Terlihat sebuah ruangan besar yang terletak di Universitas Treeya, didalamnya terdapat meja biliar yang sangat besar. Itu adalah tempat dimana Aditya biasa istirahat bersama teman – temannya.
Bagas, Andi dan Rey masuk keruangan itu. Mereka melihat Aditya sedang tertidur disofa. Lalu Andi berjalan kearah Aditya tetapi ditahan oleh Rey.
“Hei....kamu jangan ganggu dia, nanti dia marah lagi. Sebaiknya kita main biliar saja” Pinta Rey sambil menarik Andi.
Mereka pun mulai bermain biliar bersama. Aditya yang sedang tidur terbangun mendengar kedatangan mereka. Ia lalu duduk bersandar disofa sambil menghela nafas panjang. Bagas yang melihat Aditya bangun langsung datang menghampirinya.
“Ada apa denganmu. Aku perhatikan kamu seperti memikirkan sesuatu?” Tanya Bagas yang sedang duduk di samping Aditya.
Haaaaaa......Aditya menghela nafasnya memikirkan kejadian tadi malam. Ia lalu berbicara pada Bagas.
“Tadi malam aku ketemu sama gadis dibar milikmu. Dia nonjok hidungku sampai berdarah hanya karena aku menciumnya. Gila kan” Ucap Aditya dengan wajah kesal.
“Terus....” Sambung Bagas.
“Yaaaaa.....dia langsung kabur setelah memukulku. Aku harus menemukan gadis sialan itu” Ucap Aditya.
Hahahaha......Bagas tertawa mengejek setelah mendengar Aditya dipukul seorang wanita.
“Kenapa kamu tertawa” Tanya Aditya dengan kesal.
“Aku hanya tidak menyangka jika ada orang yang berani memukulmu sepertinya kita harus berterima kasih pada orang itu” Ucap Bagas sembari tersenyum melihat kearah Aditya.
“Huh...pergi sana” Sambil memalingkan wajahnya karena kesal.
“Hei....jangan marah seperti itu kawan, aku hanya bercanda.” Sambil memegang pundak Aditya.
“Terus kamu tahu siapa gadis itu?” Tanya Bagas.
“Tidak...”
“Terus bagaimana kita bisa tahu tentang gadis yang kamu maksud itu” Ucap Bagas.
“Rambutnya ungu, tubuhnya sedikit tinggi, putih, kurus dan wajahnya cantik” Jelas Aditya.
Bagas lalu menghela nafasnya, haaaaa....”Aku sudah tahu siapa yang kamu maksud itu”
“Kamu tahu siapa dia?” Tanya Aditya yang sedikit terkejut.
“Ia.....aku tahu karena hanya gadis itu yang selalu pakai wig ungu disitu” Balas Bagas.
“Siapa namanya?” Tanya Aditya.
“Aku tidak tahu namanya karena bukan aku yang terima dia kerja. Yang terima dia kerja disitu Pak Harlan. Aku hanya tahu kalau dia anak SMA makanya dia pakai pakaian seperti itu untuk menutupi penampilan aslinya. Kalau kamu mau tahu namanya, kamu tanya saja pada Pak Harlan”
“Baiklah....nanti malam kamu temani aku ke bar. Aku tidak tenang sebelum membuat perhitungan sama gadis itu”
“Sepertinya harga dirimu sangat terluka saat ini” Ucap Bagas.
“Kau masih bisa bicara seperti itu. Memangnya kamu tidak lihat kalau aku sedang marah sekarang”
“Baiklah jangan marah lagi. Tapi.....setelah kamu menemukan gadis itu, apa yang akan kamu lakukan padanya” Tanya Bagas.
Aditya hanya diam tidak menjawab pertanyaan Bagas, ia tidak tahu apa yang akan dilakukannya pada seorang gadis.
“Ia..ya....kalau aku ketemu sama gadis itu. Apa yang akan aku lakukan, dia kan hanya seorang gadis biasa. Tapi kalau tidak kuberi pelajaran nanti semua orang akan merendahkan seorang Aditya Sinatria. Saat ini aku harus pikirkan baik – baik bagaimana cara menangani gadis sialan itu” Dalam hati Aditya.
“Hei....apa yang kamu pikirkan sih dari tadi?”
“Tidak ada....Sebaiknya aku pulang saja sekarang” Balas Aditya yang masih kesal.
Aditya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar lalu Rey melihatnya dan berteriak memanggilnya.
“Hei.....kakak pertama, kamu mau kemana?” Teriak Rey.
Aditya tidak membalas teriakan Rey. Ia terus berjalan keluar tanpa menghiraukan mereka.
Rey dan Andi menghentikan permainan Biliarnya lalu berjalan kearah Bagas menanyakan tentang sikap Aditya barusan.
“Ada apa dengan kakak pertama?” Tanya Rey.
“Dia sedang kesal dengan seorang gadis” Jawab Bagas.
“Siapa...?” Tanya Andi dengan antusias.
“Sudahlah....malas aku membahasnya dengan kalian berdua. Kalian tanya saja langsung pada orangnya”
“Kakak kedua...kalau kita tanya dia. Bisa – bisa kita ditendang sama kakak pertama. Kamu tahu sendiri kan tempramen kakak pertama seperti apa?” Tanya Andi.
“Kalau kalian mau tahu. Temanilah dia nanti ke bar tempat tongkrongan kita”
“Oke....itu pasti” Balas Andi dengan wajah tersenyum.
“Kalian itu ya.....Kakak pertama yang punya masalah. Tapi kenapa kalian yang antusias sekali” Ucap Bagas.
“Itu karena.....ini pertama kalinya kita dengar kakak pertama kesal dengan seorang gadis setelah kepergian mantan pacarnya itu.” Sahut Rey.
“Ini keajaiban kakak kedua. Mungkin saja gadis itu yang akan jadi kakak ipar kita nanti.” Sahut Andi.
“Memangnya kamu pikir ada gadis yang bisa membuat si batu besar itu bisa meleleh. Aku pikir itu mustahil.” Ucap Bagas.
“Apa kita taruhan saja?” Sahut Rey.
“Kamu mau taruhan apa?” Tanya Bagas.
“Kalau kakak pertama bisa luluh sama gadis itu berarti kita berdua menang tapi kalau dia tidak bisa membuat kakak pertama menjadi es cair berarti kamu yang menang. Bagaimana?” Jelas Rey.
“Oke...aku terima tantangan kalian berdua. Tapi jangan sampai kakak pertama tahu hal ini”
“Terus kita taruhan sampai kapan?” Tanya Andi.
“Dua bulan” Balas Rey
“Satu bulan” Sambung Bagas.
“Satu bulan terlalu cepat untuk mereka” Sahut Rey.
“Dua bulan malah terlalu lama....bukannya ini taruhan. Jadi waktunya juga harus cepat kan dan bagiku satu bulan itu cukup untuk mereka. Bagaimana?” Jelas Bagas.
“Baiklah.....kita setuju” Balas Rey.
“Oke...”
Mereka pun tos bersama sambil tersenyum dan melanjutkan permainan mereka yang sempat mereka hentikan tadi gara – gara rasa penasaran mereka pada Aditya. Mereka memang selalu penasaran setiap hal yang terjadi pada Aditya apalagi jika sudah menyangkut seorang gadis karena Aditya tidak pernah menyebut seorang gadis selama ini baginya gadis itu tidak penting dalam hidupnya apalagi semenjak putus dengan pacarnya yang ia pacari sewaktu SMA.
Sementara Aditya yang sudah mengendarai mobilnya, tiba – tiba ditelfon oleh ibunya
(Suara Telfon)
“Halo Mi....ada apa?”
“Jawabanmu kok seperti itu sih”
“Terus aku harus jawab apa?”
“Ya bilang kek...halo mami sayang, apa kabar. Lah ini kamu malah tanya ada apa sama mami”
“Aditya kan memang harus tanya begini kalau ada orang telfon”
“Kamu itu tega sekali sih sama mamimu”
“Ya sudah...kalau mami tidak ada masalah aku tutup telfonnya”
“Eh tunggu dulu dong Dit”
“Ada apa lagi?”
“Hari ini kamu pulang ya....makan malam sama mami. Mami sudah kangen sekali padamu”
“Aku tidak bisa.....nanti malam aku ada urusan”
“Aditya......”
“Sudahlah....aku tutup telfonnya”
Aditya pun langsung menutup telfonnya, ia memang seperti itu tidak pernah menuruti semua ucapan orang tuanya. Ia bahkan tidak takut pada orang tuanya itu jika ia melakukan kesalahan karena sifatnya memang seperti itu. Pemberontak dan suka melakukan hal yang diinginkannya meskipun hal itu melanggar aturan yang penting hatinya senang.
Bersambung.
Jangan lupa Like karena Like itu gratis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Handaru Rayyi
pangilan nya agak kayak drama cina thn 90an...panggil nama aja lebih enak dibaca.
2021-07-23
0
Siputtt Putput
panggilanya kurang enak di dengar thor
2021-05-09
1
Lembayung Senja
sebenernya pengen lanjut baca, tapi tiap baca kakak pertama, kakak kedua gtu kok geli banget ya rasanya.. hehe,maaf ya..
2021-05-01
2