Saat jam pelajaran usai, Jared berencana untuk mengajak dua sahabatnya pergi ke toko merchandise Marvel, setelah di rilisnya salah satu film yang ramai di perbincangkan para penikmat film. Namun sayangnya rencananya tak bisa mereka lakukan tanpa Gloria yang terus di hubungi oleh sang ayah. "Aku masih berada di perjalanan pulang..." Jawab Gloria lewat ponselnya. "Aku bersama Jared dan Todd, tentu saja..." Ian sangat cerewet sebagai seorang ayah bagi putrinya itu. "Ya ya baiklah, nanti ku hubungi lagi yah, dah." Jared bersama Todd menunggu cerita yang Gloria dapat dari ponselnya. "Aku tak bisa... Maaf." Ucapnya membatalkan ajakan Jared. "Benarkah kau tak bisa???" Tanya Todd. "Yeah, sebenarnya aku ingin, tapi ayah..." Putusnya. "Tak apa, di lain waktu kita bisa pergi." Bukan keinginan siapa pun untuk membatalkan rencana, namun mau bagaimana lagi.
Akhirnya Jared pun mengantarkan kedua sahabatnya pulang, "Sampai besok!" Pamit Jared pada Gloria. "Dah!"
Ponselnya bergetar lagi dan menerima pesan dari sang ayah, "Kenakan gaun milik ibumu ya, pasti sudah muat, ayah akan menjemputmu nanti."
Gloria sangat kesal sebenarnya, ia tak mau bertemu dengan ibu tirinya itu yang malam ini mengadakan pesta ulang tahunnya. Namun dengan permintaan sang ayah yang memaksanya, apa yang bisa ia lakukan. Gloria hanya ingat akan permintaan terakhir dari ibunya untuk selalu membahagiakan Ian yang hanya satu-satunya orang yang Gloria miliki di dunia ini. Ia ingin sekali menjerit menangis, berharap ibunya Alexandra bisa bangkit dari kematian dan merangkulnya saat ini juga.
Gaun berwarna hitam tergantung di lemari pakaiannya yang sudah di siapkan oleh ayahnya sendiri. Ian ingin melihat putrinya berpakaian rapih saat acara di mulai, karena Lindha sudah mengundang banyak teman dan tamu-tamu terhormat untuk hadir di pesta ulang tahunnya yang ke tiga puluh tahun ini.
"Sepertinya acaranya akan meriah." Ucapnya sendiri sambil menata rambutnya di depan cermin. Gloria memang jarang memakai kosmetik, tapi ia sudah mampu berdandan sendiri untuk menghadiri suatu acara.
Gadis itu terlihat sangat cantik mengenakan pakaian elegan berwarna hitam milik Alexandra, belum lagi dengan tataan rambutnya yang sederhana dipadukan topi baretnya, sedikit memperlihatkan lehernya yang memang indah.
Ayahnya tersenyum bahagia, "Putriku ini memang sangat cantik, kau menyadari itu sayang?" Ucap ayahnya yang berada di dalam mobil untuk menjemputnya. Gloria tersenyum malu dengan rayuan ayahnya sendiri, bagaimana jika seorang lelaki idaman yang merayunya seperti itu, gadis itu membayangkan.
"Ayo naiklah, ibumu sudah menunggumu." Namun suasana hatinya langsung berubah setelah mendengar ucapan terakhir ayahnya itu, Gloria mengelak. "Dia Lindha, bukan ibuku." Dengan nada tajam yang terlihat kesal, Ian merasakan hatinya panas saat melihat putrinya marah seperti itu. "Baiklah sayang, maaf, sudah waktunya kita berangkat, come on." Ian mengalihkan pembicaraannya. "Kumohon ayah jangan buat aku berubah pikiran." Jelas-jelas ia kesulitan sekali memendam rasa benci terhadap Lindha, namun ayahnya malah menambahkan rasa bencinya ini.
~
Bunga-bunga dan lampu kelap-kelip menghiasi setiap sudut halaman rumah itu, keramaian orang membuat Gloria tak nyaman. Apalagi dengan tatapan para wanita tukang bergosip yang pertama kali melihatnya sebagai putri tiri Lindha. Namun ayahnya dengan bangga memperkenalkan dirinya pada publik dengan menggenggam erat tangan putri tunggalnya itu.
Lindha tampak elegan tengah berdiri di depan pintu menunggu kedatangannya. "Gloria sayang, bagaimana kabarmu..." Wanita itu memeluknya erat. "Lihatlah kau sangat cantik sayang." Pujinya. Gloria hanya tersenyum kecil dan mengucapkan "Selamat ulang tahun Lindha," Dengan nada ramah sambil menyodorkan sebuah kotak yang berisi hadiah untuk ibu tirinya itu. Tentu saja hadiah itu di siapkan oleh ayahnya Ian, mana mau Gloria memberikan hadiah pada wanita yang menggantikan posisi ibunya itu. Acara pun di mulai dengan pidato panjang Ian yang menggandeng Lindha di depan semua orang yang banyak di rumah megah itu, Gloria tak ingin mendengarkan sama sekali.
Gadis itu menghindar menjauhi kerumunan dan berniat untuk mencari minuman. Memang benar acaranya meriah, menu makanan dan minuman di sana memang lezat, ia mengambil secangkir cocktail dan berdiri di sudut halaman.
Tiba-tiba seseorang memanggilnya, "Gloria?" Tanya seorang wanita yang wajahnya mirip sekali dengan Lindha. "Aku Lindsey, saudari kembar Lindha." Mereka berkenalan, "Pantas saja, aku kaget melihatmu, maafkan aku telah menatapmu tak sopan." Gloria sambil tersenyum. "Tak masalah sayang." Karena gadis itu tak pernah melihatnya sama sekali, bahkan di pesta pernikahan ayahnya dengan Lindha, gadis itu tak mau merayakannya sama sekali, Gloria hanya mengurung diri di dalam kamarnya di temani Jared dan Todd, gadis itu masih jelas mengingat semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments