"Tentang rumor itu .... apa kamu sudah mendengarnya, kakak pertama?" Shao Ming Fei menatap Shao Mu Lan yang duduk di depannya, mereka berada di kediaman Mu Lan yang berada di area istana dalam tidak jauh dari kediaman Permaisuri Agung, Istana Matahari.
Shao Mu Rong yang juga ada di sana mendengarkan, dia melirik Mu Lan sebentar lalu mengambil cangkir tehnya dan menyesapnya dengan anggun. Mu Rong tampak tidak tertarik, tapi sebenarnya dia mengamati dalam diam. Mereka melakukan kunjungan kecil dengan Mu Lan yang sibuk membaca gulungan-gulungan perkamen dan kedua adiknya dengan beberapa kudapan ringan di depan mereka.
Mu Lan meletakkan gulungan perkamen yang dia baca ke atas meja. "Tentu, aku yakin semua orang telah mengetahuinya."
"Jika itu benar, adik keempat akan mendapat keuntungan besar. Benar-benar sebuah keberuntungan yang luar biasa, adik keempat sangat diberkati." Mu Rong tersenyum tipis, wajahnya sangat tenang, tidak terpengaruh dengan hal yang terjadi.
"Dia memang bodoh, tapi dibandingkan kita yang merupakan putri selir, dia adalah putri sah Permaisuri Agung. Kakak, bukankah ini cukup mengkhawatirkan?" Ming Fei tidak mengerti, kedua kakaknya terlihat tenang, itu aneh.
Mu Lan tersenyum, adik ketiganya ternyata sangat mudah. Dia terlalu naif jika ingin mengikuti perebutan kekuasaan. "Adikku, Permaisuri Wei tidak akan membiarkan putra yang disukainya menderita. Bahkan jika Permaisuri Wei memberikan putranya untuk adik keempat, dia akan memberikan dukungan besar untuk adik keempat yang tentunya tidak berguna."
Mu Lan menatap Ming Fei lembut, dia melanjutkan ucapannya, "Mungkin terlambat, aku tidak bisa mengambil Wei Yun Rui. Tapi, aku tetap memiliki kesempatan untuk itu, pangeran keempat Wei Tian Zhi, aku cukup yakin untuk mendapatkannya. Bukan hanya adik keempat, tapi aku akan mendapat dukungan besar dari Permaisuri Wei."
Mu Rong menyeringai kecil, tatapannya misterius dan tidak dapat diartikan. "Berhati-hatilah kakak, itu mungkin bukan sesuatu yang bisa kamu hadapi."
"Apa maksudmu?" Mu Lan mengerutkan alisnya, berusaha memahami ucapan Mu Rong.
Mu Rong menatap banyaknya gulungan perkamen yang menumpuk di meja Mu Lan, sekilas tatapannya mendingin. "Kamu akan mengerti nanti."
.
.
Ling Mei memainkan Guqinnya dengan irama lembut, gadis muda itu tersenyum sambil memejamkan matanya. Ling Mei begitu menikmatinya, saat jemarinya yang lentik menyentuh senar Guqin dan memetiknya dengan perlahan. Ini terasa menyenangkan, begitu tenang seperti aliran air di sungai yang dangkal. Ling Mei menatap pohon persik yang kini bunganya telah mekar sepenuhnya, rambut hitamnya yang sebagian terurai berkibar akibat hembusan angin yang mengenai tubuhnya. Sudah lama kedamaian seperti ini tak dia rasakan, berpura-pura seperti orang bodoh yang idiot adalah hal yang menyusahkan. Alis Ling Mei terangkat, matanya berkilat samar ketika ia melihat seseorang berdiri tidak jauh dari tempatnya bermain Guqin.
Di sana, pangeran keempat Kerajaan Wei, Wei Tian Zhi menatap Ling Mei dengan pandangan terpana. Begitu nyata, namun indah seperti lukisan. Bagaikan pemandangan Dewi dari Surga, Tian Zhi terkejut melihat keindahan yang terpancar dari seorang gadis yang berada tak jauh darinya itu. Saat itu juga wajahnya memanas dengan rona merah menghiasi kedua pipi hingga telinganya, Tian Zhi tak tahu apa yang terjadi padanya. Seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan di perutnya dan jantungnya yang tiba-tiba berdetak dengan sangat cepat. Darahnya berdesir, Tian Zhi memilih menundukkan kepalanya.
Sekilas, tatapan Ling Mei mendingin. Benar-benar merepotkan! Gadis itu tak menyangka akan ada seseorang yang melihatnya. Ling Mei mengerjapkan matanya, berpura-pura tak menyadari keberadaan pemuda berwajah lembut itu. Ah! Tian Zhi kemudian menyadarinya, dia adalah Putri Keempat Kekaisaran Shao yang penuh dengan rumor. Tian Zhi berjalan mendekat, berniat untuk menyapa sang putri bunga kecil Shao.
"Salam kepada Bintang Keempat Kekaisaran Shao, semoga Yang Mulia selalu dipenuhi oleh kebahagiaan."
Ling Mei mendongak dengan mata yang menyipit dan penuh binar penasaran, "S-siapa?"
"Saya Wei Tian Zhi, Pangeran Keempat Kerajaan Wei, Yang Mulia." Tian Zhi tersenyum penuh kelembutan, helaian rambut seputih saljunya jatuh menutupi setengah wajah sehalus gioknya.
Ling Mei mengangguk-angguk dengan mulut yang sedikit terbuka, kemudian dia tersenyum lebar. "Woah! Kamu bersinar! Seperti .... seperti bulan, indah sekali! Apa kamu datang untuk bermain? Saudaraku yang lain sedang dalam urusan, ibu dan ayah juga begitu. Apa kamu mau bermain denganku?"
Lagi-lagi darah Tian Zhi berdesir, rona merah kembali berkumpul dengan cepat di sekitar pipi hingga telinganya. Betapa menggemaskannya! Bagaimana bisa seorang putri kekaisaran semenggemaskan ini?
"Tentu, jika Yang Mulia mengizinkan. Saya tidak berani menolak."
Dalam hatinya Ling Mei mengerti, jadi hal seperti ini yang dimaksud Permaisuri Wei. Mendekatkan secara alami dan berpura-pura tanpa ada maksud tertentu. Ini sudah kedua kalinya terjadi, entah kebetulan atau tidak. Benar-benar rencana yang luar biasa! Salah satu dari tuan muda Wei mungkin akan menjadi calon selirnya. Haaa... ini tidak akan bagus. Hal seperti ini, sebenarnya Ling Mei tak membutuhkannya. Karena yang tertua ingin bermain, maka dengan senang hati putri ini akan melayaninya. Masih dengan senyum kekanakannya, Ling Mei menarik tangan Tian Zhi dan membawanya duduk di sampingnya.
Benar-benar darah keturunan Wei! Tak berbeda jauh dari kakaknya, Pangeran Keempat Wei ini memiliki wajah yang rupawan dan juga memikat. Dengan keindahan bak sinar rembulan, mata biru yang jernih seperti air, dan rambut seputih salju yang lembut juga dingin. Pemuda itu terlihat tenang dan suci, begitu sederhana namun tetap bersinar. Ling Mei menyeringai tipis dengan mata berkilat, pemuda sepolos ini akan dimanfaatkan demi kepentingan kekuasaan. Bahkan jika Tian Zhi menjadi selirnya, Ling Mei tidak bisa memastikan akan memberikannya cinta, mungkin hanya akan ada kedinginan untuknya.
"Kamu! Berapa umurmu?" dengan nada polos Ling Mei bertanya pada Tian Zhi.
Tian Zhi mengalihkan pandangannya pada Ling Mei, menatapnya penuh rasa senang. "Saya 17 tahun, Yang Mulia."
"Kalau begitu ... Tian Tian Gege! Bolehkah aku memanggilmu seperti itu?"
"Sesuai keinginan Yang Mulia, dalam hal ini sebuah kehormatan untuk saya."
"Baiklah, baiklah. Tian Tian Gege, apa kamu bisa memainkan benda ini? Aku, aku kesal sekali! Ibu permaisuri bilang bibi Wei menyukai permainan Guqinku, lalu ibu memintaku untuk berlatih lebih giat lagi. Tapi Gege, aku merasa kesulitan untuk beberapa hal. Ini benar-benar menyebalkan!" Ling Mei menatap Guqinnya tidak senang, dia menggerutu seperti anak-anak dengan bibir yang mengerucut.
"Tentu saja." Tian Zhi mengangguk, raut pengertian terlihat di wajahnya yang bersinar. "Jika Yang Mulia menginginkannya, saya akan melakukannya untukmu."
Ling Mei menatap lekat Tian Zhi yang mulai memainkan Guqin miliknya. Dengan wajah semenawan ini, di dunia ini siapa yang tidak akan jatuh cinta padanya. Sayang sekali karena tujuan Ling Mei adalah takhta bukan untuk mengumpulkan harem. Ling Mei mendengus pelan, setelah ini pergi meminum beberapa botol arak dengan Wu Jin adalah ide yang bagus. Orang-orang Wei telah membuat sakit kepala besar untuknya, itu bukan sesuatu yang sederhana lagi untuk sekarang. Para orang tua yang bersemangat, tidak bisa hanya diam di tempatnya.
Berbicara tentang keindahan, Tian Zhi berpikir akan melukis Ling Mei dalam kain sutra dan membingkainya dengan cantik. Sepertinya, Tian Zhi cukup memahami bahwa dia telah jatuh cinta. Pria muda itu mengerti, kedatangan ibunya, Permaisuri Wei ke Kekaisaran Shao bukanlah kunjungan biasa. Kakaknya, Wei Yun Rui dan dia telah memasuki usia pernikahan. Bukan hal yang tidak mungkin jika Permaisuri Wei berniat menjadikan mereka berdua sebagai pendamping untuk para putri Kekaisaran Shao. Tapi, hatinya telah terjatuh untuk putri bunga kecil yang murni, meskipun Shao Ling Mei telah memasuki usia pernikahan seorang gadis pada umumnya.
Dengan keterbelakangan mental, reputasi dan rumor yang dia miliki, bahkan jika dia adalah seorang putri kekaisaran, apakah mungkin untuk mendapatkan pendamping yang layak?
....................
"Gui Lan, apa kamu tahu di mana kakak keempat?" Shao Qiao Feng, Pangeran Kelima Kekaisaran Shao menatap pelayan prianya dengan alis yang berkerut.
"Menjawab pertanyaan Yang Mulia, berdasarkan informasi yang saya dengar, Putri Keempat sedang berada di area taman paviliunnya."
Qiao Feng menganggukkan kepalanya, pemuda dengan aura secerah matahari itu tersenyum senang. Dia merindukan saudara kembarnya dan berniat untuk mengunjunginya. Sudah sedikit lama dari terakhir kali Qiao Feng melihat wajah Ling Mei, ditambah kedatangan keluarga Kerajaan Wei yang membuat kakak keempatnya itu semakin sibuk. Ah, Qiao Feng telah mendengar rumor itu. Ada banyak kemungkinan bahwa Wei Yun Rui, Pangeran Kedua Kerajaan Wei itu akan menjadi kakak iparnya di masa depan. Tatapan Qiao Feng menggelap, ketika memikirkannya, dia benar-benar tidak menyukai hal itu.
"Aku akan mengunjungi Ling Mei Jiejie, kamu ikutlah denganku!" Qiao Feng mendengus pelan, dia ingin menemui Ling Mei dengan perasaan yang baik.
(Jiejie atau Jie: panggilan untuk kakak perempuan).
Gui Lan menundukkan kepalanya sebentar, kemudian menjawab. "Baik, Yang Mulia."
Shao Qiao Feng berjalan dengan penuh keanggunan, dia adalah pemuda rupawan dengan aura secerah matahari yang penuh dengan kilauan. Dia memiliki wajah yang tampan, namun manis secara bersamaan. Dengan rambut keemasannya yang panjang dan bersinar terang, juga sepasang mata emas yang menawan dan menarik siapa pun untuk melihatnya lebih dekat. Shao Qiao Feng begitu membara dan kaya di saat yang sama. Dalam satu tahun lagi pemuda itu akan memasuki usia pernikahan, lagi pula Permaisuri Shao telah memastikan calon istri untuknya. Dalam percakapan pribadi dan tertutup, Permaisuri Shao telah memberi Qiao Feng perintah mutlak untuk menikah dengan seseorang.
Rumor tentang siapa yang menjadi calon istri Shao Qiao Feng tersebar di seluruh penjuru kekaisaran. Tidak ada yang tahu nama dan rupa dari sang calon pengantin, hanya saja semua orang mengetahui bahwa diam-diam pangeran kelima kekaisaran itu telah dipersiapkan untuk pernikahan di masa depan. Qiao Feng memasuki area Paviliun Bulan dengan raut wajah senang, dia merasa baik. Pemuda itu merasa tidak sabar untuk bertemu dengan saudaranya, Ling Mei Jiejie-nya yang cantik dan juga polos. Qiao Feng tersenyum, dia melihat siluet Ling Mei di dalam gazebo di tengah-tengah kolam teratai yang indah.
Tatapan Qiao Feng mendingin, dilihatnya Ling Mei duduk berdampingan dengan seorang laki-laki sembari memainkan Guqin. Terlihat seperti lukisan dan penuh romansa, tapi Qiao Feng tidak menyukainya!
"Gui Lan, siapa dia?" yang dipanggil tersentak, merasa terkejut dengan pertanyaan tuannya.
"Menjawab Yang Mulia, dia adalah Pangeran Keempat Kerajaan Wei, Wei Tian Zhi, berumur 17 tahun dan belum menikah. Mengikuti Permaisuri Wei sebagai tamu dari Kekaisaran Shao dan akan berada di sini untuk beberapa waktu ke depan."
"En, aku mengerti." Qiao Feng menyeringai tipis, sungguh berani! Ini mungkin akan menjadi rumor baru di masa depan dan itu bukan hal yang baik untuk Ling Mei.
Kembali, Qiao Feng berjalan mendekat ke tempat Ling Mei dan Tian Zhi bermain Guqin. Hanfu kuning lembutnya yang kotor terkena tanah dibiarkan begitu saja.
"Jie-A, Qiao Feng datang berkunjung."
Ling Mei dan Tian Zhi menoleh ke arah Qiao Feng, dengan cepat keduanya bangkit dari tempat mereka duduk dan segera mendekat ke tempat Qiao Feng berdiri.
"Feng'er! Feng'er! Kamu datang!" mata Ling Mei berbinar menatap saudara kembarnya. Bintang keempat kekaisaran itu tersenyum senang, kedatangan Qiao Feng membuatnya sedikit lepas dari Tian Zhi.
Di samping Ling Mei, Tian Zhi tersenyum sopan. Pangeran Wei itu menunduk, memberi salam pada orang yang ada di depannya. "Tian Zhi memberi salam kepada Pangeran Kelima Kekaisaran Shao."
Begitupun dengan Qiao Feng, mengikuti peraturan yang ada, dia menunduk dan memberi salam pada Tian Zhi. "Qiao Feng memberi salam kepada Pangeran Keempat Kerajaan Wei."
Setelahnya Qiao Feng kembali menatap Ling Mei, "Qiao Feng sangat merindukan Jiejie, karena itu Qiao Feng datang berkunjung. Adik ini tidak tahu jika dalam paviliun kakak keempat ada seorang tamu, mohon untuk kakak keempat memaafkan ketidaksopanan Qiao Feng."
Ling Mei menahan diri untuk tidak mengusir keduanya dari paviliunnya, berpura-pura bodoh membuatnya tak bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Ini adalah hal yang tidak menyenangkan, bahkan kedatangan Qiao Feng yang sedikit membantunya tetaplah merepotkan. Dengan senyum lebar yang berusaha dia tunjukkan Ling Mei menggeleng, satu tangannya dia arahkan ke atas kepala Qiao Feng dan menepuk-menepuknya dengan lembut dan berucap riang. "Tidak apa-apa, Feng'er tidak salah."
Sekali lagi, mengapa banyak orang suka mengunjungi paviliunnya untuk hal-hal yang tidak penting. Ling Mei merasa itu adalah gangguan yang menyebalkan, dia menjadi bodoh untuk saat ini. Membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal secara luas, rahasianya belum boleh terbongkar untuk sekarang ini. Tidak sebelum dia membangun kekuatan dan kerajaan bisnisnya. Tian Zhi yang cukup mengerti untuk tidak mengganggu kebersamaan kakak dan adik memilih untuk kembali lebih dulu.
"Bunga persik bermekaran dengan indah, itu akan bagus untuk objek lukisan saya. Yang Mulia, saya akan kembali ke Paviliun Anggrek untuk melukis. Tian Zhi berterima kasih untuk waktu yang telah diberikan." Tian Zhi membungkuk sedikit dengan kepala yang tertunduk, dia memberi hormat pada sang Bintang Kekaisaran.
Dengan aktingnya yang seperti orang bodoh, Ling Mei menjawabnya dengan nada kekanakan yang mungkin akan diejek oleh Ming Fei jika wanita muda itu mengetahuinya. "Baik, baik. Tian Zhi harus hati-hati, lain waktu kita bisa bermain lagi!"
Satu masalah telah selesai, tapi Ling Mei tidak dapat berpikir bahwa ini sudah selesai. Di depannya kini telah berdiri saudara kembarnya Qiao Feng yang mungkin juga berniat untuk bermain dengannya. Diam-diam Ling Mei menghela napas lelah, benar-benar tidak ada ketenangan yang abadi! Dia berharap Wu Jin yang ada di depannya dengan beberapa kendi arak di tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments