Episode 3

**lain hal sang ibu Annisa beliau lebih merasa khawatir karena takut bertemu keluarga dari pihak ibu Annisa, bukan hal apa apa karena jika Annisa bertemu mereka maka otomatis Annisa akan di caci maki oleh mereka terutama sang Kaka dari Halimah sendiri dan sang papa.

* Sebelumnya

" Halimah apa benar kamu berhubungan atau berpacaran dengan Bramantyo putra Sanjaya?." ucap Kaka Halimah.

" Iya ka." Jawab jujur Halimah.

" Kenapa harus Bramantyo yang harus menjadi pacar kamu Halimah." tanya sang Kaka

" Hmm karena Halimah sangat mencintai Bramantyo ka dan kita berdua saling menyayangi, dan juga Bramantyo itu laki laki baik ko ka buktinya selama ini dia selalu menjaga kehormatan aku ka dan dia juga ngga pernah membentak Halimah." Jawab Halimah.

" Heh." nada tidak suka atas jawaban dari sang adik tercinta.

" Halimah apa kau tau siapa Bramantyo?." tanya lagi sang Kaka.

" tau ka kan dia putra dari pak Sanjaya."

" Tau apalagi kamu dari keluarga pak Sanjaya."

" kenapa kamu diam Halimah, katanya kamu tadi bilang bahwa kamu tau tentang dari keluarga Sanjaya. Jawab Halimah!!!!!." bentak sang Kaka

" Kau tau Halimah Sanjaya adalah orang yang sudah menyebabkan adikmu meninggal dan dia juga yang menyebabkan kita harus kehilangan tempat dia gara gara kelicikan dan kebusukan dia apa kau tau Halimah!." Bentak sang Kaka lagi.

Deg

Deg

Deg

Deg

" Kaka pasti bohong kan ?." Tanya Halimah pada sang Kaka

" Buat apa aku berbohong Halimah dan buat apa aku tidak jujur padamu." Jawab sang Kaka

" Apa benar yang di bilang sang Kaka bahwa adiknya meninggal gara gara keluarga pak Sanjaya?." gumam Halimah pelan tapi masih bisa di dengar oleh sang Kaka.

" Oh ternyata kamu tidak mempercayai Kaka kamu sendiri Halimah?." Selidik Kaka Halimah

" Ternyata kamu benar benar bukan Halimah yang Kaka kenal dulu dan bukan Halimah yang sekarang yang mudah di bohongi oleh keluarga penghancur keluarga nya." kecewa sang Kaka.

" Bukan maksud aku begitu ka, tapi Bramantyo bukan pria yang begitu ka walaupun keluarga nya melakukan kejahatan pada keluarga kita tapi dia tidak mungkin melakukan itu apalagi kita berdua akan segera menikah ka." penjelasan Halimah sukses membuat sang Kaka bertambah marah.

" Apa kau benar benar tidak punya sopan santun sekarang Halimah, apa kau tidak menganggap kami keluarga kamu lagi teruma ayah, Kaka kakakmu hah!!!!." amarah sang Kaka kepada Halimah.

" Kau benar benar Halimah yang bodoh sekarang dan demi cinta dari seorang penipu kau pun harus melawan keluarga mu sendiri dan tidak pernah memberitahu kami soal apapun hah!!!!!."

" Ok karena kamu sudah memilih maka kamu akan di coret dari ahli waris keluarga angkasa dan terserah kamu mau hidup dengan siapapun dan terserah kamu mau melakukan apapun karena mulai detik ini hingga kapanpun kamu bukan adek ku lagi dan bukan putri satu satunya dari keluarga angkasa pelangi, karena kami akan menganggap bahwa putri dari angkasa pelangi telah meninggal dunia. Dan kamu sudah tidak berhak memakai marga dari pelangi paham kamu !!!!!."

Setelah kata kata yang di ucapkan oleh sang Kaka membuat Halimah merasakan beban yang begitu besar dan berat hingga seperti di tusuk ribuan jarum. Hingga Halimah pun memutuskan pergi dari rumah besar yang begitu banyak kenangan indah bersama ke tiga kakaknya dan bunda ayah.

* Sesudah nya

" Maaf kan aku Kaka hiks hiks hiks." Tangis Halimah

" Jika aku menurut kepada dan percaya tentang omongan Kaka mungkin aku tidak akan begini dan melihat ketiga putriku menderita hiks hiks." Tangis Halimah pun menjadi.

" Andaikan waktu bisa berputar kembali dan aku akan menurut padamu ka." sesal Halimah.

Tok

Tok

Tok

Tok

" Assalamualaikum Bu Halimah..... Assalamualaikum Bu Halimah." ketukan pintu di rumah Halimah dan panggilan.

" Waalaikumsalam sebentar !." Jawab Bu Halimah yang berada di dalam rumah.

Ceklek

" Maaf Bu Halimah kalau saya mengganggu bu Halimah, ini ada telfon dari Annisa Bu dan katanya Annisa pengen ngomong sama ibu." ucap tetangga Bu Halimah sambil menyerahkan handphone nya.

Sebelum Annisa menelfon ibunya nyonya Chintia lah yang menyuruh Annisa menelfon ibu nya tapi... apalah daya ternyata Annisa tidak bisa menggunakan handphone sama sekali dan akhirnya nyonya Chintia lah yang menelfon tetangga Annisa dan tidak lupa juga mengeras kan suara di hp nyonya Chintia agar nyonya Chintia bisa mendengar suara adiknya itu.

" Halo assalamualaikum Annisa." ucap ibu Annisa.

" Waalaikumsalam ibu, giman kabar ibu sehat dan udah minum obat belum, udah makan kan Bu? kalau belum makan ibu bisa minta tolong Khofifah biar bisa bikin bubur buat ibu." rentetan pertanyaan Annisa pada sang ibu.

nyonya Chintia hanya bisa mendengarkan percakapan Annisa dengan Halimah lewat telfon namun begitu nyonya Chintia merasa bersalah dengan Halimah karena memberikan restu kepada Halimah dan Bramantyo jika tidak mungkin Halimah tidak akan mengalami hal seperti ini.

" Ibu baik nak uhuk uhuk." ucap ibu Annisa

" Tapi ibu batuk Bu, dan apa ibu udah makan dan minum obat." Tanya Annisa sekali lagi.

" Sudah nak tadi ibu sudah makan dan minum obat yang di berikan adek kamu." Bohong Bu Halimah, karena sejujurnya dirinya belum makan dan minum sama sekali sejak kepergian Annisa tadi pagi, bukan karena tidak mau makan namun, uang nya tidak ada buat di berikan semua nya kepada Annisa dan soal obat pun apalagi sudah kosong sama sekali, tetapi ibu Annisa masih bisa menyimpan uang jajan buat kedua anaknya selama seminggu ke depan ke sekolah.

" Bu apa ibu berkata jujur sama Annisa." Tanya Annisa kepada ibu Halimah.

" Iya nak ibu udah jujur sama kamu dan mama mungkin ibu bohongin kamu hehehe ada ada aja kamu." demi menghilangkan kecanggungan dan kebohongan kepada Annisa.

" Bu Annisa udah dapet pekerjaan di Jakarta hari ini dan insya Allah besok Annisa sudah mulai bekerja di sini."

" Alhamdulillah makasih ya.. Allah." ucap syukur Bu Halimah.

" Oh iya Bu nanti kalau Annisa sudah punya banyak uang Annisa akan bawa ibu dan adek adek Annisa ke kota apa ibu mau." Tanya ragu Annisa.

" Kalau ke kota sepetinya untuk saat ini belum bisa nak tapi mungkin lain kali bisa."

" Bukan ibu ngga mau nak tapi ibu belum siap ketemu sama Kaka Kaka ibu dan ayah bunda di Jakarta." Gumam ibu Halimah.

" Oh gitu ya.. Bu kalau begitu Annisa tutup telfon dulu ya.. Bu soalnya ini bukan handphone Annisa dan Annisa takut nanti uang pulsa nya habis, dan ibu sehat sehat terus ya.. dan nanti kalau Annisa udah gajian Annisa kirim uangnya buat ibu biar ibu bisa berobat teratur di rumah sakit."

" Iya nak ibu pasti sehat terus dan jaga kamu baik baik di sana ya... nak dan jangan bikin ulah di kota orang dan pokoknya kamu harus makan teratur dan ngga boleh telat, kalau begitu ibu tutup telfonnya ya.. assalamualaikum." ucap ibu Annisa sambil menutup telfonnya dan menyerahkan handphone nya ke pada Khofifah.

" Terima kasih ya.. fi sudah mau meminjam kan handphone nya dan insya Allah nanti kalau ada rezeki ibu ganti uang pulsa kamu ya.."

" Tidak usah Bu Khofifah ikhlas bantu ibu dan Khofifah juga seneng kalau misalnya bisa bantu orang, kalau begitu Khofifah pamit ya.. Bu. Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam salam."

Sedangkan di kota lain yaitu Annisa merasa kurang percaya dengan semua ucapan sang ibu karena Annisa tau kalau ibunya sekarang belum meminum obat dan makan tapi mau bagaimana lagi karena jarah rumah Annisa dan sang ibu sangat jauh sekali dan hanya doa yang bisa Annisa panjatkan.

" Terima kasih ibu telah meminjamkan handphone nya." ucap Annisa sambil menyerahkan handphone milik nyonya Chintia.

" Sama sama Annisa."

" Oh iya Annisa apa ibu boleh tanya sama kamu ?."

" Boleh Bu."

" Kelihatannya kamu bukan merasa senang ketika kamu menelfon ibu kamu."

" Iya bu Annisa memang tidak merasa tenang."

" Kenapa ?."

" Sepetinya penyakit ibu mulai kambuh lagi Bu dan ibu juga pasti sedang berbohong sama Annisa kalau ibu sudah makan dan minum obat, karena setau Annisa kalau ibu sudah meminum obat ibu ngga bakalan batuk kaya barusan di telfon."

" memangnya ibu punya penyakit apa Annisa."

" Kalau soal penyakit ibu Annisa kurang tau ya.. Bu tapi Annisa pernah lihat catatan medis punya ibu di kamarnya tapi Annisa ngga bisa buka karena di kunci lemarinya."

" Apa kamu pengen ibu sembuh Annisa ?."

" Pengen banget malahan ibu."

" Dan apa kamu setuju kalau ibu kamu akan ibu bawa berobat ke luar negeri dan kamu tidak perlu memikirkan biayanya dan kamu hanya fokus buat kerja di rumah teman ibu apa kamu setuju."

" Tapi kalau ibu Annisa di bawa berobat lalu adek adek Annisa bagaimana Bu ?."

" Kamu tentang saja ya.. adek adekmu akan ibu bawa juga dan cuma satu kamu harus fokus buat bekerja ok**."

Terpopuler

Comments

Mawar Berduri💕

Mawar Berduri💕

semangat 🤗

2021-06-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!