Episode 3

"Kami berani menjamin kalau sahabat kami itu orang yang sangat baik!" ucap Adnan. Ia menatap mataku dengan seksama seolah ingin meyakinkanku.

"Dia pengusaha muda yang giat. Orangnya juga cerdas dan bertanggung jawab. Yah.. bisa di bilang kalau dia nyaris sempurna!" lanjutnya.

"Nah! Kapan lagi coba lo bisa dapat jodoh seperti itu!" celetuk Bayu.

"Kog ucapan kalian jadi semakin parah ya!" tukasku kesal. Mereka berbicara seakan aku adalah perempuan yang suka dengan laki-laki kaya dan menikahinya hanya karena harta, tapi ucapan mereka ada benarnya juga. Orang sepertiku tidak akan pernah mendapatkan jodoh yang sesempurna itu kalau tidak memaksakan keadaan.

"Kami bukan sedang memojokkan lo, Mel! Kami hanya mau membuka 'mata hati' lo aja! Benarkan apa yang kami bicarakan?!" seru Adnan. Entah mengapa aku merasa Adnan terlihat sangat angkuh.

"Gua tahu lo orang baik, Mel! Makanya gua pikir lo sangat cocok untuk melakukannya. Lo bisa dapat kehidupan yang lebih baik dan sahabat kami pun bisa terselamatkan!" terang Bayu. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Apa yang mereka ucapkan memang ada benarnya, tapi pekerjaan ini sangat beresiko besar! Aku takut!

"Bagaimana kalau sahabat kalian itu tidak mau bertanggung jawab?" tanyaku akhirnya.

"Kami mengenalnya dengan sangat baik, Mel! Dia pasti bertanggung jawab! Kami berani menjaminnya!" ucap Adnan penuh keyakinan. Aku terdiam dan hanya bisa memandangi mereka bergantian.

...

"Mereka ngajak ketemuan, yang!" ucap Roni pelan. Ropha tersentak dan langsung menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Untuk apa?" tanya Ropha.

"Katanya mau membicarakan masalah waktu itu." terang Roni sambil menyalakan mesin mobilnya perlahan.

"Mereka mau menjelaskan yang terjadi sebenarnya." tambahnya. Ropha terdiam sesaat dan hanya memandangi wajah tampan kekasihnya itu.

"Tapi mereka tidak mau aku mengajakmu." ucap Roni lagi.

"Hah?!" Ropha tampak sangat terkejut.

"Tapi aku kan yang tahu permasalahan itu dengan detailnya." tukas Ropha.

"Yah pasti mereka hanya mau membujukku saja agar mau percaya pada mereka lagi!" duga Roni.

"Tapi aku tidak akan menemui mereka!" ucap Roni.

"Kenapa?" tanya Ropha.

"Sekali sudah mengkhianati kepercayaan tidak pantas untuk dipercaya lagi!" tegas Roni. Ropha memandangi wajah tampan kekasinya itu, perlahan tangannya membelai lengan Roni dengan lembut.

"Jangan begitu, yang! Temuilah mereka baik-baik! Kalian sudah bersahabat lama." ucap Ropha lembut.

"Karena sudah bersahabat lama itu harusnya mereka menjaga kepercayaanku!" seru Roni. Ia terlihat sedikit emosional.

"Beri kesempatan mereka untuk memperbaiki semua kesalahan mereka." saran Ropha. Ia tersenyum lembut pada Roni. Roni menghela nafasnya.

...

Ini keputusan paling tidak masuk akal yang akhirnya kuambil. Untuk pertama kalinya dan kuharap ini menjadi keputusan tergilaku yang terakhir. Aku bahkan tidak mengerti ini keputusan yang baik atau tidak. Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan pekerjaan itu. Semoga saja ini bukan keputusan yang salah!

"Nih, Mel!" ucap Adnan sambil menyerahkan dua lembar kertas yang penuh dengan tulisan.

"Apa ini?" tanyaku polos.

"Surat perjanjian." jawab Adnan.

"Lo baca baik-baik apa yang ada di situ, kalau ada yang ga lo pahami lo bisa tanya tapi kalau lo sudah mengerti semuanya dan lo setuju, lo bisa langsung tanda tangani di bagian yang ada materainya!" terang Adnan. Jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya. Aku tidak menyangka kalau mereka sampai seperti ini, bukankah kerja sama kami ini hanya berdasarkan kepercayaan?

Aku mulai membaca isi dari surat perjanjian itu. Sudah kuduga, Adnan membuatnya dengan sangat detail. Apa saja yang harus aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan tertulis lengkap dalam surat perjanjian itu.

"Aku harus berpura-pura tidak mengenal kalian?" tanyaku. Adnan mengangguk.

"Akan sangat mencurigakan kalau kamu bersama sahabat kami tapi kamu sudah mengenal kami lebih dulu." terang Adnan. Aku mengangguk pelan.

Aku tersentak ketika membaca sebuah tulisan di surat perjanjian itu yang mengharuskan aku memberikan sejumlah uang pada Adnan dan Bayu.

"Ini apa maksudnya?" tanyaku curiga sambil menunjukkan tulisan itu.

"Oh itu! Gini ya, Mel! Kami tidak akan memberikan wanita sembarangan sebagai pendamping sahabat kami, jadi kami akan mempersiapkan lo terlebih dahulu!" jawab Adnan.

"Mempersiapkan?" Aku malah bertambah bingung.

"Kami akan melakukan tes kesehatan pada tubuh lo terlebih dahulu dan beberapa perawatan tubuh!" terang Adnan.

"Dan semua itu membutuhkan biaya." lanjutnya.

"Belum lagi untuk akomodasi lo dan lain-lain." sambung Bayu.

"Lo hanya perlu mengembalikan semua biaya itu saja, kami tidak akan meminta lebih!" tukas Adnan.

"Iya, Mel!" seru Bayu.

"Nanti pasti dia akan memberikan lo akses sepenuhnya pada harta yang dimilikinya, lo bisa mengambilnya sedikit untuk mengembalikan apa yang kami keluarkan untuk semuanya ini." jelas Adnan.

"Bagaimana kalau dia tidak memberikannya? Dia kan tidak mencintai gue!" tukasku.

"Gue berani menjaminnya! Dia akan bertanggung jawab penuh pada pasangannya." terang Adnan. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Adnan menjamin ini dan itu. Entahlah, aku tidak tahu seperti apa sahabatnya itu! Seperti apa persahabatan mereka itu! Aku hanya perlu bekerja dan menghasilkan uang untuk melunasi hutangku dan hidup lebih baik lagi!

Akhirnya aku menandatangani surat perjanjian itu. Lembar pertama di simpan oleh Adnan dan yang lainnya mereka berikan padaku untuk kusimpan. Semoga saja ini menjadi keputusan yang menguntungkan untukku.

"Kita mulai tes kesehatannya besok, gue akan menghubungi kenalan gue yang berprofesi sebagai dokter untuk melakukan tes buat lo." terang Adnan. Aku mengangguk pelan. Aku merasa Adnan mendominasi semua rencana ini, apa dia yang memiliki ide dari semuanya ini?

"Kalau semuanya berjalan dengan lancar, kita akan memulai semuanya minggu depan!" jelas Adnan. Aku terkejut, cepat sekali! Aku bahkan belum menyiapkan mentalku untuk melakukannya!

"Apa kalian tidak ingin memberi tahu gue tentang sahabat kalian itu?" tanyaku pelan. Adnan dan Bayu saling berpandangan kemudian bersama-sama menatapku.

"Lebih seru kalau kalian bertemu pertama kalinya di sana!" tukas Adnan.

"Ya bener, Mel! Tenang saja, lo ga akan menyesal kog melakukan semuanya ini!" dukung Bayu.

"Malah mungkin lo akan sangat bersyukur setelahnya dan berterima kasih kepada kami karena sudah merencanakan ini semua buat lo!" seru Adnan. Mereka berdua tampak sangat bahagia. Mungkinkah aku akan sangat bersyukur setelah ini? Atau malah menyesal karena memutuskan hal yang bodoh dan memalukan ini?

...

Cerita ini adalah versi lain dari cerita sebelumnya.

Mohon untuk kembali membacanya dari awal agar bisa merasakan perbedaannya.

Terima kasih banyak untuk dukungannya pada cerita sebelumnya.

Dukung terus karya-karyaku ya..

Aku sayang kalian semua.. 🤗😘🥰😊☺

Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..

Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤

Terima kasih 😘🤗🥰

Terpopuler

Comments

Harimau Ngamuk Ngamuk

Harimau Ngamuk Ngamuk

dijual ya.....

2021-03-17

0

💞istrinya jungkook💕

💞istrinya jungkook💕

nyimak dlu lah...

2021-01-08

0

Yousee Bugsy

Yousee Bugsy

kok aku jadi curiga sama bayu dan adnan sih Thor

2020-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!