan dirimu dan anak anak kamu." Tangis nyonya Chintia pun pecah dan langsung berdiri memeluk Annisa.

" Annisa apa kamu kenal ibu ?."

" Engga Bu ini pun pertama kalinya Annisa ketemu sama ibu."

" Annisa apa kamu bener bener ngga mengenal ibu sama sekali."

" Bener ibu Annisa memang ngga kenal dan ini pun baru pertama kalinya Annisa ketemu sama ibu.

" Annisa ibu mau tanya kenapa ketika kamu menyebut nama ayah kamu kamu merasa ragu." ucap nyonya Chintia sambil memeluk Annisa.

" Karena Annisa ngga pernah tau nama ayah bu dan Annisa juga ngga mau lagi kenal sama ayah."

" kenapa annisa?." bingung nyonya Chintia karena setau nyonya Chintia Bramantyo dan Halimah itu saling mencintai dan saling menyayangi dan juga Bramantyo ngga bakalan meninggalkan Halimah karena dirinya memang pribadi baik.

" Aku ngga tau Bu hiks hiks karena kalau ayah ketemu sama ibu aku ngga mau ayah ambil uang punya ibu dan tega menyiksa ibu dan aku hiks hiks dan pernah di saat aku masih kecil ibu selalu menjadi korban kekerasan dari ayah bukan hanya itu saja ayah suka membawa wanita wanita yang kurang bahan hiks hiks." Tangis Annisa pun pecah di pelukan nyonya Chintia.

" Apakah ibu bisa berbicara dengan ibumu Annisa?.

" Bisa Bu tapi aku dan ibu ngga punya handphone sama sekali dan ini juga Annisa meminjam nomer dari tetangga Annisa jika sewaktu waktu Annisa kangen ibu."

Tanpa Annisa ketahui nyonya Chintia adalah teman dekat sekaligus sahabat dan sepupu dari nyonya Halimah yang merestui hubungan Halimah dan Bramantyo karena di waktu mereka masih menduduki bangku kuliah hubungan Bramantyo dan Halimah mendapatkan tentangan keras dari sang om yaitu Kaka dari orang tua nyonya Chintia**.

Terpopuler

Comments

Iba Shayra

Iba Shayra

aqu kra ayahx anisa suanix majikan baru nisa..

2021-08-02

0

Melati

Melati

sudah like n fav jg ya thor 😊

2021-07-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!