Andi tidak perduli dengan muntahan yang menempel di bahu dan rambutnya.
Dia tidak sempat mengurusnya, baginya saat ini yang terpenting adalah mengurus Viona yang sedang mabuk berat.
Andi teringat dengan Santi sahabat Viona yang dulu pernah memberi foto Viona kepadanya.
Mereka cukup akrab, dan Andi yakin Santi adalah pilihan paling tepat untuk membantunya mengurus Viona.
Kalau dia membawa Viona ke kostnya untuk di urus itu mudah saja.
Tapi hal ini sangat tidak tepat dan tidak pantas, bila nanti Viona sadar dari mabuknya, hubungan mereka pasti akan jadi sangat canggung.
Bisa-bisa Viona malah salah faham lagi dengan dirinya, yang mencuri kesempatan.
Tidak ini tidak boleh terjadi batin Andi.
Pikiran ini membuat dia semakin bertekad menghubungi Santi teman Viona.
Tadi di saat OSPEK Andi ada melihat Santi juga hadir disana dekat Viona.
Andi segera mengeluarkan ponselnya menelpon Santi, meski sudah lama tidak berhubungan dan bertemu.
Tapi Andi masih tetap menyimpan nomor HP Santi, mudah-mudahan Santi belum mengganti nomer ponselnya, batin Andi.
Sesaat kemudian panggilan Andi tersambung, terdengar suara Santi dari seberang sana sambil tertawa berkata,
"Tumben kamu telpon saya di, ku pikir kamu dah kawin dan lupa dengan kita-kita."
Andi tersenyum pahit dan berkata,
"San kamu ada di mana sekarang ?"
"Angin apa di, kamu tiba-tiba ingat dengan ku setelah 4 ehh hampir 5 tahun ya kita gak bertemu dan kontekan..?"
ucap Santi nyerocos girang, tanpa henti meledek Andi.
Dia bahkan lupa menjawab pertanyaan Andi yang sedang urgent dan membutuhkan bantuannya.
Andi sangat bersyukur Santi bisa di hubungi dan masih aktip nomer telpon nya.
Andi tidak terlalu perduli dengan ledekan Santi yang periang dan dari dulu suka menggoda nya.
"San kamu ada di mana sekarang ? aku mau ke tempat mu sekarang bisa ?"
tanya Andi mengulang dengan serius.
Andi memang tidak pandai bercanda, dia pendiam seriusan dan agak pemalu, tapi orangnya baik tulus dan jujur.
"Ehh..! nih anak serius kelihatannya, kenapa kamu tidak punya teman kencan ya ? ke Pepet jadi ingat gua ?
ucap Santi masih terus bercanda menggoda Andi sambil tertawa sendiri.
Tapi saat ucapan nya tidak mendapat respon, akhirnya dia berkata,
"Aku baru daftar masuk ke kampus P di kota B jadi aku sekarang kost di Gang M no 22 dekat kampus ku.."
"Baik makasih San, aku kesana sekarang.."
ucap Andi singkat langsung mematikan ponselnya dan melangkah menuju tempat yang dia tahu persis ada di mana.
"Yaelah, ni anak langsung main matiin aja, bukannya basa-basi dulu kek.."
"Benar-benar gak berubah ya, mungkin penyakit bawaan orok kali ya ?"
ucap Santi bicara sendiri sambil tertawa.
Kemudian dia pun bergegas keluar dari kamar nya, turun kelantai bawah menuju halaman kost-kostan menunggu kedatangan Andi.
Kost yang di pilihnya ini adalah kost khusus wanita, jadi bila ada tamu pria yang datang.
Hanya diijinkan bertemu di halaman kost, paling maximal hanya diijinkan ngobrol di sofa ruang tamu yang sudah disediakan.
Andi tiba didepan sebuah Rumah besar bergaya mewah terdiri dari 3 lantai, dengan halaman yang luas tertutup pagar besi yang tinggi.
Inilah negeri ku, bila di negara lain orang jahat lah yang di penjara, di sini malah sebaliknya..
Andi berdiri di depan pintu pagar mencoba melihat kedalam pagar yang sedikit tertutup dari luar.
Untungnya Andi cukup tinggi, sehingga dengan sedikit berjinjit dia bisa melihat ke halaman bagian dalam.
Andi melihat Santi sedang berdiri memeluk kedua tangannya didepan dada, sambil pegang HP.
Andi segera memanggilnya,
"San..! San...! San..!"
"Di sini...!"
ucap Andi sambil berteriak kecil dan melambaikan tangannya kearah Santi.
Santi yang melihat Andi sudah tiba, segera berlari kecil sambil tertawa menghampiri Andi dan membuka pintu untuknya.
Begitu pintu terbuka, melihat keadaan Andi dan bau yang keluar dari bahu dan rambut Andi.
Santi segera menutup hidung dan mulutnya dengan tanah.
Dia sempat memiringkan kepalanya kesamping dan hampir muntah.
Sambil menatap Andi dengan bingung, Santi langsung mengeluh,
"Andi..Andi..! lima tahun gak bertemu bukan nya dandan agak rapi dan wangi baru kemari."
"Ini kamu malah datang dengan bau seperti ini, minta ampun deh kamu."
"Kamu ini habis jatuh ketempat sampah, atau habis ke cebur keselokan karena melihat cewek cantik lewat..?"
ucap Santi nyerocos tak berhenti.
"Itu siapa lagi yang sedang kamu gendong di punggung mu ?"
Andi hanya bisa nyengir kuda, tidak tahu mau jawab apa.
Sesaat kemudian Andi baru berkata,
"San aku perlu bantuan mu sekali ini "
"Bantuan apa ?"
tanya Santi sambil masih menutup hidung, sehingga suaranya terdengar cempreng.
"Kalau memandikan mu ogah.., lagian kost ini melarang keras membawa cowok masuk ke kamar.."
ucap Santi serius dengan wajah sedikit merah.
Andi tersenyum canggung dan berkata,
"Bukan aku San, tapi Viona.."
"A..apa..maksud mu..bicara yang jelas..?"
Andi tidak menjawabnya, dia memutar tubuhnya, kemudian menurunkan Viona yang sedang asyik tertidur pulas di punggungnya yang lebar.
Dengan hati-hati Andi menurunkan Viona yang langsung di sambut oleh Santi sambil menahan nafas.
"Ini anak kenapa bisa bau begini, dan bersama mu pula..?"
tanya Santi sambil mengomel.
Tapi dia tetap memapah Viona yang terus bergumam tidak jelas.
"Sekarang bukan waktunya bercerita, nanti kapan-kapan kita baru cerita-cerita lagi."
"Sekarang yang terpenting tolong bantu urus dia."
"Ok. aku permisi dulu..makasih banyak.."
ucap Andi singkat kemudian membalikkan badannya hendak pergi.
Tapi baru jalan dua tindak Andi menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Santi dan berkata,
"Bila dia sadar nanti dan bertanya siapa yang antar dia kemari, tolong jangan kasih tahu aku yang membawanya kemari."
Lalu Andi pun kembali melanjutkan langkahnya.
"Ehh di..! mana bisa seperti itu, kalau Viona nanti bangun terus nanya."
"Aku harus ngomong apa ? bila bukan bilang kamu penolongnya, aku harus bilang siapa ke dia..?"
"Bilang saja Rio dia pasti senang dan puas."
ucap Andi tanpa menoleh dan terus berjalan pergi dari tempat itu.
Santi hanya menggelengkan kepalanya dan bergumam sendiri,
"Kamu ini tidak pernah berubah, selalu saja begitu."
"Heran, entah apa yang ada di pikiran mu itu ? Andi..Andi..."
"Seandainya aku adalah Viona...Haiss..! sudahlah jangan berkhayal berlebih, lupakan saja..."
Santi perlahan-lahan memapah Viona ke kamarnya, di bantu beberapa penghuni kost wanita di sana.
Sedangkan Andi berjalan cepat-cepat kembali ke kostnya sendiri yang juga tidak terlalu jauh dari kampus.
Hanya saja berbeda lokasi dengan kost-kostan Santi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 498 Episodes
Comments
Noer Hadi
josss
2022-09-24
1