Pekerjaannya sudah selesai Zahra membersihkan diri, setelah mandi ia berganti pakaian rumahan tidak lagi memakai seragam kerjanya, memakai rok panjang berbahan plisket dan kaos polos yang agak sedikit ketat.
Merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa ranjang, mengaktifkan kembali ponselnya yang ia matikan sejak tiba di rumah majikannya tadi siang.
Yang ia lihat pertama kali adalah nomor dari Bu Ayu sudah melakukan panggilan sampai 5 kali dan beberapa pesan yang belum ia buka
[sudah sampai kah nak...]
[ sudah mulai bekerja apa belum ? jangan lupa makan jaga kesehatan nak ]
[ baik baik ya kamu disana jaga sikap ]
[ kog gak ada jawaban nak, apa kamu sibuk ? ya sudah nanti kalau ada waktu kabari ibu ya nak. Hati hati kamu disana ]
Begitulah kita kira pesan dari Bu Ayu yang baru Zaa buka, bagi Zaa Bu Ayu adalah ibu ke 2 baginya. Yang Zaa ingat dulu waktu ia masih berumur 5 tahun ia dan ibunya di usir dari tempatnya tinggal karena orang di lingkungannya selalu berkata kalau Zaa adalah anak haram, namun ibunya selalu berkata kalau ayahnya meninggal sebelum ia di lahirkan.
Zaa tidak mau membuat ibunya sedih, selalu percaya dengan semua ucapan ibunya. Saat ibunya tidak tau arah tujuannya tiba tiba ada seorang wanita cantik yang mungkin seumuran dengan ibunya memberi pertolongan memberi tumpangan tempat tinggal.
Dan akhirnya ibu Zaa membawa Zaa kerumah wanita itu, tinggal di panti asuhan. Ibunya membantu ibu Ayu mengurus panti asuhan.
Mengulang kembali masa lalunya membuat Zaa malah tidak bisa memejamkan matanya. Berbagai posisi sudah ia ubah namun tetap saja tidak bisa tidur.
"hufttt"
Membuang nafas dengan kasar Zaa kembali mengikat rambutnya dengan rapi tanpa anak rambut di keningnya, menyambar kain rajut berupa syal buatan ibunya keluar dari kamar.
Disini, di halaman belakang rumah yang biasanya di buat jemur pakaian, Zaa menyandarkan punggungnya di kursi berbahan besi berwarna putih.
"aku minta nomornya donk..." Zahra sontak menjingkat dengan permintaan tuan mudanya
"boleh tidak..." pintanya lagi.
Zaa mengelus dadanya berlahan lahan untuk menghilangkan rasa terkejutnya.
" Maaf tuan permisi "
"santai saja tidak ada yang tau jam malam sudah pada tidur."
Tuan muda Micko mencegah Zaa saat ia ingin melangkah pergi, dengan menundukan kepala Zaa berusaha menghindari tuan mudanya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Zaaaaa...."
Suaranya begitu nyaring di telinga Zaa mengalahkan alarm di ponselnya, sebenarnya Zaa sudah bangun dan sudah mandi sudah merapikan rambutnya tinggal memakai seragam kerjanya cuma Zaa sedikit males ia mau nunggu jam tayangnya daripada lama lama di dapur juga tidak ada pekerjaan.
"sebentar Nit." sahut Zaa dari dalam kamar
huft...
Zaa membuang nafasnya dengan berat
"semangat Zaa 10 juta sebulan belum termasuk uang jajan mingguannya." Batin Zaa menyemangati dirinya sendiri.
"Permisi tuan, saya masuk" ucapan dari Zaa yang sudah mengetuk pintu lebih dari tiga kali namun tidak ada jawaban.
Ia memberanikan diri untuk masuk, karena pengalaman semalam sudah mengetuk pintu berkali kali namun tak ada jawaban malah si empunya kamar asyik duduk bermain benda pintarnya.
Kali ini berbeda ternyata tuan mudanya belum bangun dari tidurnya, Zaa berjalan mendekati jendela kamar membuka tirai kamar.
"shittt" terdengar jelas umpatan Micko dari balik selimutnya, yang ia naikan sampai menutup kepala saat Zaa membuka turai.
"selamat pagi tuan, saya siapkan mandi sekarang ?" Zaa berusaha santai
Di balik selimut tebalnya Micko mengelurkan tangannya melambai Zaa kode untuk mendekat meskipun tanpa di minta.
Tanpa ragu Zaa mendekat, secepatnya Micko menarik tangan Zaa. Zaa yang oleng Langsung ambruk di atas tubuh Micko.
Micko langsung membalikan tubuh Zaa, kini tubuh Zaa di bawah tubuh Micko. Pandangan mata mereka saling beradu.
Cup...
Micko dengan santainya mencium bibir Zaa sekilas, kaget jelas Zaa rasakan jantung yang tadinya normal pun berdetak dengan cepatnya tanpa di suruh, kaget jelas Zaa rasakan karena ini ciuman pertamanya di umurnya yang akan menginjak 23 tahun.
"morning kiss"
ucap Micko dengan senyum
Setelah beberapa sekian detik Zaa baru tersadar, mendorong tubuh Micko agar ia bisa terlepas namun tidak sedikit pun tubuh Micko bergeming dari posisinya, dengan kaki yang masih bebas ia menendang pusaka Micko sekuat tenaga dengan lututnya.
"aahhhh..." teriak Micko yang bangun mengilat kesakitan di bagian pusakanya
Zaa pun berdiri merapikan pakaiannya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Jaga kesopanan Anda tuan muda." hanya kalimat itu yang mampu ia ucapankan menahan geram di hatinya.
"salah kamu sendiri ular tidur kamu bangungkan." Meski menahan sakit yang teramat sangat Micko masih saja bisa menjawab.
"mau mandi air dingin atau hangat tuan ?"
Zaa masih berusaha profesional dalam kerja meskipun tuan mudanya sudah melecehkannya, menunduk adalah bahasa tubuh yang telah baik untuk menghadapi orang yang lebih dewasa atau orang lebih berkuasa.
" nanti saja kembali kekamar jam 10, aku kuliah siang."
"dan jangan berani kamu bercerita pada orang lain tentang kejadian barusan."
Micko mengibaskan tangannya pertanda ia menyuruh Zaa keluar dari kamarnya.
"*astaga ciuman pertama ku di ambil begitu saja"
"bisa bertahan gak ya selama sebulan aku menghadapi tuan muda Micko..."
"demi 10 juta dan uang jajan mingguan aku harus bisa dan lebih berhati hati lagi dengan tuan muda edan itu*."
Tubuhnya berjalan namun pikirannya sedang berperang, sampai ia tak sadar dari ia keluar kamarnya Micko tuan muda pertama sudah mengamati setiap gerak geriknya dan mimik mukanya yang kesal.
"kamu boleh bergantian untuk melayani ku." suara serak yang bisa membuat bulu kuduknya berdiri membuyarkan lamunannya.
-
-
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ani nurhaeni
aduuhhh... apa selaluu kaya gtuuu ke tiap pembantuu
2022-11-23
0
Pur Wanti
hooh
2022-09-17
0
Zahra.
waah bahaya it tuan muda
2021-08-15
0