"Wah,, wah,, wah,,! Dua orang miskin ternyata sedang belanja di toko elit." Ellen menghampiri Mega dan Rando.
Dua orang yang sedang bertengkar itu segera menghentikan aktivitas mereka dan melihat dengan kaget ke arah Eki dan Ellen.
"Sayang, aku rasa kita harus membayarkan belanjaan mereka deh. Kasihan kan orang miskin udah di bungkusan belanjaannya tapi nggak mampu bayar!" Ucap Ellen seraya tersenyum sinis.
"Eh ayam betina! Kau pikir kita tidak mampu membayar? Mulut kayak ember gak ada saringannya!" Ucap Rando dengan kesal.
Tapi ia segera terdiam saat melihat tatapan orang yang ada di samping Ellen. Aura menakutkan pria itu tak mampu membuatnya membuka mulut untuk memarahi Eki.
"Tidak usah berurusan dengan mereka, ayo membayar lalu pergi." Ucap Mega segera mengeluarkan kartu miliknya dan memberikannya pada pelayan.
"Wow gold card? Gadis miskin punya juga kartu sepeti itu ya? Dapat dari mana? Oh,, dibiayai om senang ya?" Kata Ellen melihat sinis pada Mega.
Rando sangat ingin membela, tapi ia memberi kesempatan pada Eki untuk melakukannya.
Sayangnya, apa yang ia tunggu tidak terjadi juga. Pria itu hanya diam menatap datar pada Mega, seolah Eki tak mengenal Mega.
’Bah!!! Sungguh pria luar biasa! Ia sedang bersama gadis lain di depan kekasihnya, tapi tetap santuy sepeti berjemur di pinggir pantai.
Pria kaya memang menakjubkan!' Pikir Rando sambil menggertakkan giginya.
Ellen melihat Mega tak terpengaruh sama sekali, ia jadi merasa kesal. Ia seolah berbicara pada batu.
"Pelayan, tidak usaha memotong uang mereka. Aku akan memberikan pakaian itu secara cuma-cuma.
Ya,, itung-itung sebagai sumbangan buat fakir miskin agar mereka tidak usah menjual tubuhnya lagi untuk mendapatkan kemewahan!" Ucap Ellen dengan santai.
"Kau!" Rando sangat marah, tapi ia hanya bisa menatap Ellen, pria di samping Ellen begitu menakutkan untuknya.
"Tidak apa, yang dikatakannya memang benar," ucap Mega menghentikan Rando. "Kalau begitu, terima kasih untuk hadiahnya hari ini. Nona Ellen sangat baik."
Mega langsung meraih belanjaannya dan keluar dari toko itu menyeret Rando.
"Gadis itu!!" Ellen tak bisa menahan amarahnya, apa lagi saat ia melihat Eki menoleh ke arah mereka.
"Selesaikan urusanmu." Ucap Eki setelah ia sudah tidak melihat Mega.
Ellen menggertakkan giginya "Tidak jadi, ayo kita ke bioskop saja. Aku dengar ada film romantis hari ini." Katanya lalu merangkul Eki.
"Aku tidak bisa lama-lama." Ucap Eki dengan wajah datarnya namun tetap membiarkan Ellen bergelayut di lengannya.
"Tidak! Aku sudah meminta waktumu hari ini, kau sudah berjanji akan menemaniku jalan-jalan. Sekarang aku mau nonton bioskop!"
"Ayo pergi." Ucap Eki membuat suasana hati Ellen segera membaik. Keduanya berjalan ke luar toko dan pergi ke bioskop.
Kau baik-baik saja?" Tanya Rando ketika mereka sudah menjauh dari toko sebelumnya.
"Tidak apa, lagi pula mereka sudah bertunangan aku tahu posisiku. Sekarang ayo kita ke bioskop, ayo menonton film aksi yang menegangkan!" Ucap Mega menarik tangan Rando.
"Hei! Jangan berlari, kakimu akan sakit !" Rando memperingatkan gadis itu.
"Aku baik -baik saja." Ucap Mega tanpa memperlambat langkahnya.
Keduanya segera tiba di bioskop, mereka mengantri untuk membeli tiket.
"Apa kau yakin ingin menonton film ini?" Tanya Rando saat mereka salah jalur.
Harusnya mereka menonton film laga, tapi mereka malah berada di antrian film romantis yang baru saja rilis.
"Tenang saja, aku bisa kok." Kata Mega tersenyum. Ia tahu, pria itu menghawatirkannya yang baru saja melihat Eki bersama gadis lain.
Tapi dari pada film itu menjadi basi nanti, lebih baik saat ini saja menontonnya. Selagi ada waktu luang.
Akhirnya setelah 30 menit menunggu mereka selesai membeli tiket dan juga cemilan yang banyak.
Keduanya kemudian memasuki ruang bioskop dan duduk di kursi sesuai dengan nomor tiket mereka.
Lampu dia bioskop masih dinyalakan jadi semua orang masih bisa dilihat.
Karena keduanya membeli tiket biasa jadi mereka duduk bersampingan dengan banyaknya orang yang akan menonton film baru itu.
"Aku harap film ini tidak mengecewakan." Kata Mega sambil membuka bungkus cemilannya.
"Ya, aku harap kau tidak kembali bunuh diri saat melihat keromantisan film ini." Ucap Rando mengejek Mega.
Ia tidak tega mengejek gadis yang baru saja patah hati itu. Tapi ini satu-satunya cara yang ia pikirkan agar gadis itu tertawa.
"Bangsat!! Kau pikir aku sebodoh itu? Gila ya kamu!" Ucap Mega sambil tertawa dan memukul lengan pria itu.
"Haha,, aku pikir selain jelek seperti babi, kau juga bodoh seperti babi, ternyata aku salah. Haha..."
"Tentu saja, jadi sekarang aku mengakuiku pintar 'kan? Jangan pernah menyebutku Mirip babi lagi! Atau kau akan kujadikan sate babi!"
"Pfft, aku tidak bilang kau mirip babi aku justru bilang kau lebih bodoh dari babi! Haha..."
"Sialan kau!" Pekik Mega kembali memukul Rando.
Keduanya terus bercanda, sementara di lantai atas di salah satu kursi VIP, Ellen merangkul tangan Eki dan menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
Ia begitu senang jadi ia tidak memiliki waktu untuk memperhatikan bahwa di bawah ada Mega dan Rando yang juga ikut menonton.
Tapi berbeda dengan Eki yang langsung melihat Mega ketika Gadis itu memasuki ruangan.
Tatapannya terus tertuju pada gadis yang terus bercerita heboh bersama Rando.
Dimatanya terdapat sorot kecemburuan yang ditujukkan pada Mega.
"Sayang, aku akan ke toilet sebentar," ucap Ellen saat ia merasakan panggilan alam yang begitu mengganggu.
Eki tak mengatakan apapun dan membiarkan Gadis itu melakukan apapun yang ia mau.
Hanya saja ketika Elen sudah lama pergi, ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah ia berada di parkiran, ia kemudian meraih ponselnya dan menelpon Mega.
Panggilan itu berdering 3 kali, tapi tak ada jawaban dari Mega.
Eki berdiam diri selama beberapa saat sebelum mengirim pesan teks.
"Aku menunggumu di parkiran."
Lampu di bioskop sudah di matikan. Mega pun mematikan nada dering ponselnya agar tak dan yang mengganggu momen sakralnya menikmati film romantis.
Sampai film itu selesai, Mega baru menyalakan ponselnya dan melihat pesan dari Eki.
Ia tersenyum kecut dan mengabaikannya.
"Apa kita pulang sekarang?" Tanyanya pada Rando.
"Emmh, ya, aku harus pergi ke cafe." Jawab Rando melirik jam tangannya.
"Ya sudah, aku juga memiliki perkejaan." Ucap Mega lalu keduanya berjalan ke luar pusat perbelanjaan.
"Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Rando ketika ia melihat Mega dengan wajah yang lesu.
"Tidak perlu, aku masih sanggup menyetir kok."
"Kau yakin?"
Mega langsung menendang pria itu "Sialan kau! Kau pikir aku begitu lemah?!".
"Haha kali ajah kau berencana melompat bersama mobilmu ke sungai!" Ejek Rando pada gadis itu.
"Kau!!! Aku akan membuatmu jadi sate babi!!" Teriak Mega mengejar pria yang sudah berlari ke mobilnya.
"Awas saja kau! Sampai kita bertemu lagi, jangan salahkan aku membawa panggangan untukmu!" Teriak Mega sebelum berbalik menuju mobilnya.
Tapi ia begitu kaget ketika ia tiba di mobilnya dan mendapati pria itu sedang bersandar di depan mobilnya.
Mega mengacuhkannya dan langsung masuk ke kursi kemudi. Sayangnya, pria itu tidak melepaskannya dan ikut duduk di kursi penumpang depan.
"Kau lama sekali." Ucap Eki memasang sabuk pengamannya dan duduk bersandar sambil memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
another strong woman
2022-01-03
0
Gadis safa
Karakter Mega bagus gadis yang kuat
2021-09-28
0
YaNaa Putra Umagap
di otak nya si Eki ini isinya apaa coba
2021-09-12
0