Marquess, gelar ketiga sesudah Duke. Tugas mereka adalah untuk menjaga dan mempertahankan wilayah perbatasan. Keluarga Fedelian lah yang sekarang menjadi Marquess di negeri ini. Yah, dia juga salah satu keluarga perpengaruh besar sesudah Duke.
Di dalam tata krama, peringkat lah yang menjadi utama. Mengucapkan salam terlebih dahulu untuk peringkat yang lebih tinggi adalah bentuk dari kesopanan.
"Selamat siang Tuan Marquess Fedelian"
Jawabku sambil membungkuk.
Bola mata ungu tua yang cerah, rambut nya berwarna coklat. Cukup tampan dan tidak kalah dari pemeran utama laki- laki. Harry Fedelian, nama itu terlintas dari pikiran ku. Putra kedua dari keluarga Marquess.
"Ada angin apa sampai Tuan Fedelian datang jauh- jauh ke kediaman Duke"
Tanya ku dengan penasaran, pria itu tersenyum. Dan menjawab...
"Tentunya saya harus mengunjungi murid saya yang kabarnya jatuh sakit, tetapi jika dilihat sepertinya dia baik- baik saja"
Ya, satu fakta yang tidak diceritakan di novel bahwa Eira juga belajar berpedang. Harry lah yang dipercaya Duke menjadi guru Eira. Duke tertarik dengan kemampuan berpedang Harry.
"Saya hanya ingin mencari udara segar"
Jawabku sambil tertawa. Pria itu membalaskan tawaan ku dengan senyuman. Harry menyulurkan tangan nya kepadaku dan menunduk.
"Apakah saya yang hina ini bisa membantu Nona untuk berkeliling ke kediaman anda sendiri?"
Aku tersenyum kecil, dan meletakan tangan ku ke tangan Harry dengan anggun.
"Baiklah, jika Tuan memaksa"
Kita berdua berbincang- bincang dan berjalan- jalan cukup lama. Mengobrol hal-hal seru dan menyenangkan. Ku akui dia adalah pria yanh harmonis. Kami berjalan dan berlajan. Dan tanpa kami sadari, kita berdua berada di tempat latihan khusus kesatria Duke.
Dari kejauhan nampak pria berseragam kesatria lengkap dengan gagah mengarah ke kami berdua. Kepala Kesatria menghampiri ku dan Harry. Namanya jika tidak salah adalah Gastor.
"Salam kepada Nona Eira Victoria dan Putra Tuan Marquess Fedelian, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Tanya pria gagah itu dengan sopan. Aku menggelengkan kepala dan mengatakan.
"Tidak, tidak ada, kami hanya datang untuk melihat- lihat. Kamu pergilah, para kesatria sepertinya membutuhkan mu"
"Baik Nona, saya permisi sebentar, jika ada sesuatu yang dibutuhkan panggil saya atau kesatria lain nya"
"Ya, aku mengerti"
Gastor memberi salam dan langsung pergi.
Aku melihat- lihat kesatria yang sedang berlatih. Nampak sekali wajah mereka sepertinya gugup karena ada aku disini. Wajar karena seorang Nona yang seharusnya berada di dalam rumah malah berkunjung ke tempat latihan.
Tunggu, dimana Harry? Tanpa di sadari pria itu hilang dari pandangan ku.
Aku melihat kanan kiri untuk mencari dimana perginya Harry. Ternyata dia berada di tempat kesatria. Dia kembali dengan membawa dua pedang kayu ditangan nya.
"Bagaimana jika satu pertandingan? Sepertinya kondisi anda sudah cukup baik"
Ucap Harry dengan mata yang membara.
Tunggu, aku memang Eira, tetapi aku tidak bisa berpedang!! Tidak mungkin aku memberi tahu Harry jika aku tidak bisa berpedang. Tetapi entah mengapa diriku ingin sekali memainkan nya.
"Baiklah!"
WAKHHH KENAPA AKU MENGIYAKANNYA?! Dasar Dian bodoh, jika kemampuan Eira tidak berpengaruh bagiku bagaimana?! *panik
Tanpa basa-basi Harry memberikan satu pedang kayu nya untuk ku. Para kesatria memberikan ruang untuk kami bertanding.
"Saya akan sedikit mengalah pada anda karena anda baru saja siuman Nona"
"Terserah saja"
Aku bilang terserah saja tapi aku berkeringat dingin! Pertandingan pun dimulai, gulp... keberuntungan tolong berpihak lah pada ku.
Aku mencoba mengangkat pedang kayu milik 'ku. Tak seperti yang ku pikirkan, pedang tersebut terasa ringan. Entah mengapa aku menjadi sangat percaya diri dan yakin akan kemampuan milik Eira asli.
Harry berlari kearah ku, dia mengayunkan pedang nya tepat ke arahku. Aku reflek menghindar, sepertinya ada celah aku langsung mengayunkan nya ke celah itu. Tetapi Harry bisa menahan nya.
Pertandingan cukup sengit, aku yang lebih handal menghindar dan menahan, sedangkan Harry pada kekuatan dan kecepatan nya. Kita tidak ada yang mau mengalah.
Katanya dia akan sedikit mengalah, tapi dilihat dari mana pun dia sedang ber sungguh- sungguh. Namun kelihatannya Harry berhati-hati terhadap langkah nya. Apa dia berusaha tidak melukai ku walau hanya segores saja?
Akhirnya setelah cukup lama kami bertarung, Harry mengalah dan menghentikan pertarungan dengan mengangkat kedua tangan nya diatas.
Untunglah kemampuan Eira bisa kugunakan.
Semua kesatria yang melihat mulai bertepuk tangan dan bersorak.
"Mengalah mu lama sekali ya?"
Ucap ku sambil menyeka keringat.
"Hahahaha, maaf sudah lama saya tidak bertarung melawan anda"
Kami tertawa bersama. Kemudian aku dan Harry meninggal 'kan tempat latihan kesatria. Harry mengajak ku ke tempat yang tidak ramai dan sepi dari pengunjung. Kenapa harus ke tempat yang sepi?
Setelah sampai ke tempat sepi, Harry memulai pembicaraan. Di sini tidak ada siapa-siapa. Kemudian dengan hati-hati dan suara pelan, Harry bertanya kepada ku.
"Jadi, pelayan yang anda dorong itu apa benar dia adalah salah satu dari mereka?"
Salah satu dari mereka? Apa maksudnya?!
.......
.......
.......
...B e r s a m b u n g ......
...( Dukungan Kalian \= Penyemangat Author❤️ )...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Mawungarimau
mampir Nih aku :V cuma Nge-Like Novel Ini Author Wkwkkwk...
2022-02-01
2
Mawungarimau
mampir Nih aku :V cuma Nge-Like Novel Ini Author Wkwkkwk...
2022-02-01
2
Ida Blado
udah pakai nama Eira di depan,di belakangnya madih pakai *jawabku sambil tersenyum* salah satu aja thor,dan saranku sebaiknya pakai yg belakang.tpu kata *ku* di ganti dgn Eira,,,cintoh *jawab Eira sambil tersenyum*
2021-12-01
2