Seperti yang sudah di bahas kemarin saat di ruang kerja. Hari ini Rengganis di antar sopir pribadi keluarga Ardian ke perusahaan.
Ardian adalah mendiang suami Nyonya Rani yang meninggal dua tahun yang lalu akibat kecelakaan.
Berhubung keluarga Ardian tidak memiliki keturunan maka Nyonya Rani memutuskan untuk mengangkat Rengganis sebagai anaknya.
Sebenarnya sudah lama niat itu ingin di sampaikan pada
orang tua Rengganis karena pengabdian Bu Siti di keluarga ini sudah lumayan lama.
Tapi Nyonya Rani takut Bu Siti tersinggung dan berhenti bekerja karena di anggap akan memanfaat kan anak satu-satunya.
Dan mungkin saat ini lah keadaan yang paling tepat.
Di sinilah sekarang Rengganis berdiri di depan bangunan megah yang di sebut perusahaan Ardian Corp.
Asisten Tari telah mengumpulkan semua karyawan untuk berkumpul menyambut kedatangan Rengganis.
Karena Nyonya Rani sendiri lah yang akan memperkenalkan langsung Rengganis pada semua karyawan kantor.
"Saya tidak mau berbasa-basi. Waktu saya tidak banyak. Perkenalkan ini Rengganis, anak angkat saya yang akan mewakili sebagai CEO di sini saat saya tidak ada." Nyonya Rani berbicara tegas di hadapan semua karyawan kantor.
"Dan Saya harap tidak ada pertanyaan dari kalian semua. Untuk Rengganis selamat bergabung di perusahaan ini." Nyonya Rani memeluk Rengganis lalu pergi menuju lobbi dan langsung masuk ke mobil.
Perlahan mobil pun pergi meninggalkan parkiran.
"Baiklah, kalian silahkan kembali bekerja. Silahkan Nona Rengganis ikut Saya keruangan Anda."
Asisten Tari membawa Rengganis ke ruangan nya.
....
tok
tok
ceklek,
"Ada apa ,Tari?"
Rengganis menatap sang Asisten yang berdiri di depannya.
"Maaf Nona, besok kita ada undangan untuk menghadiri rapat para kolega, dan Nyonya Rani meminta Anda yang mewakilinya," ucap Tari sopan.
"Baiklah. Tapi ... apa Saya bisa?"
Rengganis tampak ragu karena memang ini bukan dunianya."
"Nona tak perlu khawatir. Saya akan membantu Nona menyiapkan segalanya."
Asisten Tari mencoba menenangkan.
"Terima kasih, Tari. Kamu atur saja apa yang harus saya lakukan."
Rengganis mencoba mengerti.
"Baik Nona. Kalau begitu saya permisi."
mengangguk sopan.
🌺🌺🌺🌺
Hari ini adalah pertemuan para kolega dari berbagai perusahaan besar di seluruh negeri.
Tak ketinggalan keluarga Wijaya yang sudah mewanti-wanti putranya yang tak lain adalah Rangga Wijaya agar bisa menarik simpati para pengusaha lain.
Dengan penuh percaya diri Rangga memasuki ballroom hotel mewah tempat acara yang akan berlangsung.
Di sana sudah banyak tamu undangan yang sedang berbincang-bincang dengan para tamu lain.
Tak berapa lama berhentilah mobil mewah berwarna silver yang tak lain milik keluarga Ardian.
Seorang wanita cantik turun dari dalam mobil bersama sang asisten.
Rengganis yang malam ini mengenakan gaun berwarna toska dengan panjang selutut dan tanpa lengan, tak ketinggalan tas serta sepatu dengan warna senada yang menambah ke anggunan wanita itu.
Semua mata memandang saat wanita cantik itu memasuki ruangan ballroom hotel.
Tak terkecuali seorang pria yang dari tadi memperhatikan dari kejauhan.
sungguh indah ciptaan Mu
bergumam-gumam sendiri menatap wanita cantik yang entah dari mana asalnya.
Namun sebuah tepukan di pundak menyadarkan dari lamunan pria itu.
"Hei, Arya. Apa yang kau lihat?" Teman pria itu ikut menatap kearah yang sama.
"Oh ... jadi kau sedang memandangi bidadari cantik dari keluarga Ardian," ungkapnya.
ck
"Apa maksud mu? Bukankah keluarga Ardian tak mempunyai keturunan?"
Arya berdecak tak percaya.
"Aku dengar dia anak angkat dari keluarga Ardian. Tapi, ya sudah lah kalau kau tak percaya."
Pria itu melengos lalu pergi meninggalkan Arya.
Benarkah?
Arya masih mematung dan menatap dari kejauhan.
****
Di meja lain Rangga tengah menatap tak percaya dengan apa yang terlihat di depan sana.
Bagaimana seorang gadis biasa seperti Rengganis ada di pesta sepenting ini. Dan lihatlah penampilannya juga berbeda dengan Rengganis yang di kenalnya dulu.
Meski penasaran namun Rangga belum berani mendekat karena takut akan menjadi canggung nanti bila ada yang mengetahui gadis itu pernah menjalin kasih dengannyaa dan pernah di permalukan di pesta ulang tahun keluarganya.
Kini Rengganis memilih meja kosong paling pojok di temani Tari sang asisten. Sesekali Rengganis membenahi baju yang di pakai karena kurang percaya diri.
"Tari, apa penampilanku terlihat kampungan?"
Rengganis cemas dengan penampilan sendiri.
"Sama sekali tidak, Nona. Anda kelihatan cantik dan elegan."
Tari mencoba meyakinkan sang majikan.
"Benarkah?"
Wajah Rengganis berbinar senang.
Acara berlangsung sangat meriah. Semua tamu tertawa bahagia.
Dan acara inti ialah perkenalan dari setiap wakil dari perusahaan yang di pimpinnya.
Saat tiba giliran Rengganis tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menyapanya. Suara nya sangat ia kenal.
"Apa kabar Rengganis? Lama tidak berjumpa?"
Deggg....
Seakan waktu berhenti berputar. Jantung Rengganis berdegup sangat kencang
Suara itu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pawes Tri
Rengganis yg baru aja diangkat jadi direktur tapi kok langsung pinter ya....padahal dia masih awam dg masslah bisnis
maaf ya thir itu hanya pendapat saya
2021-12-07
0
Ayura
semangatttt kak
2021-11-07
0
Ayura
comment 2👌
2021-11-07
0