Delapan Tahun Kemudian.
sebuah priak priuk keramaian di sebuah kampus terjadi, karena sebuah acara kelulusan seorang sarjana. kampus yang memiliki nilai tinggi itu, mengadakan pesta kelulusan untuk semua mahasiswanya. hal itu juga terjadi kepada Binar, dengan gelas sarjana Binar mendapatkan kelulusannya setelah beberapa tahun kuliah.
"ciee yang sudah lulus! " ucap seseorang membuat Binar menoleh, siapa lagi kalau bukan sang kembaran. Bintang, kelulusan Bintang lebih awal dari pada kelulusan Binar. karena memang Bintang dulunya lebih tekun dari pada Binar, Bintang memeluk Binar dengan mengucapkan penuh selamat.
"ngeledek ya lo! " ucap Binar, Bintang tertawa dan memeluk Binar.
"suruh siapa dari dulu gak lulus lulus, udah tua baru lulus kan! " saut Bintang tertawa, Binar hanya menepuk pundak Bintang karena kesal. "oh iya nanti malem kita restoran favorit, papa bilang mau ngerayain hari kelulusan mu! "
"oke kita berangkat, sekarang kita pulang yuk! " saut Binar, Bintang mengangguk dan mereka menuju pintu keluar untuk pulang kerumah. mereka menaiki motor favorit yang mereka punya, melaju sedang untuk menuju rumah.
Binar dan Bintang kini telah dewasa, usia mereka menginjak dua lima puluh tahun. mereka menjadi gadis cantik dengan tubuh tinggi semampai, rambut panjang sebahu dan wajah mereka tetap sama. hanya saja badan mereka yang tidak memiliki kesamaan, Binar lebih berisi dari pada Bintang yang kurus. Binar yang terlambat kuliah pun, diusia dua puluh lima ia baru saja lulus. banyak sekali pria yang menyukai mereka, tapi tidak satupun pria itu mendapatkan hati dari sikembar.
malam harinya semua keluarga Binar dan Bintang berkumpul, disana ada ayah dan ibunya begitu juga dengan sang kakak. mereka mulai mengobrol dan saling memesan makanan, keluarga itu terlihat bahagia dan juga gembira.
"gak nyangka, anak anak gadis ibu sudah dewasa semua! " ucap Ibu sikembar, mereka tersenyum dan mengangguk. "maaf ya ayah gak bisa datang, nanti ayah janji kamu minta apa aja pasti ayah kasih! " ucap sang ayah, Binar tersenyum dan memegang tangan ayahnya.
"gak papa kok ayah, kumpul kayak gini aja Binar udah seneng! "
"iya kapan kalian cari pasangan, inget umur dah tua tuh! apalagi nih anak, umur dah 25 juga masih baru lulus kebanyakan halu tuh" celetuk sang kakak, ayah dan ibunya hanya tertawa disana.
"apaan sih, liat aja lo juga belum nemu cewek kan. padahal umur lo lebih tua dari kita, pake ngomentari kita lo apalagi gue!" saut Binar tertawa, Bintang yang mendengar juga tertawa bersama Binar.
"iya kan gak ada yang masuk dalam tipe gue, jadi gue gak cocok lah sama mereka! "
"heleh! bilang aja lo gak laku, ngapain sih bilang bukan tipe lo! " saut Binar lagi kemudian tertawa, hal itu diikuti sang ayah dan ibunya yang juga tertawa.
"sudah sudah jangan ribut, Binar sekarang sudah lulus niatnya mau kerja dimana atau mau menikah saja? " ucap sang ayah, Binar langsung mendelik dan menggelengkan kepalanya.
"enggak yah, masak habis lulus langsung nikah. Binar mau kerja dan senang senang dulu, nanti kalo nikah malah repot sendiri! " saut Binar, sang ayah hanya mengangguk dan setuju pernyataan putrinya.
"tapi lo udah tua dek, udah dua lima tuh umur. Bintang juga, cepet cari cowok! " ucap sang kakak, Binar melempar tisu ke arah kakaknya tersebut.
"gue belum tua, elo yang tua! "
"sudah sudah ayah hargai keputusanmu, yang penting gak merugikan kamu!"
"sekarang Bintang seneng, kalau dia kerja gak ada lagi yang minta uang ke Bintang! " ucap Bintang tertawa, Binar tersenyum dan mencubit pipi Bintang.
"wahh betul sekali, awas ya lo ngeledek gue teruss! " ucap Binar, Bintang tertawa dan juga mencubit pipi Binar dengan gemas. mereka tertawa dan juga bergurau bersama, sampai tiba waktu mereka sudah habis dan memutuskan untuk pulang.
sebelum pulang Binar masuk kedalam toilet wanita, Binar merapikan pakaiannya dan juga merapikan rambut dan wajahnya. setelah selesai Binar keluar dari toilet itu, karena terburu buru pergi Binar harus menabrak seseorang hingga membuatnya terjatuh.
"waduhh kalau jalan pake mata dong! " teriak Binar memegang dahinya, sebuah tangan terulur untuk membantunya. "gak usah, gue bisa berdiri sendiri! " ucap Binar lagi, ia berdiri dan mengambil tasnya. "kalau jalan lihat lihat dong, untung aja gue gak bawa barang banyak! " ucap Binar kemudian pergi dari sana, Binar tidak memperdulikan siapa yang menabraknya. ia berlari kearah mobil ayahnya yang sedang menunggu, dengan kesal Binar masuk kedalam mobil dengan sedikit membanting pintu. hal itu di herani semua orang, karena si singa mereka terlihat marah.
"kenapa kamu! " tanya Bintang, Binar memutar bola matanya dengan malas seperti kebiasaanya.
"males banget ada orang yang lihat lihat, alhasil dia nabrak gue sampe jatuh. kan sakit bokong gue, mana gue pake dress gini. kalau dress gue terbang, terus keliatan dalemnya gimana? "
"ah mantab itu! " celetuk sang kakak, Binar langsung memukul badan kakaknya dengan kesal. hal itu membuat semua orang kembali tertawa, dan kakaknya mulai menjalankan mobilnya dan mereka kembali dengan selamat.
...****************...
pagi hari datang, setelah matahari masuk kedalam kamar Bintang dan Binar. Bintang yang merasa matahari menembus matanya, ia terbangun dan merenggangkan ototnya. ia membuka selimutnya dan membuka selambu jendela kamarnya, kemudian melirik kasur Binar. terkejut yang dirasakan Bintang saat ini, terkejut karena tidak melihat Binar tidur disana. sedetik kemudian pintu kamar mandi terbuka, terlihat Binar yang sudah rapi dengan pakaiannya. Binar mengibas rambutnya, dan berdiri dihadapan cermin untuk menyisir rambut.
"mau kemana tuh! " ucap Bintang duduk dikasur Binar, dengan senyuman Binar berlari ke arah Bintang dan memeluk sang kembaran.
"hihi mau kerja dong, gue keterima kerja! " ucap Binar kegirangan memeluk Bintang.
"hei aku pusing, stop menggoyangkan tubuhku! " saut Bintang melepas tubuh Binar, dengan menyengir Binar merapikan pakaiannya. "dan sepertinya aku mengenal pakaian itu! " ucap Bintang melipat kedua tangannya, Binar menutup mulutnya kemudian merangkul Bintang kembali.
"kembaran gue yang tercinta, pinjem baju ya. kalau gue udah kerja, gue bakal beli pakaian kayak gini banyak. janji! " ucap Binar, Bintang tertawa dan mengangguk.
"kau bebas memakai bajuku, tidak perlu beli! " saut Bintang, Binar senang dan mengangguk. "oh iya, kerja dimana? " tanya Bintang karena sangat penasaran, Binar kemudian duduk dan sedikit berpikir.
"kantor di deket kampus gue tuh, yang perusahaan baru. namanya sih RV Group, dan gue sama temen sih nyoba nyoba. eh gue keterima, ya bersyukur banget! "
"terus jam berapa kesana? "
"jam tujuh! " saut Binar dan melihat jam di dinding, ia terkejut saat jam menunjukkan pukul waktunya ia berangkat. Binar merapikan rambutnya kemudian mengambil sebuah tas dan dompetnya, setelah itu ia beralei keluar setelah memeluk sekilas Bintang. dengan kecepatan sedang Bintang mengikuti Binar dari belakang, sampai Binar sampai di motornya dan mulai memakai helm.
"hei jangan ngebut, hati hati! " teriak Bintang ketika Binar sudah melajukan motornya, Binar yang mendengar itu hanya melambaikan tangannya dan hilang dikerumunan jalan.
Binar melajukan motornya dengan kecepatan penuh, karena benar benar sudah hampir jam tujuh. untuk pertama kalinya Binar bekerja, dan jangan sampai telat pikirnya. sampai beberapa menit Binar sampai di sebuah gedung besar, ia parkir kan motornya dan segera berlari masuk kedalam gedung tersebut. Binar menunggu banyak sekali yang menaiki lift, membuatnya sangat kesal dan akhirnya melirik sebuah lift yang sepi.
Binar berlari dan segera memencet tombol lift, seketika lift terbuka dan tanpa bicara Binar masuk kedalam lift itu, dan lift mulai berjalan naik. Binar tidak sadar sebuah mata memperhatikan dirinya, sampai lift tertutup pun sebuah mata itu tertuju menatapnya.
"nona Binar Indriana? " panggil seseorang, Binar langsung berdiri dan berjalan santai ke arah orang itu.
"iya itu saya! " ucap Binar dengan sopan, ia sangat senang karena ia tidak telat untuk datang. kalau dibilang senang, rasanya ia ingin melompat sekarang juga.
"ikut saya ya, nanti saya jelaskan tugas kamu saat kita jalan! "
"oh baik! "
Binar berjalan mengikuti wanita cantik itu, Binar mendengarkan penjelasan dari wanita itu. tapi ada kejanggalan dalam penjelasan itu, Binar mendengar sebuah penjelasan pekerjaan yang tertuju seorang sekretaris. padahal dirinya tidak melamar pekerjaan tersebut, seingat Binar ia melamar pekerjaan sebagai administrasi disana. belum sempat bertanya, ia dibawa dan dihadapkan dengan sebuah pintu berwarna coklat tua. tiba tiba saja kulit Binar menjadi merinding, ia mengusap usap bulu ditangannya yang terlihat berdiri.
"silahkan masuk, RV ingin bertemu dengan sekretaris nya! " benar dugaan Binar, ia menjadi sekretaris seorang bos. belum sempat bicara, wanita itu mengetuk pintu berwarna coklat itu kemudian terdengar suara dari dalam untuk mempersilahkan masuk.
"tunggu tunggu, siapa RV? " tanya Binar yang penasaran, wanita itu tidak menjawab dan hanya tersenyum. Binar pun mengikuti wanita itu, sebuah ruangan yang bernuansa gelap disana. seperti ruangan pria yang arogan, dan tidak menyukai sebuah warna batin Binar.
"RV ini adalah sekretaris anda, hari ini dia sudah aktif dalam pekerjaannya! " ucap wanita itu, dengan berjalan elegan ia memberikan data diri kepada pria yang ia ajak bicara.
"silahkan keluar, dan Terima kasih! " suara pri itu menggema dan serak khas dari suara pria, Binar semakin merinding mendengarnya. dan ia menjadi takut saat wanita yang membawa nya berpamitan keluar, itu artinya ia sendirian disana dan membuatnya bergidik ngeri.
ya Tuhan dosa apa gue, kenapa gue kayak didatengin malaikat maut. Bintang lo do'a in gue ya, do'a in gue selamat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments