"oh iya.. istri kamu nggak ikut kesini?" Tanya Nita, seingatnya Dimas pindah keluar Negeri untuk menikah.
Seketika ekspresi berbinar Dimas berubah menjadi lesu. "Saya udah lama cerai bu."
"Bahkan saya sudah dua kali menikah tapi kedua nya gagal saya pertahankan."
Dimas menceritakan kepada Nita kisah pahit yang di alami nya selama dua kali berumah tangga. Sebenar nya iya malu, karena sebagai laki laki gagal membimbing istrinya untuk menjadi istri yang baik, ia juga terus dihantui rasa takut untuk menjalin hubungan kedepannya.
"aduh.. maaf yaa, ibu nggak bermaksut menyinggung kamu." Nita merasa segan karena sudah membuat Dimas mengingat masa lalu nya.
"Om Dimas kan orang baik, pasti nanti dapet pendamping yang benar-benar sayang sama om." Ujar Dika, ia merasa iba akan apa yang di alami oom nya tersebut.
"hehe..makasih Dika. Anggap saja pengalaman om yang gagal berumah tangga, menjadi pelajaran buat kalian semua ya. Agar kelak kalian bersungguh-sungguh dalam berumah tangga."
Dimas menasihati mereka semua termasuk Fani, mereka mengangguk angguk kecuali ayu yang masih tidak mengerti dengan topik pembicaraan mereka.
Mereka pun melanjutkan obrolan nostalgia, akan kenangan 10 tahun yang lalu. Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23:00.
Fani membereskan piring kotor bekas mereka makan,dan ia membawa nya ke wastafel belakang, ibu nya membersihkan warung dan sisa dagangan.
sementara adik adik nya Fani sudah pada tidur,karena mereka semua harus bersekolah besok.
"Mau saya...e.. om bantu?" Dimas sudah berdiri di samping Fani, sehingga membuat nya terkejut.
"Nggak usah om.. nanti baju om kotor, lagian udah malem juga, kenapa om nggak pulang aja?" Fani sedikit gugup ketika berdekatan dengan Dimas.
"Seingatku dulu nggak gugup kaya gini deh kalau deket om Dimas. Kenapa sekarang
canggung ya. Apa karena udah lama nggak ketemu." Batin Fani sambil menahan rasa gugupnya.
"Kamu ngusir om cerita nya..?" Dimas melirik teduh, kepada gadis bermata bulat itu.
"Enggak om, itu..nanti om capek. Lagian kan om tamu, masa Fani suruh nyuci piring."
"Om kuat kok, lagian dari dulu om sudah anggap kalian keluarga, jadi om bukan tamu disini tapi keluarga kalian." Dimas mengambil spons yang sedang di pegang Fani lalu mereka mencuci piring piring itu berdua.
"Sejak kapan Fani jadi secantik ini.." Batin Dimas sambil mencuri-curi pandang ke arah Fani. Jiwa-jiwa duda kesepiannya bergejolak, entahlah pantas atau tidak, yang pasti jantungnya berdebar.
"Ya ampun Dimas! Sadar kamu. Dia itu keponakan kamu. Usianya masih sangat muda. Bisa-bisanya kamu berpikiran begitu." gumam nya menyadarkan diri sendiri.
Sementara itu jantung Fani tak henti henti nya berdegup kencang, kala menyadari Dimas terus mencuri pandang kearahnya.
dag..dig..dug..
Fani merasa Jantung nya akan melompat keluar. Aroma maskulin yang berdesir dari tubuh Adimas membuat Fani jadi takut, grogi, dan juga salah tingkah.
Setelah selesai mencuci piring,Dimas juga membantu Fani menata kembali piring yang telah mereka bersihkan.
"Wajah kamu merah, kamu sakit?"
Tanya Dimas, sambil menempelkan telapak tangannya dikedua pipi Fani.
Fani langsung terkejut,ia seperti membeku ketika tangan kekar milik Dimask menyentuh pipi nya. Dulu memang mereja biasa saling menyentuh seperti itu, tapi sekarang? Sudah sangat berbeda kan?
"Tuh, panas lagi muka kamu." ujar Dimas meraba raba seluruh wajah Fani, membuat Fani semakin berpikiran yang tidak tidak.
"Nggak kok. mungkin ini, karena kena angin malam, iyaa. Jadi merah. Fani masuk dulu kalau gitu om." Dengan nada terbata-bata, Fani segera berlari kedalam rumah nya.
"Dih... apaan sih om Dimas, perasaan dulu dia nggak nyeremin kaya gitu. Pasti efek kebanyakan beraul sama orang luar tu dia,maka nya bar bar kelakuan nya. Main pegang sembarangan!" Gerutu Fani kesal sembari memanyunkan bibirnya.
Dimas yang melihat Fani salah tingkah hanya tersenyum kecil.
"Dia masih tetap gadis kecil yang ku kenal dulu." ujarnya lirih.
...~~~~...
Pagi hari di kediaman keluarga Adimas.
"Pagi, Pa.. Ma.." sapa Dimas yang baru saja bergabung di meja makan.
"Pagi anak mama.." balas Rianti yang tidak lain adalah mama nya Dimas.
"wihh.. anak papa kelihatan nya lagi seneng banget. Pagi-pagi udah senyum-senyum, biasa nya tu muka kusut banget kalo pagi." Adit menggoda putra nya yang di perhatikan dari tadi senyum senyum sendiri.
"Jangan-jangan kita mau di kenalin sama calon mantu baru Pa.." sahut Rianti tersenyum lebar.
"Apaan sih Pa, Ma. Dimas tu lagi seneng banget, karena tadi malam Dimas ketemu lagi sama bu Nita, Mama masih inget kan yang dulu sering Dimas ceritakan." Ujar Dimas membantah orang tua nya sambil tersenyum lebar.
"ohh iya iya.. mama masih inget, gimana kabar mereka sehat??"
"sehat ma.. Dimas seneng banget mereka masih inget sama Dimas."
"Pasti nya dong.. nggak ada orang yang bisa ngelupain anak Papa." celetuk Adit sambil mengunyah sarapan nya.
"Syukur lah kalau mereka sehat. Coba saja kamu kenalin mama sama mereka dari dulu, pasti selama kamu nggak ada mama bakal sering mengunjungi mereka."
"iya Ma.. Dimas cuma nggak mau aja nanti mama malah risih karena Dimas menganggap mereka keluarga."
"Ya nggak dong sayang. Mama justru senang kamu bisa membantu mereka, oh iya anak yang kamu tabrak itu kabar nya gimana? " Rianti bertanya tentang keadaan Fani.
"Sehat ma, untung lah kecelakaan itu nggak menimbulkan resiko serius. " Dimas tiba tiba tersenyum lagi ketika membicarakan Fani.
Orang tua nya pun hanya saling melempar tatapan penuh tanya. Karena baru kali ini Dimas begitu bahagia saat membahas orang lain. Semenjak bercerai, Dimas sering murung dan hanya fokus pada pekerjaan nya, ia tidak pernah tersenyum kepada siapapun. Sekalipun tersenyum, senyumannya sangat gersang, tak ada keindahannya sama sekali.
"oh iya.. gimana kalau kita hari ini belanja. Mama sudah lama nih nggak shopping. Sekalian bawa Mama kerumah ibu kamu itu, mama pengen banget kenalan sama mereka dari dulu." Rianti meminta kepada anak nya dengan antusias.
"iyaa iya maa... " Dimas tersenyum manis ke arah mama nya.
...*********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
susi 2020
🙄🙄🙄🥰
2023-04-11
0
susi 2020
😘😘😘😎
2023-04-11
0
Mozarellaaa
wahh ngakakk hahahahahaha
jiwa" duda kesepian 😂😂😂😂😂
2023-02-28
2