Sesampainya Zahra dan si mbok di halaman rumah yang mewah nan megah mata Zahra membulat betapa ia mengagumi rumah itu nampak dari depan bak istana pangeran tampan yang di dalam buku buku dongeng yang sering ia baca saat kecil bersama anak anak panti asuhan lainnya.
"ayo neng..." ajak si mbok saat Zahra masih mematung melihat rumah yang akan ia tempati mencari uang.
Zahra pun mengikuti langkah kaki si mbok memasuki rumah itu, di sambut oleh seorang pelayan yang usianya sama dengan si mbok.
"mari neng nyonya besar di ruang tengah." ajak pelayan rumah itu dan si mbok yang mengantarku langsung pulang dengan supirnya tadi.
Terlihat wanita paru baya yang mungkin seumuran dengan almarhumah ibu Zahra duduk dengan anggun sepertinya menunggu ke datangannya
"siapa nama mu ?..." tanya seorang wanita paru baya yang duduk di single sofa depan Zahra menopangkan satu kaki ke satu kakinya lagi dengan buku majalah yang duduk manis di atas pahanya.
"Azzahra nyonya, bisa di panggil Zahra atau zaa saja." jawab zaa sambil menundukan kepalanya.
"hm ya saya Melinda, kamu sudah di jelaskan sama teman kamu tentang pekerjaan kamu kan."
"sudah nyonya."
" kamu tidak perlu ikut bersih bersih atau pun memasak karena sudah ada tugasnya sendiri, kamu cukup melayani dua anak saya."
"babbysister maksudnya nyonya ...?" tanya zaa memastikan
"ya tapi bukan bayi lo ya... anak saya yang pertama sudah dewasa yang kedua masih kuliah yang sebentar lagi saya jemput di bandara."
Melinda menjelaskan semua tentang pekerjaannya yang mengurus dua anak majikannya itu, yang satu sudah dewasa sekitar umur 28 dan anak keduanya masih seumuran dengannya 21 tahun yang sebentar lagi akan pulang setelah melakukan study trening di Belanda.
Betapa terkejutnya zaa mendapatkan pekerjaan mengurus dua laki laki yang sudah dewasa karena zaa memang anti laki laki dari dulu bukannya ia menyukai sesama jenis namun ia masih menghindari seorang laki laki karena takut sakit hati seperti ibunya dulu.
sebenarnya zaa ingin mengundurkan diri namun sayang setelah Melinda menyebut nominal gaji bulanannya yang terbilang menggiurkan akhirnya ia mengiyakan pekerjaan yang di berikan nyonya barunya itu. belum lagi uang tips yang ia dapatkan sebagai ganti uang jajan setiap minggunya.
"baik zaa kamu mengertikan..." zaa membuyarakan lamunannya membayangkan berapa saja uang yang ia dapatkan selama setahun bekerja di sana.
"ya nyonya..."
"semoga kamu betah ya..." ucap Melinda yang diiringi senyum oleh zaa tanda ia mengerti.
"Bi Siti tolong antar zaa kekamarnya ya... biar dia istirahat dulu."
"baik nyonya..." yang bernama Bi Siti pun mengantarkan zaa ke kamarnya.
"nanti jam 7 malam kamu siap siap ya melayani makan tuan Ricko dan tuan Micko, tanang saja nanti kamu ada temannya kog namanya Nita dia sekarang juga masih istirahat." jelas bi Siti
Zaa pun mengulaskan senyum untuk menjawabnya karena sungguh lelah badan yang ia rasakan. setelah mengunci pintu kamar Zaa merapikan bajunya dalam lemari plastik samping kasur tempat tidurnya di ambil satu stel baju ganti dan handuk Zaa memasuki kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Zaa ayo bangun sebentar lagi makan malam." suara dari luar pintu membangunkan tubuh Zaa dari posisi ternyamannya.
"baik bi aku cuci muka dulu" tanpa membuka pintu aku menjawab bi siti.
Setelah Zaa selesai mencuci mukanya ia kembali memakai baju seragam pelayan yang di berikan bi Siti tadi, merapikan rambutnya yang ia kuncir kuda kemudian ia sanggul kecil tanpa anak rambut yang biasanya ia biarkan terurai di keningnya. tanpa make up polesan apapun ia keluar dari kamarnya.
"kamu Zahra kan, aku Nita patner kamu melayani dua pangeran tampan." ucap Nita semangat sambil mengulurkan tangannya untuk Zaa jabat.
"udah udah ayo cepat kerja, ngobrolnya nanti saja." ucap pelayan bagian dapur yang bernama Bi diya.
Pelayan yang berjumlah 7 orang pun melakukan pekerjaannya masing masing.
7 pelayan pun ada tugasnya masing masing, 2 orang bagian dapur, 2 orang mengurus ke dua tuan muda dan 2 orang lagi mengurus kebersihan rumah. Kalau bi Siti sebagai kepala pelayan, melayani Melinda. Tidak ada yang boleh melayani Tuan besar kecuali Malinda sendiri.
Ada 4 laki laki yang bekerja di luar rumah utama. 1 tukang kebun bersih bersih bagian luar rumah, 1 satpam gerbang dan 2 nya adalah supir pribadi untuk tuan dan nyonya besar.
Hanya dentingan sendok yang terdengar di ruang makan, hening itu sudah pasti karena tuan besar sudah memberi peraturan saat di meja makan.
Para pelayan sudah stay di dapur menunggu seluruh penghuni rumah sampai selesai makan.
-
-
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ani nurhaeni
next,, penasaran
2022-11-23
0
Zahra.
kok sepi banget komentarnyaa
2021-08-15
0