H A M I L

1 Bulan Kemudian

🕊

"Hamil........??!!"

Pertanyaan itu terdengar lantang, dari bibir Amira yang terkejut luar biasa, saat mendengar pengakuan dari anak satu-satunya. Ketika Amira menemukan benda di kamar Vivi dengan 2 garis biru.(Test Pack)

Pengakuan Vivi akan kehamilanya membuat Amira begitu murka. Pandanganya seketika berputar-putar, energi emosi beraura hitam memenuhi setiap jengkal pembuluh darah. Tekanan darah seketika terpompa kuat menghantar pasukan nutrisi untuk bala tentara setan di setiap pikiran.

EMOSI MARAH DAN KECEWA

Amira segera mendekati asal muasal penyulut batinya terbakar. Di tatapnya wajah Vivi begitu tajam dan dalam.

"Katakan pada, Mama! Siapa yang telah menghamilimu?!" Pertanyaan namun terdengar seperti bentakan.

Vivi memundurkan langkahnya, tatapan sang mama membuatnya bergidik ngeri. Saat ini Vivi hanya mampu terdiam, bahkan menatap wajah Amira pun tak kuasa dirinya lakukan. Terlebih lagi Vivi tak mengerti harus menjelaskan apa pada sang mama, sebab Rendra, lelaki yang telah berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatanya, justru hilang entah kemana.

Sorot mata Amira kian tajam dan menghujam, bak singa betina yang siap menerkam. Rasa kecewanya semakin bertambah karena Vivi tak kunjung menjawab pertanyaanya.

"Bian... Apakah dia pelakunya?" suara Amira mulai melemah sementara Vivi hanya terdiam pasrah.

Dan di waktu yang tak tepat, saat rasa amarah memenuhi benak Amira. Bian justru datang berkunjung dengan senyuman menawan yang keluar dari wajah tampanya. Bukan tanpa tujuan Bian datang, awalnya dirinya berniat mengundang Amira di acara makan malam bersama, untuk merayakan kesuksesan peruasahaanya.

"Kau orangnya...!" Todong Amira seketika saat menyadari kehadiran Bian di rumah miliknya.

"A_ada apa ini?" Bian terlihat bigung dengan tatapan Amira yang tak bersahabat menyambut kehadiranya sedangkan Vivi masih menangis lirih.

Plaaaaaaaaaak.

Satu tamparan mendarat nyaman di wajah tampan Bian. Hal itù sontak menimbulkan keterkejutan yang luar biasa pada pria muda yang sebenarnya berniat baik datang kerumahnya.

"Heeey... Apa yang anda lakukan? kenapa anda menampar wajah saya?" tanya Bian dengan raut wajah yang memerah.

"Vivi hamil..."

"Hah lalu...?"

"Kau harus bertanggung jawab!" Seru Amira tanpa basa basi.

"Kenapa aku?" Bian menunjuk wajahnya.

"Tak usah sok polos. Berani berbuat kau juga harus bertanggung jawab.

Amarah sang mama tak kunjung reda bahkan Amira tak memberikan kesempatan kepada Bian untuk menjelaskan. Begitu pun Vivi dirinya pun tak mengelak saat sang mama menuduh Bianlah pelakunya dan meminta Bian bertanggung jawab atas kehamilanya.

Tertunduk lesu, itulah yang terjadi pada Vivi saat ini, sedangkan Bian berusaha menghadapi kemarahan Amira karena telah salah sangka.

"Nikahi Vivi hari ini juga!" Seru Amira dengan nada tinggi.

Bian tetap diam dan justru tersenyum simpul.

"Ta_tapi, ma," nada bicara Vivi pun terbata-bata.

Titah Amira membuat Bian terdiam sejenak. Tak ada penolakan yang dirinya lakukan.

"Baiklah. Aku akan menikahi Vivi hari ini," ucap Bian tegas bahkan tak ragu sama sekali. Entah apa yang di pikirknya yang pasti hanya Bian sendiri yang mengerti.

"Bagus. Saya akan menyiapakan semuanya saat ini juga, dan saya pasti akan memastikan kalian menikah sesegera mungkin." Tegasnya seraya meraih ponsel yang berada di atas meja. Tak jauh dari keberadaanya saat ini. Entah siapa yang akan Amira hubungi.

"Bian, kau tak perlu melakukan ini. Aku tak mau kau bertanggung jawab atas perbuatan yang orang lain lakukan," bisik Vivi lirih.

"Lalu. Apa yang akan kau lalukan? apa kau akan jujur pada mamamu bahwa itu bukan anakku. Dan dimana Rendra si baji ngan, kenapa dia tak datang lalu menikahimu, kenapa dia tak bertanggung jawab atas perbuatan bang satnya itu," balas Bian lirih dan berbisik sepelan mungkin.

Ssssssssttt

Ucapan Bian bak pisau tajam yang menyayat hati Vivi secara pelan, lembut tapi menyakitkan. Lagi-lagi saat ini, hanya jurus diam yang Vivi miliki sebab ucapan Bian memang benar adanya, tak ada jawaban untuk membantah, saat ini Vivi hanya bisa pasrah dan menerima. Karena hal buruk ini terjadi atas kecerobohanya sendiri. terlebih bagi Vivi, dirinya tak ingin sang mama kecewa atas luka yang Vivi torehkan di dalam hati dan perasaan Amira, wanita yang telah melahirkanya 23 tahun yang lalu.

🕊Yuk Tinggalkan komentar dan masukanya❤ Terima Kasih🕊

Terpopuler

Comments

Odeh Widarti

Odeh Widarti

jgn akhirnya happy ending sama bian thor....

2021-08-15

1

Ita Sinta

Ita Sinta

ko di nikahi sama bian sih aku ga setuju thour😡

2021-07-03

2

Sumawita

Sumawita

bian bodoh mau" nya bertanggung jawab nikahi Vivi yg jelas" hamil sama temen nya Rendra

2021-06-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!