Sehingga Andi pun berhenti melangkah kesana,
Andi berjongkok pura-pura membenarkan tali sepatunya, agar tidak menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitarnya.
Tak lama kemudian Andi pun berlalu dari tempat tersebut, mencari tempat duduk yang teduh dan sepi.
Pura-pura membuka buku membaca, padahal matanya tidak tertuju ke buku ditangannya, melainkan terus tertuju sama semua gerak gerik Viona yang menurut Andi sangat menarik dan menawan.
Tanpa Andi sadari, cinta lama di hatinya kini kembali membara, Andi merasa seluruh hatinya terasa hangat, bila bisa melihat Viona.
Meski cuma memandanginya dari jarak yang jauh sekalipun, Andi sudah merasa sangat senang dan bahagia.
Andi sedikit mengerutkan alisnya, melihat Mia berjalan menghampiri Viona.
Andi tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena jarak diantara mereka terlalu jauh.
Jadi dia hanya bisa memperhatikan gerak-gerik mereka saja.
Mia awalnya terlihat membisikkan sesuatu ke telinga Viona, tak lama kemudian Viona meninggalkan kelompoknya.
Dia berjalan mengikuti Mia berdiri di bawah sebuah pohon, mereka terlihat terlibat dalam obrolan serius.
Viona berulang kali menggelengkan kepalanya, seperti menolak.
Tapi kelihatannya Mia mengancam sesuatu ke Viona, sehingga dengan tidak berdaya Viona menganggukkan kepalanya.
Lalu berjalan kembali ke kelompoknya, Viona terlihat sedikit murung dan sering melamun.
Sepertinya perasaannya tidak tenang.
Melihat hal itu ingin rasanya Andi segera menghampirinya, dan bertanya kepada Viona apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi setelah menimbang bolak-balik Andi tetap tidak punya keberanian, untuk pergi menghampiri Viona.
Akhirnya dia hanya bisa diam-diam memantau kemanapun Viona pergi.
Hingga sore hari tidak terlihat ada kejadian apapun yang mencurigakan yang terjadi pada Viona.
Tapi saat bubaran acara OSPEK, di mana para CAMA CAMIf di persilahkan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Dan kembali berkumpul besok jam 6 pagi di lapangan kampus sama persis seperti hari ini.
Andi sedikit heran melihat Viona yang tidak ikut bubar bersama teman-temannya, tapi malah dengan wajah takut-takut berjalan dengan kepala tertunduk, menuju bagian belakang kampus yang sepi.
Bagian belakang kampus yang berhadapan dengan lapangan basket adalah bagian paling sepi.
Setelah perkuliahan sore berakhir sebelum Maghrib adalah saat-saat paling sepi.
Dan baru akan kembali sedikit ramai, Ketika perkuliahan malam jam 20.00. di mulai.
Tapi itupun tidak banyak perkuliahan yang di adakan di jam segitu.
Paling-paling hanya ada satu dua mata pelajaran saja yang suka mengambil jam seperti itu.
Andi sambil berpikir diam-diam berjalan mengikuti Viona dari jarak jauh.
Andi semakin heran saat melihat Viona berjalan melewati lapangan basket, menuju bangunan gudang yang melewati lapangan rumput pendek.
Bangunan gudang di belakang kampus adalah tempat menaruh kursi meja dan semua peralatan dan perlengkapan yang sudah rusak dan tidak terpakai.
Tempat itu jelas-jelas sangat sepi buat apa Viona pergi kesana pikir Andi semakin curiga.
Andi pun mempercepat langkahnya menyusul Viona yang berjalan melintasi rumput pendek, kini dengan takut-takut dia berjalan melewati daerah yang ditutupi semak belukar yang lebih tinggi dan rimbun.
Andi diam-diam mengeluh dalam hati,
"Aduh Vi apa yang akan kamu lakukan di sana ? tempat begitu sangat berbahaya kenapa kamu nekat seperti ini."
"Rumput setinggi itu rawan bersembunyi ular berbisa."
Andi meski mengeluh tapi dia tetap mengikuti Viona secara diam-diam.
Viona terlihat masuk kedalam gudang tua itu, di dalam gudang yang super sepi, terlihat ada 3 orang yang sedang duduk diatas meja, dengan kaki menginjak kursi.
Mereka adalah 3 serangkai yang berusaha mengerjai Viona tadi siang tapi tidak berhasil.
Viona dengan takut-takut berjalan mendekati mereka.
"Kakak-kakak sebenarnya ada masalah apa Viona di suruh kemari ?"
tanya Viona saat berada di hadapan mereka bertiga.
Mereka bertiga tersenyum dan berkata,
"Jangan takut, kami hanya ingin berterima kasih dan meminta maaf pada mu."
"Kalau di lakukan di tempat lain, takut ada yang melihatnya, dan mengambil foto kita."
"Sebagai senior meminta maaf pada junior, bila di viralkan itu akan sangat memalukan."
"Makanya kami mengatur pertemuan nya di sini agar tidak ada yang lihat dan tahu."
ucap Mia menjelaskan dengan ramah dan bersahabat.
Hati Viona pun menjadi jauh lebih lega sekarang.
"Kakak-kakak tidak perlu sampai seperti itu, Viona memang masih baru di sini, masih perlu banyak belajar dari kakak-kakak sekalian."
Eva turun dari meja, kemudian mengajak Viona ikut duduk diatas meja bersama mereka.
Lalu Novi mengeluarkan sebotol Vodka sebuah wadah minuman beberapa gelas dan sebotol Coca cola.
Kemudian dia mencampur dan meraciknya sendiri, seperti seorang bartender handal.
Bau minuman keras mulai memenuhi ruangan tersebut.
Beberapa saat kemudian dari wadah tersebut, dia mulai menuang ke gelas kosong di hadapannya.
Kemudian mereka mengajak Viona untuk ikut minum, awalnya Viona terlihat menolak.
Tapi karena mereka bertiga terus memaksa dan membujuknya, Viona perlahan-lahan mulai ikut minum.sedikit.
Karena rasa minuman yang terasa manis, Viona sambil ngobrol-ngobrol dengan mereka terus di suguhkan minuman tersebut.
Masuk ke gelas ke 3 yang minum terus tinggal Viona yang sudah mabuk, dengan seluruh wajah merah dan ucapan nya mulai ngelantur.
Mereka terus mencekokoki Viona dengan minuman tersebut.
Bahkan terakhir-terakhir mereka mulai memberikan Vodka murni tanpa campuran ke Viona.
Viona yang sudah kehilangan kesadaran, terus meminumnya, hingga akhirnya benar-benar teler tidak sadarkan diri.
Melihat Viona yang sudah tidak sadarkan diri, Ketiga orang itu mulai tertawa-tawa senang dan berkata sambil menunjukkan wajah iblis mereka yang sebenarnya.
"Sekali ini Kena loh, aku ingin lihat bagaimana nasib mu kedepan nya bila berani menantang kami.."
Mereka bertiga terlihat tertawa-tawa jahat, mereka kini mulai membuka pakaian Viona satu persatu.
Melihat hal tidak beres ini, Andi pun bergerak mencari saklar on off pusat listrik gudang itu.
Kemudian Andi memadamkannya, begitu lampu padam terdengar suara jeritan ketakutan Ketiga orang itu.
Mereka bertiga kemudian buru-buru menggunakan lampu senter di HP mereka, melangkah terburu-buru meninggalkan gudang.
Saking takutnya mereka lupa dengan rencana jahat mereka,
Mereka membiarkan Viona tergolek pingsan seorang diri di sana, tanpa memperdulikan nasibnya lagi.
Setelah ketiga orang itu pergi jauh ,Andi baru keluar dari tempat persembunyiannya dengan bantuan lampu dari senter HP nya.
Andi berusaha sebisanya merapikan seragam sekolah Viona.
Kemudian Andi menggendong Viona yang nemplok di punggung nya, perlahan-lahan berjalan meninggalkan gudang tua di belakang kampus.
Andi terus menggendong Viona meninggalkan kampus, sepanjang perjalanan meninggalkan kampus Viona sempat siuman dan mengoceh tidak jelas.
Kemudian muntah dua kali di rambut dan bahu Andi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 498 Episodes
Comments
Windy Artika
andi si penyelamat
2021-09-23
1
Priana Su
jd laki laki tdk gentle gitu
2021-08-15
1