3

Selesai mereka berkeluh kesah bersama, acara di mulai. Semua berjalan mulus tanpa kendala. Hanya saja, Mayang mabuk berat di acara pesta ulang tahun Dera pada malam harinya. Sedangkan Tania, jangan di tanya. Dia sudah pasti di larang oleh suaminya untuk bergabung.

Julian tidak mau Tania terkontaminasi oleh pergaulan buruk Mayang dan Dera yang terkenal glamour. Sebenarnya Julian lebih suka dengan Tania yang sederhana. Tapi di sisi lain Julian juga masih menjalin hubungan dengan kekasih gelapnya.

Egois kan julian?

Pasti, dia sangat menyebalkan. Author aja sebel.

*

*

*

" Mae! panggil aku Mae. Jangan May atau Yang! Panggilan pembawa sial!" Mayang mengumpat sambil menjinjing high heels miliknya dengan rambut yang sudah berantakan dan dandanan yang acak acakan.

" Laki laki sialan!! Kalian semua brengsek!" Dera mengumpat tak jelas sambil mengangkat sebelah roknya yang panjang selutut kini menjadi diatas paha.

" Kalian sudah saya pesankan taksi online sesuai permintaan. Boleh lihat KTP kalian biar nanti saya mudah memberitahu drivernya." Kata pihak pengamanan yang menjaga di pintu keluar sebuah tempat hiburan malam.

" Ehem, minta lihat KTP ya? Nanti kamu naksir loh lihat Poto aku!" Celetuk Dera yang sudah setengah gila karena menggoda penjaga keamanan yang berperawakan menyeramkan.

"Hustt! sama aku aja yuk, kita nikah. Aku ounya kerjaan yang bagus!" Mayang juga ikut mengoceh tak jelas juntrungannya.

" Ihh, Mas Dion, Eike di godain. Bantuin!" Kata si penjaga keamanan yang ternyata lemah gemulai karena dia adalah penduduk pelangi.

Tau lah ya, maksud kata penduduk pelangi.

Cari di google biar jelas😉.

Sudah pukul 03:00 dini hari.

Keluar juga seorang pria yang tampan dan gagah tapi tubuhnya terseok-seok dan memuntahkan isi perutnya di pinggir tong sampah.

Dera dan Mayang masih meracau tak jelas sambil tertawa-tawa seperti orang gila.

Taksi online datang dan si penjaga merogoh dompet Mayang lalu memberitahukan alamat Mayang kepada driver.

" Antarkan ke alamat ini ya pak!" Kata penjaga keamanan.

" Huek!" Laki laki yang baru keluar juga ikut muntah di dekat si penjaga.

" Pesankan aku juga satu taksi online. Mataku pusing melihat layar ponsel." Keluh si lelaki itu sambil memijit kepalanya.

Tidak mau ambil pusing, si penjaga memasukkannya juga sekaligus ke dalam taksi.

"Dia juga Pak sekalian, sebentar saya lihat alamatnya." Kata si penjaga yang merogoh kantung celana Akbar.

Ya, nama laki laki itu adalah Akbar.

" Oh, kebetulan alamatnya sama dengan mbak yang rambut pendek ini Pak. Antarkan saja mereka ke apartemen ******** land." Katanya yang di ikuti menutup pintu dan si penjaga pergi.

Di dalam mobil ketiganya saling berbicara tak jelas. Ada yang bernyanyi, ada yang menangis, dan ada yang meracau seperti burung beo.

Dera turun terlebih dahulu, karena jarak terdekat adalah rumahnya. Sedangkan Mayang dan Akbar kebetulan menuju arah yang sama bahkan apartemen yang sama.

" Sudah sampai Mbak, Mas." Driver membantu Akbar dan Mayang untuk turun.

Keduanya turun dan dengan terhuyung-huyung berjalan masuk ke gedung apartemen. Entah sudah berapa kali Akbar jatuh dan bangun. Sedang Mayang masih mending, dia masih bisa mengingat tombol lift.

Sampailah di unit mereka masing-masing yang ternyata hanya saling berseberangan.

" Ini rumahku!" Kata Mayang.

" Ini rumahku! buka matamu cantik, lihat nomornya 117." Akbar menunjuk nomor yang menggantung di pintu.

" Hei, tampan bodoh. Buka matamu. Itu nomor 111 Itu pintu rumahku!" Mayang tak mau kalah dan juga menunjuk pintu yang sama.

" Huek!" Akbar muntah dan mengenai dada Mayang.

" Huek!" Mayang juga ikut muntah setelah mencium bau busuk dari muntahan Akbar yang mengenainya.

Klik!

Akbar membuka pintu dengan mudahnya. Ya tentu saja, karena itu adalah rumahnya.

" Huek!" Keduanya saling berebut menuju ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutnya.

" Kepalaku berat sekali!" Keluh Mayang sembari melepas bajunya dan menganggap jika itu adalah kamarnya sendiri.

" Huft....! akhirnya," Akbar menghela nafas lega dan tertidur sambil memeluk Mayang yang hanya memakai bra dan ****** *****. Akbar pun sama, dia bertelanjang dada karena bajunya terkena muntahan Mayang.

*

*

*

Ponsel Mayang berdering belasan kali. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Hari ini ada acara penyambutan kembalinya CEO mereka dari luar negri.

Tentu saja para petinggi dan karyawan sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut si CEO yang terkenal tampan dan berwibawa itu.

Kata para pekerja yang lama sih, ketampanannya sekelas Ji Chang Wook, tapi entah juga ya bagaimana.

Mayang masih terjebak di dalam alam tidurnya. Tidak tahu apa yang di mimpikannya tetapi dia terlihat begitu tenang dan damai. Juga seorang Akbar terlihat nyaman berada dalam dekapan dada Mayang. Hingga Mayang yang tidur dengan mulut setengah terbuka alias menganga tersedak oleh air liurnya sendiri.

" Uhuk...! uhuk....!" Mayang terbatuk-batuk dan kemudian duduk bersandar di headboard.

" Minum ini minum!" Kata seorang laki-laki yang memberikannya segelas air putih yang di ambilnya dari atas nakas.

Mayang meraih air putih itu lalu menenggaknya hingga tandas. Mayang mengatur nafasnya lalu mulai melebarkan matanya. Betapa terkejutnya dia. Dia kini tak berada di dalam kamarnya.

Kamar siapa ini?

mengapa aku ada di kamar ini?

Baju, Oh bajuku mana?

Mayang membatin sambil menunduk melihat tubuhnya sendiri.

Dia siapa?

Kenapa tidak memakai baju dan ada di hadapanku?

Apa dia adalah salah satu mantanku?

Atau...?

Tapi aku juga tidak memakai baju?

Apa kami?

Akbar bertanya tanya dalam hatinya.

" Tapi bodynya boleh juga." Akbar memuji Mayang di dalam hatinya. tanpa memperlihatkan sedikitpun ekspresi wajah yang dapat terbaca mata.

" Aaaaaaaaaaaaaàaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" Mayang berteriak kencang.

Akbar yang panik kemudian membekap mulut Mayang dan mencoba memberikan penjelasan.

" Hustttt! Diam!" Akbar membentak Mayang.

Tubuh Mayang merasakan darahnya mulai berdesir dan jantungnya berdegup kencang tak beraturan. Mayang masih setengah linglung mencerna semua yang terjadi dari semalam yang terakhir kali dia ingat adalah dia mabuk dan muntah muntah di depan sebuah club malam.

Sentuhan antar kulit semakin membuat Mayang merinding ngeri dan ketakutan. Tetapi lain halnya dengan Akbar yang setengahnya justru menikmati situasi ini dengan membesarnya suatu barang yang berada di antara paha.

" Jangan berteriak! lihat ini kamar siapa?

Ini kamarku, dan kamu siapa? harusnya aku yang berteriak disini!" Geram Akbar yang kemudian melepas bekapan mulut Mayang karena Mayang sudah terlihat lebih tenang dan terdiam memikirkan dari mana awal semua ini terjadi.

Mayang menarik selimut lalu membenamkan tubuhnya kedalam selimut. Dia sangat malu saat ini entah kebodohan apa yang telah di lakukannya.

" Eh, bangun dan cepat pergi dari sini!" Akbar mengusir Mayang dengan nada dinginnya.

Akbar sendiri kini berdiri dengan menutup area jantannya dengan bantal. Akbar mengukuti pakaiannya dan kemudian mulai mengenakannya satu persatu.

Sial, aku habis ngapain?

Dia siapa?

Apa aku dan dia, kami......

Ah, aku harus bagaimana, Dimana bajuku?

" Aku akan pergi, tapi tolong ambilkan bajuku." Pinta Mayang tanpa berani keluar dari selimut.

"Enak saja, siapa kamu Berani memerintah saya? Cari sendiri bajumu." Ketus Akbar sambil mengancingkan bajunya dan kemudian duduk di tepi ranjangnya.

Menyebalkan sekali dia. Mayang menggerutu di dalam hatinya.

" Permisi!" Mayang menarik kuat selimut dan membuat Akbar jatuh tersungkur dari tepian ranjang.

"Heh! kamu sengaja!" Teriak Akbar yang tak di gubris oleh Mayang.

Mayang melenggang dan masuk kedalam kamar mandi setelah samar samar dia mengingat saat membuka bajunya di kamar mandi.

" Tak bisa di pakai, mana bau sekali." Keluh Mayang melihat bajunya dan sesekali mencium baunya yang membuat Mayang mual lagi.

" Huek!"

" Aku pinjam bajumu ya, bajuku terkena muntahan." Seru Mayang kepada Akbar.

Tak ada suara dari luar dan Mayang kemudian melongok mengeluarkan kepalanya saja dari pintu kamar mandi melihat setiap sudut kamar.

" Ini, pakai!" Akbar menyodorkan kaus big size berwarna biru muda kepada Mayang tepat di depan wajahnya.

" Makasih."

"Cepat pakai dan keluar dan kita bahas masalah kita tentang apa yang terjadi semalam. Kenapa kamu bisa ada di kamrku?" Ucap Akbar tegas dengan sorot mata tajam yang mengerikan.

Mayang hanya bisa menelan ludah dan mengangguk.

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

suka 👍👍👍👍

2021-08-23

0

⛤Mursini Zahwa🆘

⛤Mursini Zahwa🆘

salah kamar🙈

2021-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!