Andi Kembali ke kostnya, langsung mandi dan mencuci bajunya sendiri yang baunya bikin mual perut.
Bau asem bercampur bau alkohol yang menyengat, memenuhi kamar mandi di mana Andi sedang mencuci bajunya.
Tapi Andi yang seperti kebal penciumannya, tidak ambil pusing, setelah selesai mencuci dan di beri pewangi pakaian.
Andi sendiri baru mulai mandi dan keramas membersihkan kepalanya yang juga bau bekas terkena muntahan Viona.
Andi tidak terlihat kesal sama sekali, sebaliknya dia terlihat bahagia, dan tersenyum sendiri.
Sambil bersenandung kecil, Andi keluar dari kamar mandi membawa cuciannya, kemudian menjemurnya di balkon depan kamar kost .
Andi memang punya kebiasaan mencuci baju sendiri dan menjemurnya di balkon depan kamarnya.
Dulu Andi suka mencuci baju pagi-pagi lalu menjemurnya, tapi Andi di tegur sama menantu perempuan pemilik kost.
Alasannya jemuran Andi merusak pemandangan tampilan kost, Andi di minta mengikuti jejak teman-temannya yang lain yang kost di sana.
Agar menitipkan cucian nya ke bibi tukang cuci, tapi Andi tidak mengikuti anjuran nya.
Andi memilih tetap mencuci sendiri, di malam hari dan menjemurnya.
Besok pagi-pagi sebelum ke kampus Andi akan mengangkat semua jemurannya, dan menggantungnya di depan jendela kamarnya.
Andi memilih cara yang lebih repot ini, karena Andi ingin menghemat pengeluarannya.
Bila menggunakan jasa bibi cuci, Andi harus mengeluarkan uang tambahan sebesar 150.000 lagi.
Dengan menghemat uang cucian, Andi bisa menggunakannya untuk hal-hal lain, yang lebih urgent berhubungan dengan kegiatan di kampus.
Andi bukan berasal dari keluarga kaya Raya, jadi dia harus berhemat, agar tidak terlalu membebani kedua orang tua nya.
Demi menguliahkan dirinya dan adik perempuan nya, kedua orang tuanya saja sudah harus mati-matian mencari uang dan berhemar-hemat.
Semua ini agar dia dan adik perempuannya bisa menyelesaikan perkuliahan mereka hingga tamat.
Jadi kelak mereka bisa menjadi orang yang sukses dan mandiri, tidak hidup bergantung dengan orang tua.
Setelah selesai menjemur pakaian, Andi baru keluar dari kostnya, pergi mencari makan di kantin sederhana dekat kostnya.
Kantin itu adalah kantin yang menjual makanan dengan harga paling murah.
Tapi kantin ini bila sudah Jam 19.00 keatas lauk dan sayurannya sudah pada mau habis.
Andi tidak masalah, justru Andi suka datang terlambat.
Bila datang terlambat sisa sayur dan lauk yang ada semua di berikan ke Andi.
Harganya pun dikasih harga miring sekitar 20% lebih murah dari harga normal.
Makanya Andi memilih menyelesaikan jemuran nya dulu baru datang ke kantin.
Malam ini karena waktunya tadi sedikit tersita mengurus Viona, Andi belum sempat menyalin dan belajar ulang perkuliahan yang dia terima hari ini.
Jadi rencananya setelah selesai makan Andi baru akan menyalin dan mempelajari ulang mata pelajaran yang dia terima hari ini.
Sampai di kantin Andi hanya melihat ada 3 pasangan muda-mudi yang sedang ngobrol sambil minum jus.
Tanpa menghiraukan mereka, Andi langsung mengambil piring, mengambil nasi dari semua sisa lauk dan sayuran yang ada.
Kemudian membawa ke ibu kantin untuk di hitung, setelah bayar Andi baru membawanya ke meja untuk makan.
Saat menghitung ibu kantin bertanya,
"Kenapa lebih malam dari biasanya di ?"
Andi sambil tersenyum menjawab,
"Tadi ada sedikit urusan di kampus sehingga pulang ke kost agak telat dari biasanya."
"Ohh..! tadi ibu pikir Andi tidak jadi kesini malam ni."
"Ibu hampir saja nyuruh Rati membereskan semuanya ke belakang."
"Untung aja masih ada mereka yang masih nge jus, jadi ibu belum tutup."
Andi sambil tertawa canggung berkata,
"Berarti Andi masih bernasib baik Bu, kalau tidak terpaksa malam ni Andi harus puasa."
"Gak sampe segitu kali di... didepan sana kan ada nasi dan mie goreng yang jualan sampai pagi."
ucap ibu kantin sambil tersenyum, menanggapi ucapan Andi barusan.
Andi tidak menjawabnya hanya tersenyum dan mengangguk, membayar makanan nya, kemudian membawanya ke meja makan dengan sedikit terburu-buru.
Karena Andi tidak enak hati membuat ibu kantin yang ingin tutup beristirahat, harus menunggunya makan sampai selesai baru bisa tutup.
Sambil makan Andi membatin, ibu kantin aja tidak tahu.
Makan di sini porsinya sama dengan dua piring nasi goreng.
Satu piring nasi goreng biasa hanya pakai telur harganya 12.000, bila 2 piring harganya 24.000.
Bila makan di kantin Andi cuma bayar 10.000, nasi sesuka hati, lauk kadang dapat ayam kadang dapat ikan, paling minimal telur dan hati.
Sedangkan sayurnya masih dapat sisa-sisa sayur dan kuah.
Dengan makan malam di sini, Andi bukan hanya hemat uang makan malam, tapi juga hemat uang makan pagi.
Karena malam makan kenyang Andi bisa tahan sampai jam 11 atau jam 12 siang baru makan siang.
Tapi bila makan nasi goreng sepiring yang porsinya kecil, besok pagi-pagi Andi pasti akan kelaparan dan harus sibuk cari sarapan pagi di dekat kampus.
Yang bisa menghabiskan uang 20.000 sampai 30.000 hanya untuk sarapan saja.
Ini karena kantin-kantin dalam lingkungan kampus, harga makanannyanya memang lebih tinggi.
Hal ini karena mereka masih harus bayar biaya sewa yang cukup tinggi ke pihak kampus.
Beda dengan kantin di sekitar kost, mereka biasanya tidak bayar uang sewa lagi, karena warung makan mereka menyatu dengan tempat tinggal mereka sendiri.
Selesai makan Andi pun buru-buru permisi dengan ibu kantin, dan kembali ke kostnya.
Melanjutkan aktivitas belajar, sebelum istirahat.
Keesokan paginya di kamar Viona yang terletak disebelah kamar Santi.
Viona terlihat baru bangun dari tidurnya sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit dan pusing.
Saat melirik jam weker disebelahnya, Viona langsung terbelalak terkejut, jam di sana sudah menunjukkan pukul 6.
Sedangkan dia belum mandi dan bersiap-siap, Viona masih ingat mereka kemarin diingatkan berulang kali, agar hari ini berkumpul di halaman kampus jam 6 pagi.
Melihat keadaan ini, dia sudah pasti telat dan akan kembali menerima hukuman dari senior-senior nya yang galak-galak itu.
"Mampus gue.."
gumam Viona sambil menepuk jidatnya sendiri.
Kemudian dengan terhuyung-huyung, dia menyambar handuk dan centong berisi perlengkapan mandinya.
Dia buru-buru masuk kedalam kamar mandi, lima menit kemudian terlihat Viona berlari meninggalkan kostnya dengan terburu-buru menuju kampusnya.
Saat tiba di halaman kampus, ditengah lapangan sudah sangat ramai.
Lima orang mentor yang galak dan sadis sedang memberikan pengarahan.
Viona dengan kepala tertunduk ketakutan berlari buru-buru masuk kedalam barisan teman-temannya, yang semuanya sudah hadir di sana termasuk Santi.
Yang sedang menatap Viona sambil menepuk jidatnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 498 Episodes
Comments
Daratullaila🍒
5 like + favorit hadir kak
salam Kelahiran Kembali Raja Legendaris
2021-09-11
2
Gontenk
aku udah mampir kk
2021-08-18
2