Episode 1

Aku bergegas menuju ke ruang meeting begitu mendapat panggilan dari manager-ku yang sudah menungguku di sana.

"Selamat siang, bu." sapaku sopan begitu memasuki ruangan itu.

"Siang, Winda. Silahkan duduk!" sahut Ibu Chia, manager-ku. Dengan lembut ia mempersilahkanku untuk duduk.

"Ini tahun pertama kamu bekerja di sini, kan?!" terkanya. Aku mengangguk pelan.

"Bagaimana kesanmu selama bekerja di sini?" tanyanya.

"Kesannya? Di sini orang-orangnya sangat baik, bu. Teman-teman juga tidak segan untuk membantu saya." jawabku.

Ibu Chia tersenyum lembut padaku, walaupun ia tersenyum padaku tapi entah kenapa aku seperti menangkap firasat buruk. Ia menghela nafasnya.

"Saya mau cerita sedikit, ya Winda!" ucapnya. Aku mengangguk pelan.

"Belakangan ini, seperti yang kamu ketahui perekonomian kita sedang menurun, banyak perusahaan-perusahaan pun yang bangkrut dan akhirnya tutup. Keadaan ini pun ikut mempengaruhi perusahaan kita." terangnya. Jantungku mulai berdetak tak karuan, firasat burukku semakin kuat.

"Bisa dilihat sendiri bagaimana penjualan kita belakangan ini, menurun drastis, sementara biaya operasional yang kita keluarkan semakin meningkat." lanjutnya. Ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

"Dan akhirnya perusahaan memutuskan untuk mengurangi biaya-biaya tersebut." Ibu Chia kembali menghela nafas. Jantungku semakin kuat berdetak hingga membuat dadaku terasa sesak.

"Kami sungguh tidak menginginkan hal ini terjadi, tapi dengan sangat terpaksa kami harus memutuskan kontrak kerja dengan beberapa karyawan di sini." Ibu Chia melanjutkan kembali ceritanya.

"Karena akhir bulan ini kontrak dengan Winda akan berakhir jadi kami ingin menginformasikan pada Winda kalau kami tidak akan melanjutkan kontrak dengan Winda di tahun kedua." Deg! Jantungku serasa berhenti berdetak saat itu juga.

Aku pulang ke kontrakanku dengan lemas, mulai bulan depan aku tidak memiliki pekerjaan lagi. Aku menjatuhkan diriku di kasur. Tangisku pecah, aku menangis sejadi-jadinya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Di keadaan seperti ini akan sangat sulit mencari pekerjaan baru. Apakah aku harus pulang ke kampung halamanku? Tapi aku takut menjadi beban orang tuaku lagi. Apa yang harus kulakukan? Adakah yang bisa membantuku?

...

"Anda harus segera melunasinya, kalau tidak kami akan mengirimkan surat kepolisian untuk menangkap anda!"

 

Aku hanya bisa terdiam mendengar seruan orang yang meneleponku itu. Ya, aku berhutang dengan salah satu perusahaan pinjaman online dan aku sudah menunggak selama lebih dari satu bulan. Aku tidak tahu harus melunasinya dengan apa karena sudah sebulan ini aku menjadi pengangguran.

Aku terduduk diam di tempat tidurku, pandanganku kosong sementara otakku terus berpikir apa yang harus aku lakukan untuk bisa melunasi pinjamanku itu. Aku menggunakan semua uang pinjaman itu untuk biaya hidupku sebulan ini dan memulai usahaku, tapi ternyata dalam keadaan seperti ini usahaku pun tidak berjalan lancar, banyak kerugian yang aku alami, dan sekarang aku tidak memiliki uang sedikitpun untuk membayar angsuran hutangku.

Keluargaku tidak ada yang tahu tentang masalahku ini, mereka juga tidak mengetahui bahwa aku sudah tidak bekerja sejak sebulan yang lalu. Aku tidak bercerita pada keluargaku kalau aku terkena PHK dari perusahaan tempatku bekerja karena aku tidak ingin menjadi beban untuk mereka.

...

Perkenalkan, namaku Winda Amelia, biasa di panggil Amel. Aku terlahir di keluarga sederhana. Ayah dan ibuku orang yang sangat baik, mereka berjuang keras menyekolahkan aku dan kedua adikku sampai kami berhasil menjadi sarjana. Aku berpikir, saat inilah aku bisa sedikit membalas jasa mereka dengan memperlihatkan kalau karirku sukses di perantauan, tapi lihat apa yang terjadi sekarang, aku malah terjebak dengan pinjaman online. Aku tahu aku bersalah, tapi aku hanya berusaha untuk menyelesaikan masalahku sendiri dan tidak membebani keluargaku yang berada jauh di kampung halaman.

Aku mencoba mencari udara segar dengan berjalan-jalan di sekitar kontrakanku sambil terus memikirkan bagaimana cara melunasi hutangku itu. Tanpa kusadarai, aku sudah menempuh jarak yang cukup jauh dari kontrakkanku.

"Bruukk.." tanpa disengaja aku menabrak seorang laki-laki. Segera aku meminta maaf pada laki-laki itu.

"Amel?" ucap laki-laki yang kutabrak itu.

"Amel kan?! Winda Amelia?? iya kan?!" seru laki-laki itu.

"I.. iya.." jawabku ragu. Otakku berpikir, apakah aku mengenal laki-laki tampan ini??

"Hemm.. pasti lupa kan lo?! Gua Bayu.. temen SMP lo.." ungkap laki-laki itu

"Bayu...??"

"Iya Bayu, yang dulu sering nyiram lo kalo lagi piket nyiram taman sekolah.." terangnya.

"Ya ampuuunn.. Bayuuu.. Bayu Anggoro!!" seruku.

Ternyata dia adalah pria brengsek yang dulu sering mem-bully-ku saat kami masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Aku tidak menyangka kalau Bayu bisa bertumbuh jadi laki-laki tampan seperti ini, ia tampak benar-benar tampan mengenakan kemeja lengan panjang maroon yang dipadu celana panjang jeans.

"Iyaaa!!" sahutnya. Ia tampak senang karena aku berhasil mengenalinya.

"Lo tinggal di sini Bay?" tanyaku basa-basi

"Ga. Gua tinggal di Alam Sutera Mel, ini lagi main aja di tempat temen gua." jawab Bayu.

"Wow.. tinggal di perumahan mewah lo." seruku takjub

"Hehehe.." Bayu tertawa sombong. Caranya tertawa masih sama dengan ketika ia berhasil mem-bully-ku dulu.

"Lo kerja di mana Bay?" tanyaku lagi

"Gua buka usaha bareng temen-temen gua Mel." jawabnya.

"Wih.. hebat lo! Ada lowker ga Bay? Bagi dong buat gua." pintaku. Bayu menatapku dengan seksama, ia tampak sedang berpikir.

"Ada.. tapi.. bentar deh.." Bayu kembali tampak berpikir. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans-nya.

"Gua minta nomor lo Mel, nanti gua hubungin lo setelah gua diskusi sama temen-temen gua." ucap Bayu.

Aku segera memberitahukan nomor ponselku, semoga saja Bayu segera memberikan kabar baik untukku.

"Oke, kalo gitu gua lanjut dulu ya Mel." pamit Bayu

"Ya Bay.. Terima kasih banyak ya Bay" serukku.

Bayu perlahan meninggalkanku. Ia berjalan menuju sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir di dekat lokasi pertemuan kami. Aku tidak menyangka, Bayu teman SMPku yang dulu sama miskinnya denganku kini bisa mempunyai usaha sendiri dan lihat bahkan sekarang ia mengendarai sebuah mobil mewah. Semoga saja suatu hari nanti aku juga bisa seperti dia dan membuat keluargaku bangga.

Aku melanjutkan langkahku sambil kembali merenungi nasibku yang terjerat pinjaman online. Aku berharap Bayu akan menghubungiku segera, aku berharap Bayu akan benar-benar memberikan pekerjaan yang dia bicarakan tadi. Aku sangat berharap dia akan memberikanku kabar baik sesegera mungkin. Oh Tuhan.. apa yang harus aku lakukan, ini memang kesalahanku karna aku berhutang tapi kumohon bantulah aku! Berikan jalan keluar untukku tanpa harus diketahui oleh keluargaku. Kumohon!

...

Cerita ini adalah versi lain dari cerita sebelumnya.

Mohon untuk kembali membacanya dari awal agar bisa merasakan perbedaannya.

Terima kasih banyak untuk dukungannya pada cerita sebelumnya.

Dukung terus karya-karyaku ya..

Aku sayang kalian semua.. 🤗😘🥰😊☺

Jangan lupa like di setiap episodenya, vote, dan share ya supaya lebih banyak yang baca cerita ini..

Dukungan darimu sangat berarti untukku.. ❤

Terima kasih 😘🤗🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!