RaKhania ~ 005

Khay kembali ke rumah sakit untuk menemui Amara. Ia memandangi ibunya yang masih terjaga dengan menggenggam tangan Khania.

Ada rasa iri yang menggelitik hati Khay kala melihat ibunya begitu cemas dengan kondisi kakaknya. Khay ingat saat dirinya terluka karena sabetan benda tajam yang dilakukan seorang tersangka di bagian perut sebelah kirinya. Ibunya memang khawatir, namun tak secemas seperti ini. Padahal luka yang dialami Khay juga cukup parah dan hampir saja mengenai bagian jantungnya.

Khay hanya menghela nafas kasar jika mengingat tentang hal itu. Ray menghampiri Khay yang masih terdiam dan enggan masuk ke dalam kamar rawat Khania.

"Khay, kita makan malam dulu saja. Sedari tadi kau belum makan apapun." ajak Ray. "Sekalian kita bungkuskan makanan untuk ibumu. Dia juga belum makan sejak siang tadi."

Khay hanya mengangguk pasrah. Dan mengikuti langkah kaki Ray. Ray tahu jika suasana hati Khay sedang buruk saat ini. Ia tak mau banyak bicara lagi. Jiwa dan raganya juga ikut lelah untuk membantu Khay, sahabatnya.

Mereka menuju warung makan tenda dekat rumah sakit. Untungnya Khay bukanlah tipe pemilih makanan. Hidupnya yang terbiasa mandiri tidak membiarkannya bermanja-manja pada orang tuanya atau orang lain. Benar-benar tipe wanita tangguh yang disukai Ray. Sayangnya hubungan pertemanan mereka yang sudah berjalan tujuh tahun itu, akan tetap menjadi pertemanan saja tanpa harus di embel-embeli cinta.

Ya meski kadang Ray ingin sesuatu yang lebih dengan hubungan mereka, tapi melihat sikap Khay yang cuek, tidak memungkinkan dirinya untuk melangkah lebih jauh dari ini.

"Khay, makanlah dulu! Jangan memikirkan hal lain! Jika kau ingin kasus ini menemui titik terang, kau harus punya tenaga agar otakmu bekerja dengan baik."

"Ck, kau ini! Iya, baiklah. Kapan aku bisa menolakmu, huh! Aku harus mencari tahu apa yang terjadi dengan Kak Khania. Pak Ahmad bilang dia menemukan kakakku dalam keadaan terluka di tepi jalan yang jauh dari pemukiman penduduk. Apa menurutmu..." Khay sengaja menggantung kalimatnya agar dilanjutkan oleh Ray.

"Sudah, kita makan dulu! Otakku tidak bisa bekerja dengan baik jika perutku belum terisi penuh." Ucap Ray santai sambil tersenyum.

"Cih, jangan sok tampan!"

"Aku memang tampan, Khay. Kau saja yang tidak pernah tahu!"

Khay mengerucutkan bibirnya.

.

.

.

Usai makan malam, Khay kembali ke kamar Khania dan memberikan sebungkus makanan untuk ibunya.

"Ibu, makanlah dulu. Sedari siang ibu belum makan apapun." bujuk Khay.

"Ibu tidak lapar." jawab Amara lirih.

"Ibu! Apa ibu pikir kakak akan senang melihat ibu seperti ini? Kakak akan sedih, bu. Tolong dengarkan Khay sekali ini saja!" Suara Khay mulai meninggi.

Amara akhirnya menuruti perintah Khay. Khay mendekati ranjang Khania dan menatap kakaknya yang tak sadarkan diri itu. Dokter bilang Khania dalam keadaan koma. Namun rangsangan sedikit apapun pasti bisa di rasakannya.

Khay duduk di samping ranjang Khania dan mulai membisikkan sesuatu di telinga kakaknya.

"Kak... Ini aku, Khay. Kakak bisa mendengarku 'kan? Cepatlah bangun! Atau aku akan marah padamu. Kau tahu 'kan bagaimana jika aku sudah marah. Hanya kau saja yang bisa menenangkanku. Kak... Kau bilang saat pulang nanti kau akan mengajakku bermain di taman hiburan. Kita akan menaiki wahana yang sekarang sedang tren dikalangan anak muda. Tapi kenapa... kau pulang dalam keadaan seperti ini? Kau sangat menyebalkan!" Tak terasa buliran bening meluncur di pipi mulus Khay. Ia tak sanggup lagi berkata-kata dan berlari keluar dari kamar Khania.

Ray yang melihat Khay berlari pun mengikutinya. Ia ingin memeluk sahabatnya itu dan mengelus punggungnya. Namun apalah daya, ia tak bisa melakukan itu. Ia takut Khay akan marah.

Tapi tak ada salahnya 'kan jika bersimpati sebagai teman? Ray memberanikan diri mendekati Khay dan meraih tubuh Khay dalam pelukannya. Sebuah pelukan seorang sahabat untuk sahabatnya yang sedang bersedih.

Khay menerima pelukan Ray dan menangis di dada bidang Ray.

Satu kata. Hangat. Khay merasakan kehangatan yang sudah lama tak dia dapatkan. Sejak ayahnya meninggal, tak ada lagi tempat untuknya bersandar. Khay lebih dekat dengan ayahnya. Sedang Khania lebih dekat dengan Amara.

"Keluarkan semua kesedihanmu, Khay. Aku ada disini. Selalu ada kapanpun kau membutuhkanku..."

"Terima kasih, Ray. Kau sahabat yang baik." balas Khay setelah melepas pelukannya. "Sebaiknya sekarang kita menemui ibu. Untuk malam ini aku akan berjaga disini, kau antarkan ibu pulang ya."

Ray mengangguk. Mereka pun berjalan kembali ke kamar Khania.

"Ibu? Kenapa duduk diluar?" tanya Khay yang melihat Amara duduk di bangku depan kamar.

"Khay... Ada yang ingin ibu katakan padamu..." ujar Amara dengan menatap Khay.

Khay menghampiri ibunya dan duduk disampingnya. "Ada apa, bu?"

"Sebenarnya..." Amara menggantung kalimatnya.

Khay menggenggam tangan ibunya.

"Sebenarnya kakakmu... Dia... Memiliki seorang kekasih..."

"Apa?!?" Khay membulatkan mata, begitu juga dengan Ray.

"Mereka sudah berhubungan selama dua tahun." lanjut Amara.

Khay menutup mulutnya tak percaya.

"Siapa nama lelaki itu, bu?" tanya Khay.

"Namanya Rakha. Dia pemilik yayasan tempat Khania bekerja."

Khay merasa hatinya tersentak.

"Baiklah. Terima kasih karena ibu sudah mau menceritakannya padaku. Ibu tenang saja! Apapun yang terjadi aku akan mencari tahu siapa dalang dibalik kemalangan kak Khania."

"Terima kasih, nak. Maaf selama ini ibu tidak memberitahumu."

Khay mengusap punggung ibunya pelan. "Iya, bu tidak apa. Sebaiknya ibu pulang ya. Biar Khay yang jaga disini."

Khay memberi kode pada Ray untuk mengantar ibunya.

"Kalau ada apa-apa aku akan langsung menghubungi ibu." lanjut Khay.

Amara mengangguk. Lalu pergi bersama Ray.

"Mari, Bu. Khay, aku pulang dulu. Hubungi aku jika terjadi sesuatu." pamit Ray.

Khay mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar Khania. Dilihatnya kakak yang selalu tersenyum itu kini sedang berjuang diantara hidup dan mati.

Entah kapan senyum indahnya bisa Khay lihat lagi.

"Kak... Aku akan mencari siapa yang sudah melakukan ini padamu. Aku janji!" gumam Khay dengan tekad bulat dan tangan mengepal.

#Bersambung...

Yang mampir jangan lupa tinggalkan jejak yaa👣👣

Terima kasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

😢😢😢❤❤❤❤

2021-10-04

1

𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂

𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂

sedih jika jd anak yg tersisih,, saat orang tua pilih kasih pada salah satu anaknya,, bahkan rasa pilih kasih itu juga diberikan pada cucunya,, anak dari anak tersayangnya
maaf jd curhat 🙂🙂

2021-09-10

5

Aysel

Aysel

Kembar ahmadddd

2021-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 RaKhania ~ 001
2 RaKhania ~ 002
3 RaKhania ~ 003
4 RaKhania ~ 004
5 RaKhania ~ 005
6 RaKhania ~ 006
7 RaKhania ~ 007
8 RaKhania ~ 008
9 RaKhania ~ 009
10 RaKhania ~ 010
11 RaKhania ~ 011
12 RaKhania ~ 012
13 RaKhania ~ 013
14 RaKhania ~ 014
15 RaKhania ~ 015
16 RaKhania ~ 016
17 RaKhania ~ 017
18 RaKhania ~ 018
19 RaKhania ~ 019
20 RaKhania ~ 020
21 RaKhania ~ 021
22 RaKhania ~ 022
23 RaKhania ~ 023
24 RaKhania ~ 024
25 RaKhania ~ 025
26 RaKhania ~ 026
27 RaKhania ~ 027
28 RaKhania ~ 028
29 RaKhania ~ 029
30 RaKhania ~ 030
31 RaKhania ~ 031
32 RaKhania ~ 032
33 RaKhania ~ 033
34 RaKhania ~ 034
35 RaKhania ~ 035
36 RaKhania ~ 036
37 RaKhania ~ 037
38 RaKhania ~ 038
39 RaKhania ~ 039
40 RaKhania ~ 040
41 RaKhania ~ 041
42 RaKhania ~ 042
43 RaKhania ~ 043
44 RaKhania ~ 044
45 RaKhania ~ 045
46 RaKhania ~ 046
47 RaKhania ~ 047
48 RaKhania ~ 048
49 RaKhania ~ 049
50 RaKhania ~ 050
51 RaKhania ~ 051
52 RaKhania ~ 052
53 RaKhania ~ 053
54 RaKhania ~ 054
55 RaKhania ~ 055
56 RaKhania ~ 056
57 RaKhania ~ 057
58 RaKhania ~ 058
59 RaKhania ~ 059
60 RaKhania ~ 060
61 RaKhania ~ 061
62 RaKhania ~ 062
63 RaKhania ~ 063
64 RaKhania ~ 064
65 RaKhania ~ 065
66 RaKhania ~ 066
67 RaKhania ~ 067
68 RaKhania ~ 068
69 RaKhania ~ 069
70 RaKhania ~ 070
71 RaKhania ~ 071
72 RaKhania ~ 072
73 RaKhania ~ 073
74 RaKhania ~ 074
75 RaKhania ~ 075
76 RaKhania ~ 076
77 RaKhania ~ 077
78 RaKhania ~ 078
79 RaKhania ~ 079
80 RaKhania ~ 080
81 RaKhania ~ 081
82 RaKhania ~ 082
83 RaKhania ~ 083
84 RaKhania ~ 084
85 RaKhania ~ 085
86 RaKhania ~ 086
87 RaKhania ~ 087
88 RaKhania ~ 088
89 RaKhania ~ 089
90 RaKhania ~ 090
91 RaKhania ~ 091
92 RaKhania ~ 092
93 RaKhania ~ 093
94 RaKhania ~ 094
95 RaKhania ~ 095
96 RaKhania ~ 096
97 RaKhania ~ 097
98 RaKhania ~ 098
99 RaKhania ~ 099
100 100 ~ Akhir Dari Segalanya
101 Bonus Episode ~ RaKhania
102 PENGUMUMAN GIVEAWAY
103 BLURB RAKHANIA 2
104 Cover RaKhania 2
105 RaKhania ~ 101
106 RaKhania ~ 102
107 RaKhania ~ 103
108 RaKhania ~ 104
109 RaKhania ~ 105
110 RaKhania ~ 106
111 RaKhania ~ 107
112 RaKhania ~ 108
113 RaKhania ~ 109
114 RaKhania ~ 110
115 RaKhania ~ 111
116 RaKhania ~ 112
117 RaKhania ~ 113
118 RaKhania ~ 114
119 RaKhania ~ Season Finale
Episodes

Updated 119 Episodes

1
RaKhania ~ 001
2
RaKhania ~ 002
3
RaKhania ~ 003
4
RaKhania ~ 004
5
RaKhania ~ 005
6
RaKhania ~ 006
7
RaKhania ~ 007
8
RaKhania ~ 008
9
RaKhania ~ 009
10
RaKhania ~ 010
11
RaKhania ~ 011
12
RaKhania ~ 012
13
RaKhania ~ 013
14
RaKhania ~ 014
15
RaKhania ~ 015
16
RaKhania ~ 016
17
RaKhania ~ 017
18
RaKhania ~ 018
19
RaKhania ~ 019
20
RaKhania ~ 020
21
RaKhania ~ 021
22
RaKhania ~ 022
23
RaKhania ~ 023
24
RaKhania ~ 024
25
RaKhania ~ 025
26
RaKhania ~ 026
27
RaKhania ~ 027
28
RaKhania ~ 028
29
RaKhania ~ 029
30
RaKhania ~ 030
31
RaKhania ~ 031
32
RaKhania ~ 032
33
RaKhania ~ 033
34
RaKhania ~ 034
35
RaKhania ~ 035
36
RaKhania ~ 036
37
RaKhania ~ 037
38
RaKhania ~ 038
39
RaKhania ~ 039
40
RaKhania ~ 040
41
RaKhania ~ 041
42
RaKhania ~ 042
43
RaKhania ~ 043
44
RaKhania ~ 044
45
RaKhania ~ 045
46
RaKhania ~ 046
47
RaKhania ~ 047
48
RaKhania ~ 048
49
RaKhania ~ 049
50
RaKhania ~ 050
51
RaKhania ~ 051
52
RaKhania ~ 052
53
RaKhania ~ 053
54
RaKhania ~ 054
55
RaKhania ~ 055
56
RaKhania ~ 056
57
RaKhania ~ 057
58
RaKhania ~ 058
59
RaKhania ~ 059
60
RaKhania ~ 060
61
RaKhania ~ 061
62
RaKhania ~ 062
63
RaKhania ~ 063
64
RaKhania ~ 064
65
RaKhania ~ 065
66
RaKhania ~ 066
67
RaKhania ~ 067
68
RaKhania ~ 068
69
RaKhania ~ 069
70
RaKhania ~ 070
71
RaKhania ~ 071
72
RaKhania ~ 072
73
RaKhania ~ 073
74
RaKhania ~ 074
75
RaKhania ~ 075
76
RaKhania ~ 076
77
RaKhania ~ 077
78
RaKhania ~ 078
79
RaKhania ~ 079
80
RaKhania ~ 080
81
RaKhania ~ 081
82
RaKhania ~ 082
83
RaKhania ~ 083
84
RaKhania ~ 084
85
RaKhania ~ 085
86
RaKhania ~ 086
87
RaKhania ~ 087
88
RaKhania ~ 088
89
RaKhania ~ 089
90
RaKhania ~ 090
91
RaKhania ~ 091
92
RaKhania ~ 092
93
RaKhania ~ 093
94
RaKhania ~ 094
95
RaKhania ~ 095
96
RaKhania ~ 096
97
RaKhania ~ 097
98
RaKhania ~ 098
99
RaKhania ~ 099
100
100 ~ Akhir Dari Segalanya
101
Bonus Episode ~ RaKhania
102
PENGUMUMAN GIVEAWAY
103
BLURB RAKHANIA 2
104
Cover RaKhania 2
105
RaKhania ~ 101
106
RaKhania ~ 102
107
RaKhania ~ 103
108
RaKhania ~ 104
109
RaKhania ~ 105
110
RaKhania ~ 106
111
RaKhania ~ 107
112
RaKhania ~ 108
113
RaKhania ~ 109
114
RaKhania ~ 110
115
RaKhania ~ 111
116
RaKhania ~ 112
117
RaKhania ~ 113
118
RaKhania ~ 114
119
RaKhania ~ Season Finale

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!