" Cih, ponsel baru. Punya uang juga kamu. Habis jual diri?"
" Atau di belikan sama brondongmu itu?"
" Terserah apa yang kamu lakukan asal aku tidak melihatnya secara langsung saja."
Ucap Julian yang dengan mudahnya mencaci dan memaki Tania yang kini sedang berlutut memakaikan sepatu di kaki Julian. Tania diam tak menjawab ataupun melihat Julian.
Percuma baginya menjelaskan semuanya karena bagaimanapun dia, di mata Julian di tetaplah salah. Untuk itu, Tania sekarang lebih memilih acuh dengan segala apa yang ada dan menikmati apa yang bisa di nikmati.
Julian tidak cemburu?
Tidak!
Dia hanya mementingkan nama baiknya dan juga reputasinya di mata publik. Julian berpacaran dengan sekretarisnya sendiri yang mana itu juga sudah lama berlangsung bahkan sebelum dia menikah dengan Tania.
Ibunya, Yuli tidak menyukai sekretaris Julian yaitu Angel yang mana dia sudah memiliki nama yang tenar di kalangan istri para petinggi perusahaan karena bad attitude yang dimilikinya. Angel sudah mendapat gelar sebagai pelakor sedari dulu.
Tapi Julian seolah menutup mata akan hal itu dan dia sangatlah mencintai Angel.
Selesai memakaikan sepatu, Tania hendak berdiri tetapi Julian mencegahnya dan menginjak paha Tania dengan sepatunya. Tania kembali bersimpuh dan menahan sakit.
Tidak berteriak atau merintih, Tania mencoba menahan sekuat mungkin siksaan mental yang di berikan oleh Julian.
Aku kuat, aku bisa.
Diamkan saja sampai dia menceraikan ku.
Batin Tania dalam hatinya.
" Lap lagi dengan daster mu itu." Ketus Julian seenak hatinya.
Tania pun menurutinya dan mengelapnya dengan perlahan.
" Bagus, tetaplah tunduk dan patuh sampai akhir hidupmu. Sudah banyak uang yang aku berikan kepada ibumu yang mata duitan itu. Jadi kamu yang harus membayarnya dan menjadi budakku selama sisa hidupmu."
" Baik, dan aku akan membayarnya. Tidak terlalu lama, dan sebentar lagi akan selesai tugasku." Ucap Tania datar dengan tatapan hampa.
" Segera selesaikan!" Julian menoyor kening Tania kuat hingga Tania ambruk ke belakang.
" Cih, murahan. Tidak punya harga diri!" Julian berdecih lalu melenggang pergi.
Tania tidak menangis, dia hanya terdiam.
Dia sudah tidak punya harga diri lagi di rumah itu, semuanya memandangnya rendah, dan Dia sudah memutuskan satu hal untuk mengakhiri semuanya.
Tania mandi dan mulai bersiap untuk pergi mengajar. Saat dia menuruni anak tangga, ia melihat seseorang yang sudah tersenyum manis menyambutnya.
" Sayang..., anak Ibu!" Seru ibu Yuli, ibu dari Julian yang sangat gembira menyambut menantunya.
" Ibu, Asalamualaikum Bu. Kenapa tidak bilang kalau mau datang. Kan Tania bisa masak dulu makan makanan kesukaan Ibu. Ayah mana Bu?" Tanya Tania dengan wajah yang tak kalah berseri dari mertuanya.
"Ayahmu mau keluar negri dia. Ibu di titipkan di sini. Bolehkan ibu menginap di sini?" Ucap Ibu Yuli tiba-tiba sambil mengelus kepala Tania.
Ibu Yuli tambah senang saat melirik melihat ada plester yang menempel di leher Tania. Dia mengira jika itu adalah kiss Mark yang di buat Julian pagi ini yang di lihatnya di CCTV.
" Tentu boleh Bu." Tania tersenyum manis dan mulai menyeduh teh untuk ibunya.
" Sayang, cepatlah kangen kangenannya. Aku lapar." Ucap Julian yang merengek yang bersikap sok manis di hadapan ibunya.
" Oh, iya maaf aku sampai lupa sayang." Tania membalas Julian dengan senyuman manisnya yang di buat-buat.
" Ayo Bu kita sarapan dulu." Tania menarik tangan ibu mertuanya dan mendudukkannya di depan tempat dia duduk.
Tania mulai meladeni Julian dengan baik dan manis sekali.
Tania berusaha menikmati kebohongan yang tersaji. Rasanya dia sudah terbiasa dengan kepalsuan yang Julian suguhkan.
" Mau tambah lagi sayang?" Tania mengusap lembut pipi pria yang sudah menggigit lehernya seperti vampir tadi pagi.
" Tidak sayang, aku sudah kenyang. "Julian membalas mengusap lembut tangan Tania dengan tatapan mata yang seolah penuh kasih.
Hhhh, syukurlah putraku sudah jauh lebih baik sekarang.
Mereka ini so sweet...! Batin Ibu Yuli dengan mengulum senyumnya. Dia sangat bahagia melihat kerukunan antara anak dan menantunya.
" Kita berangkat ya Bu," Pamit Julian sambil mencium pipi kanan dan kiri ibunya.
Juga Tania yang melakukan hal yang sama.
" Aku berangkat ya Bu. Assalamu'alaikum!" Ucap Tania sambil memeluk lalu mencium pipi ibu mertuanya.
" Hati hati sayang!! cepat pulang ya." Ucap Ibu Yuli melepaskan keberangkatan anak dan menantunya.
Selepas keberangkatan Julian dan Tania, Ibu Yuli mulai mengintrogasi dan mengadakan inspeksi dadakan di rumah.
" Mbak!"
" Iya Bu saya." Mbak Jum berlari mendekati Ibu Yuli.
" Ada apa?" Tanyanya.
" Bagaimana perkembangan di rumah?"
" Baik Nyonya."
" Apa ada hal yang aneh?"
" Tidak nyonya, semuanya baik baik saja. Malah mereka semakin mesra. Kadang sampai di hampir berciuman di hadapan kami." Kata Mbak Jum yang sebenarnya malu-malu untuk mengatakannya.
" Baik, ya sudah kamu boleh pergi." Ucap Ibu Yuli sambil menggerakkan tangannya.
Mertua Tania bukanlah orang sembarangan. Dia adalah wanita yang pernah mengabdikan hidupnya di dunia kemiliteran.
Pangkatnya yang tinggi membuatnya terlihat berwibawa meskipun dia seorang wanita. Dia banyak disegani dari kalangan teman dan juga istri dari rekan bisnis Suaminya.
🍂
🍂
🍂
" Turun!" Teriak Julian setelah menghentikan mobilnya di jalanan kota yang ramai.
Tanpa bicara Tania turun begitu saja.
Tidak ada Omelan dan perlawanan. Apakah dia sudah mengaku kalah renganku?
Tapi kenapa aku tidak suka melihat dia yang banyak diam ini?
Aku ingin dia membalasku.
Gumam Julian yang bingung dengan keinginannya sendiri.
Julian mulai melaju kencang setelah Tania turun meski dengan banyak tanya di kepalanya.
"Kenapa saat aku mantap untuk mengakhirinya, kamu justru datang dan seolah menguatkan aku ibu.
Hanya kamu dan Ayah yang bersikap baik dan menyayangiku.
Aku sudah ingin pergi jauh, tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu menangis meratapi kepergian ku.
Aku ingin kedamaian, aku ingin ketenangan.
Di usiaku ini, seharusnya aku sudah bisa menata hidup.
Tapi, di usia ini. Aku malah jatuh dan terpuruk sendiri. Aku tidak ingin merepotkan kalian yang aku sayangi.
Aku ingin kalian tetap bahagia dengan hidup kalian yang sempurna meski aku pergi." Tania bergumam sambil berjalan di trotoar.
Sebuah mobil berhenti dan sengaja melemparkan kuah soto di baju seragamnya.
" Ah, dia. Sial! Bahkan aku yang istri sah pun tidak bisa membalas perbuatannya." Tania membersihkan noda kuah soto yang tak bisa hilang dari seragamnya.
Angel yang melintas dengan sengaja melempar kuah soto kepada Tania. Yah, begitulah Angel yang minim attitude memperlakukan Tania.
Dia sama sekali tidak menganggap Tania itu ada. Baginya Tania hanyalah perusak kebahagiaannya.
" Aku harus bagaimana? Pulang tidak mungkin, di rumah ada Ibu. Beli baju, aku tidak punya uang. Ponsel ini saja aku masih kredit." Desis Tania berbicara seorang diri sambil menangis.
Ciittt!!
Sebuah mobil sedan merah berhenti di samping Tania.
" Sayang kuh!!!" Seru Dera memanggil Tania.
" Hai!" Seru Tania melambai pada Dera.
Dera menepikan mobilnya dan turun lalu mendekati Tania yang bau kuah soto.
" Utuh, kamu bau soto!" Celetuh dera menutup hidungnya merasa jijik dengan bau Tania.
" Hehehe bau ya. Salah aku sih Ra. Tadi aku berdiri di sini tanpa melihat ada bungkusan plastik kuah soto. Dan, terlindas mobil lalu nyiprat ke aku dan jadi gini deh. " Ucap Tania beralasan.
" Hemh.. Ceroboh!" Dera menggeleng lalu menarik tangan Tania perlahan masuk kedalam mobil.
" Ikut ke kantorku. Jam berapa kelasmu di mulai?"
" Nanti jam 11,"
" Kok berangkatnya sepagi ini?"
" Ya, ada beberapa anak yang mau tanya tugas sih, makanya aku datang pagi." Lagi-lagi Tania berbohong.
" Ok, kamu ikut aku sekarang."
" Lalu kelasku?" Tania heran.
" Nanti aku antar lagi. Tenang." Ucap Dera yang membuat Tania lega.
Kamu sahabat terbaikku Dera dan juga Mayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Kadek Pinkponk
beruntungnya tania di kelilingi sahabat yang baik
2021-08-23
0
🍁𝐌𝐈❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Tinggalin aja Julian Tania biar nyesel seumur hidupnya 🙄🙄🙄
2021-07-29
0
⛤Mursini Zahwa🆘
pershbtn yg sweet😍💪💕
2021-07-07
0