Chapter 4

Ckekk...

Pintu terbuka, lalu masuklah wanita muda yang baru saja kembali bekerja.

Setelah menyimpan sepatu di rak depan pintu, langkah kakinya memasuki ruangan yang ukurannya 7x10 meter tersebut.

Ruang tamu, yang langsung sederet dengan dapur dan meja makan.

Ada pula tiga pintu lainnya, dua diantaranya adalah kamar lalu satunya lagi kamar mandi.

Melepaskan masker yang sejak tadi ia kenakan, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Beruntunglah, hari ini pekerjaannya sangat mudah.

Tentu saja, dirinya berasal dari masa depan dan hal ini telah dilakukannya sejak lama.

"Hari yang cukup melelahkan.." ujarnya.

Ckekk..

Pintu kamar terbuka, keluarlah anak laki-laki yang sangat tampan.

"Eomma, kau sudah pulang?" ujarnya.

Eun-Kyun mengangkat wajahnya, menatap ke arah Do-Hyun yang berada tak jauh darinya saat ini.

"Yah, Eomma sudah pulang," balas Eun-Kyun

Ekspresi wajah Do-Hyun tak terlalu berubah, ia hanya mendekat. "Kau sudah cuci tangan? jangan membawa virus kedalam rumah, ingat itu."

"....?"

'Anak ini!'

"Siapa yang mengajarimu mengatakan hal kasar itu pada orang tua?" ucap Eun-Kyun terkejut.

"Hal kasar?" Do-Hyun memiringkan kepalanya, tanda jika dia tak mengerti ucapan Eun-Kyun.

"Hufftt.." Membuang nafasnya dengan perasaan lelah.

"Kata-kata yang barusan kau katakan, siapa yang mengajarimu?" tanya Eun-Kyun lembut, sambil berjalan kearah wastafel dan mencuci tangannya dengan sabun cuci tangan.

"Bukankah memang seperti itu?...

Semua orang mengatakan untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Agar virus tak menyebar, jadi aku pikir memang seperti itu. Terlebih, bukankah Eomma baru saja kembali dari luar rumah? jadi tentu saja membawa banyak virus pulang."

Degg!

'Yak! Bagaimana bisa dia mengambil kesimpulan yang begitu tepat! Ini seperti tamparan!' batin Eun-Kyun.

"Eomma. Kau baik-baik saja?" tanya Do-Hyun yang melihat ibunya tetap terdiam.

'Aku lupa jika ini adalah tahun 2020, dimana Corona Virus menguasai seluruh dunia dan membahayakan semua orang. Tapi, bagaimana bisa anak ini mengatakan hal yang begitu tepat?'

Eun-Kyun mengalihkan pandangannya, ia kemudian mengeringkan tangannya dengan tissue lalu berjalan mendekati Do-Hyun.

"Apa kau makan dengan baik siang ini?"

"Ya, aku memakannya dengan baik. Bagaimana dengan makan siangmu?" tanya Do-Hyun balik.

"Baik juga," balas Eun-Kyun.

"Kau ingin sesuatu sebagai camilan?"

"Tidak."

"Lalu, bagaimana dengan belajarmu di sekolah. Apa terjadi sesuatu?"

"Tak ada apapun, semuanya baik-baik saja Eomma."

"Kalau begitu, aku akan mandi dulu. Kau bisa menonton Pororo sendirian 'bukan?" tanya Eun-Kyun saat akan memasuki kamar mandi.

^^^**Pororo adalah film anak yang berasal Korea Selatan. Dan digambarkan sebagai penguin kecil yang memiliki rasa penasaran tinggi. Pororo memiliki keinginan untuk bisa terbang di langit, tetapi terkadang Pororo justru menciptakan suasana yang tidak seharusnya**^^^

"Ya, baiklah." balas Do-Hyun patuh, ia mengambil remote televisi lalu menyalakannya, tak lupa menambah volume dan mulai menonton. Sementara Eun-Kyun sendiri membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Beruntunglah, mulai besok semua pekerjaan akan dilakukan dari rumah. Hanya seminggu sekali mereka akan pergi ke kantor, untuk mengambil mengantarkan dokumen yang penting. Meski saat ini sedang dalam masa yang sulit, semua pekerjaan harus dilakukan dengan baik.

Eun-Kyun menghabiskan 30 menit untuk membersihkan tubuhnya, lalu keluar dengan handuk kimono yang membungkus tubuhnya, lalu ada pula handuk yang mengitari rambutnya.

Setelah mengganti baju, Eun-Kyun duduk disamping Do-Hyun. Ia menemani anak itu menonton kartun, meski terasa kekanak-kanakan namun hal ini juga membuatnya tertawa ringan saat melihat tingkah gemas Pororo yang membuat ulah bersama teman-temannya.

Terlebih Do-Hyun, anak itu memiliki mata yang berbinar saat menonton kartun kesukaannya nya tersebut.

Subtitle yang digunakan adalah Hangul atau bahasa Korea, Eun-Kyun menggunakan kartun sebagai media agar anaknya itu bisa berbicara dengan Hangul.

Sehingga, diusianya yang masih 4 tahun, Do-Hyun telah menguasai bahasa Indonesia dan Hangul.

Dalam sehari-hari, Do-Hyun selalu menggunakan kedua bahasa ini.

Saat bicara dengannya ibunya, ia akan menggunakan Hangul. Saat berada diluar rumah, ia akan menggunakan bahasa Indonesia. Benar-benar anak yang pintar diusianya ini.

............

Eun-Kyun baru saja menidurkan Do-Hyun setelah mereka makan malam dan Do-Hyun selesai belajar. Pekerjaan yang harus ia selesaikan sudah dikerjakan sejak berada di kantor.

Eun-Kyun memikirkan tentang situasi saat ini, berada di masa Pandemi membuat semua orang kesulitan dalam hal ekonomi. Terlebih saat memeriksa tabungan milik "Eun-Kyun", ia menyadari jika uang dimiliki oleh wanita muda ini tidaklah terlalu banyak.

"50 juta rupiah tidaklah banyak setelah kembali ke Seoul, ini bahkan tak cukup untuk kehidupan kami berdua dalam setahun.

Membeli rumah, uang makan, biaya tagihan listrik dan lainnya. Semua uang ini bahkan habis dalam sekejap.

Tak ada cara lain lagi, hanya hal itu yang bisa membantuku kedepannya." gumam Eun-Kyun

.

.

.

.

.

Zero^-^

Terpopuler

Comments

xixi

xixi

wow mNtap

2022-02-19

0

Saifudin Zuhri

Saifudin Zuhri

kapan up lagi thoor

2021-10-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!