Bayu dan Adnan tidak main-main dalam melakukan persiapan untuk melaksanakan rencana ini. Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan pada seluruh bagian tubuhku, bahkan pada organ dalamku.
"Hasilnya bagus!" seru Adnan yang tiba-tiba muncul sambil menyodorkan sebuah amplop besar berwarna putih kepada Bayu. Bayu membongkar berkas-berkas yang ada di dalam amplop itu dan memperhatikan tulisan yang ada di sana.
"Ah gue ga paham!" serunya sambil melemparkan amplop beserta isinya itu ke meja.
"Sudahlah! Lo ga perlu baca-baca begituan, cukup lo tahu saja kalau hasilnya bagus!" ucap Adnan. Bayu dan Adnan tertawa keras, mereka seperti merasa sangat senang karna rencana mereka akan segera dilaksanakan.
"Sekarang tinggal tampilannya saja yang kita perbaiki!" seru Adnan tiba-tiba. Ia menatapku dari kaki hingga kepala. Dia terlihat seperti sedang meremehkanku.
...
Seminggu sudah persiapan untuk rencana ini mereka lakukan dan tibalah hari ini menjadi awal dari pelaksanaan rencana itu. Bayu dan Adnan memerintahkanku melakukan perjalanan ke Bali, mereka memberikanku tiket pesawat dan sejumlah uang untukku bisa menyewa taksi. Mereka memberikan fasilitas yang sangat baik untukku bahkan fasilitas yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Aku berjalan perlahan menuju pintu keluar bandara, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bali dan sekarang aku bingung akan ke mana. Aku merogoh saku jaketku untuk mengeluarkan ponselku, perlahan aku menghidupkan kembali ponselku yang kumatikan sepanjang perjalanan dengan pesawat.
"BRAAAKKK!!" Tiba-tiba saja seseorang menabrakku dari belakang, ponsel yang berada dalam genggamanku terlempar cukup jauh. Aku membalikkan tubuhku menghadap orang yang menabrakku itu, sumpah serapah sudah siap meluncur dari mulutku, tapi orang itu yang ternyata seorang pria malah berlari meninggalkanku.
"Hei!" seruku kesal. Sudah siap aku meneriakinya, tapi tunggu dulu! Pria itu berlari ke arah jatuhnya ponselku dan memungutnya. Sesaat ia tampak seperti memeriksa keadaan ponselku itu sambil berjalan mendekatiku lagi.
Ia menatap kedua mataku begitu tiba di hadapanku. Aku seperti melihat seorang artis, ternyata wajah pria itu sangat tampan, tubuhnya juga terlihat sangat porposional.
"Maafkan saya, tadi saya tidak berkonsentrasi jadi menabrak anda dari belakang!" ucapnya pelan. Entah mengapa mendengar suaranya membuatku merinding.
"Ini HP-nya." Ia memberikan ponselku yang terlempar tadi.
"Saya coba periksa sepertinya baik-baik saja, tapi ayo kita coba periksakan ke service center-nya!" ajaknya. Aku memperhatikan ponselku itu dan kucoba mengutak-atiknya, sepertinya ponselku baik-baik saja!
"Sepertinya baik-baik saja!" ujarku.
"Ayo kita coba periksakan ke ahlinya saja, saya takut ada kerusakan di bagian dalamnya!" ajaknya lagi.
"Tidak apa-apa!" ucapku sambil menggelengkan kepala. Kutatap wajah tampannya itu, ia pun menatapku.
"Saya benar-benar minta maaf, saya tadi sedang menelepon orang jadi saya tidak memperhatikan jalan dengan baik." Pria itu kembali mengutarakan permintaan maafnya. Selain tampan dia juga sopan!
"Iya, tidak apa-apa!" ucapku. Tiba-tiba saja matanya bergerak memperhatikan tubuhku dari kaki hingga kepalaku. Ada apa dengannya?
"Apa ada yang sakit?" tanyanya pelan. Ia kembali menatap mataku, membuatku jadi salah tingkah. Aku menggeleng pelan.
"Katakan saja kalau ada yang sakit." ucapnya.
"Saya tidak apa-apa, sungguh!" tukasku. Ia terdiam sambil terus menatapku.
"Saya tadi mau memaki-maki anda karena menabrak saya, jadi tidak mungkin saya berpura-pura baik-baik saja kalau ada yang sakit di tubuh saya." terangku. Aku mencoba tersenyum pada pria baik itu, tidak kusangka ia membalas senyumku dengan senyum yang terlihat sangat manis!
"Sekali lagi saya minta maaf atas kecerobohan saya!" ucapnya, ia menundukkan kepalanya.
"Iya!" sahutku sambil menganggukkan kepalaku. Ia berpamitan padaku dan berlalu dari hadapanku. Seandainya saja pria itu yang menjadi sahabat Bayu dan Adnan, aku pasti bersyukur sekali!
...
"Gue udah sampai, sekarang gue harus ke mana?" tanyaku pada Bayu yang ada di seberang telpon. Bayu dan Adnan tampak sedang mendiskusikan sesuatu dengan berbisik-bisik.
"Halo?" panggilku karena aku lelah menunggu mereka selesai berdiskusi.
"Ya, Mel! Sekarang lo cari taksi nanti biar gue ngomong langsung sama supirnya!" ucap Bayu.
"Baiklah!" Aku mencari supir taksi yang ada di sekitarku, setelah menemukannya, aku menjelaskan pada supir taksi itu dan memberikan ponselku yang masih tersambung dengan Bayu kepada supir taksi itu.
Supir taksi itu beberapa kali menganggukkan kepalanya, sepertinya ia mengerti dengan apa yang dijelaskan Bayu melalui telepon.
"Mari saya antarkan, non!" ajak supir taksi itu setelah selesai berbicara dengan Bayu. Ia menyerahkan kembali ponselku dan aku bergegas masuk ke dalam taksi.
Supir taksi itu mengantarkanku ke sebuah hotel mewah yang berada cukup jauh dari bandara.
"Sudah sampai, non." ucap supir taksi itu.
"Di sini pak?" tanyaku tak percaya melihat tampilan hotel yang terlihat sangat mewah itu.
"Iya, non! Tadi temannya bilang ke sini." terangnya. Luar biasa! Bayu dan Adnan memberikanku pengalaman baru lagi, tinggal di hotel semewah ini.
"Baik, pak!" Aku membayarkan biayanya mengantarku sampai ke hotel itu dan segera keluar dari mobil.
Tak lama setelah taksi yang mengantarku pergi, sebuah taksi lain berhenti di belakangku. Seseorang yang wajahnya sudah tidak asing lagi keluar dari taksi tersebut.
"Eh?!" seruku terkejut. Ternyata pria yang menabrakku di bandara tadilah yang keluar dari taksi itu.
"Wah kita bertemu lagi!" serunya. Ia kembali menebar senyumnya yang sangat manis itu kepadaku.
"Kamu menginap di sini juga?" tanyanya. Aku mengangguk pelan.
"Ya sudah, ayo masuk!" ajaknya sambil membenarkan posisi ranselnya. Aku mengikuti langkahnya masuk ke dalam hotel mewah itu. Aku merasa sedikit canggung masuk ke hotel semewah itu.
Pria sopan itu tampak berbincang-bincang dengar wanita yang bertugas di receptionist, ia terlihat seperti sudah biasa dengan hotel mewah itu. Aku mencoba menghubungi Bayu kembali melalui ponselku, tapi Bayu tidak mengangkat telepon dariku, jadi kuputuskan untuk mengiriminya pesan singkat.
'Bay, gue udah sampai di hotelnya.'
Setelah memesan kamar untuknya, ia membalikkan tubuhnya ke arahku.
"Kamu ga pesan kamar?" tanyanya. Aku menggeleng pelan.
"Saya menunggu teman." jawabku pelan.
"Oh! Oke, kalau begitu saya masuk duluan ya!" pamitnya. Aku mengangguk. Ia kembali tersenyum manis padaku, senyumnya benar-benar menggoda!
"Mel!" ucap seseorang dari belakang sambil menepuk pundakku. Spontan aku segera membalikkan tubuhku ke arah orang itu.
"Bayu!" seruku. Ternyata orang itu adalah Bayu.
"Sttt!" Bayu memberi isyaratku untuk tidak berisik, aku bingung kenapa dia seperti itu. Ia tampak seperti sedang bersembunyi dari seseorang.
"Lo kenal sama cowok tadi?" tanya Bayu.
"Cowok yang mana?" ucapku balik bertanya.
"Tadi itu, yang baru masuk!" terang Bayu.
"Oh! Enggak!" jawabku singkat. Bayu tampak curiga.
"Tapi tadi kalian mengobrol kan?!" terkanya. Aku mengangguk pelan.
"Gue bertemu cowok itu di bandara, tadi dia ga sengaja nabrak gue terus kita ketemu lagi di depan hotel." ungkapku.
"Memangnya kenapa, Bay?" tanyaku.
"Ga! Ga apa-apa kog! Ayo masuk, gue tunjukkan kamar lo!" ajak Bayu. Aku mengikuti langkah Bayu
...
Cerita ini adalah versi lain dari cerita sebelumnya.
Mohon untuk kembali membacanya dari awal agar bisa merasakan perbedaannya.
Terima kasih banyak untuk dukungannya pada cerita sebelumnya.
Dukung terus karya-karyaku ya..
Aku sayang kalian semua.. 🤗😘🥰😊☺
Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..
Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤
Terima kasih 😘🤗🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments