"Memangnya kenapa sih dengan teman sekamarku? Apakah dia orang jahat? Atau gara-gara dia orang yang tampan ya? Eh, tapi dari namanya dia itu anak laki-laki. Huh, menyebalkan." Kata Mia sambil menghela napas.
Saat berada di depan kamar yang di tuju. Kriet, Mia membuka pintu dan di dapatinya orang yang terlihat familiar
"???!!! Kau!" Tariak Mia dan teman sekamarnya itu.
"Siapa kau?!" Tanya Mia penasaran.
"Huh, siapa sangka kau yang akan menjadi teman sekamarku." Kata orang itu dengan nada jengkel.
"Tunggu, kau yang bernama Parker?" Tanya Mia tambah penasaran.
"Memangnya kenapa kalau aku memang Parker? Kau kecewa?" Tanya Parker dengan senyum sinis.
"Huh, hanya karena kau tampan bukan berarti aku menyukaimu!" Teriak Mia dengan wajah memerah sambil menunjuk Parker.
"Siapa yang bilang kamu menyukaiku?" Tanya Parker sedikit bingung.
"Ah itu..." Mia tiba- tiba kehilangan kata- kata.
"Tunggu, dia bilang tampan? Apa dia pikir aku..." Pikir Parker dalam hati tentang perkataan Mia barusan.
"Hmm..." Mia masih kehabisan kata- kata.
"lupakan saja." Kata Parker mulai jengkel.
"Apa?" Kata Mia masih tidak bisa mencerna apa yang barusan terjadi.
"Apa kau mau berdiri terus? Kalau kau mau berdiri terus seperti itu, sekalian kau tidur luar saja sana." Kata Parker sambil menutup pintu.
Mia segera mencegah Parker menutup pintu kamar setelah itu berkata, "Ah, tidak, tidak aku masuk sekarang."
Sepanjang malam, Mia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena masih memikirkan kejadian barusan. Sebaliknya, Parker malah tidur dengan nyenyak seperti tidak terjadi apa- apa. Keesokan paginya.
"Huh, menyebalkan!" Kata Mia menggerutu.
"Pfft, hahaha, apa- apaan itu? Haha, mukamu seperti panda!" Ejek Parker tidak berhenti tertawa.
"Panda? AAAHHHH!!!???" Teriak Mia terkejut.
"Diamlah! Kau benar-benar sangat berisik!" Kata Parker yang terganggu dengan suara teriakan Mia.
"Huh, kau saja yang bawel!" Kata Mia tidak terima.
"Terserah!" Karena kesal Parker langsung berangkat ke sekolah.
Setelah pertengkaran barusan, Mia bergegas berangkat ke sekolah takut terlambat di hari pertama. Di tengah jalan, Mia terkejut dengan sesosok cewek yang sangat cantik.
Cewek itu memiliki rambut panjang sampai punggung yang berwarna coklat agak muda, tubuh langsing, bulu mata lentik, bola mata yang berwarna ungu agak tua yang memancarkan sinar yang menawan mata.
"Wah, siapa cewek itu? Dia benar-benar sangat cantik!" Kata Mia takjub.
"Oh, kau rupanya Mia." Kata Mizu yang tiba- tiba mendekati Mia.
"Eh, kak Mizu!" Sapa Mia.
"Apa yang sedang kau lihat? Eh, jadi kau sedang melihat Ran ya." Kata Mizu sambil memandangi Ran.
"Oo, jadi namanya Ran ya." Kata Mia.
"Kau baru tahu?" Tanya Mizu dengan lembut.
"Hihi, iya, aku kan baru masuk jadi tidak tahu apa-apa." Kata Mia sedikit malu.
"Ya, iya juga sih. Ah, bagaimana pengalaman pertamamu bertemu Parker? Pasti sulit ya sekamar dengan dia." Tanya Mizu agak khawatir.
"Hihi, tidak juga" Kata Mia dengan senyum agak di paksakan seperti tidak ikhlas.
Bel masuk pun berbunyi, para murid berlarian ke sana ke mari. Karena bel itu pula, pembicaraan Mia dan Mizu berhenti sampai di ditu.
"Wah, sudah bel, ayo masuk kelas!" Ajak Mizu.
"Iya!" Jawab Mia dengan penuh semangat.
Karena Mizu adalah kakak kelas Mia, tentu arah kelas mereka berdua berbeda. Saat sampai di kelas, Mia melihat banyak murid cantik dan tampan.
Mia seketika gugup dan hampir mimisan karena ada banyak pria tampan di sana. Benar- benar bagaikan surga laki- laki tampan. Mia pun mencari tempat duduk kosong yang di kelilingi oleh cogan- cogan itu.
"Eh, kenapa kau di sini?" Mia terkejut saat tahu siapa yang ada di sebelahnya.
"Huh, kenapa setiap aku bertemu bersamamu pasti tidak ada hal baik yang terjadi!" Kata Parker masih jengkel.
"Huh, kau pikir aku ini pembawa sial? Maaf ya aku ini kucing pembawa keberuntungan, meoowww." Kata Mia dengan bersikap imut.
"Jelek, kau bilang kucing keberuntungan ya? Aku rasa kau itu kucing hitam pembawa kesialan!" Ejek Parker dengan senyum sinis.
"Kauuu!!!" Mia seketika berteriak.
"Kalian yang dibelakang bisa diam tidak?" Bentak guru yang ada di depan yang tiba- tiba saja masuk kelas.
"Maaf pak." Kata Mia dan Parker.
"Apa kalian tahu siapa nama bapak?" Tanya guru itu.
"Jelas nggak tahu lah. Kan belum diberitahu." Kata Mia.
"Perkenalkan nama saya pak....Bucin" Kata guru itu dengan suara lantang.
Seluruh kelas terdiam tidak percaya. Ada seorang anak yang di beri nama seperti itu oleh orang tuanya. Kemungkinan cinta orang tuanya sangat besar sampai anak mereka pun di namai seperti itu.
"Bucin? Mabuk cinta?" Tanya murid yang ada di pojokan paling belakang.
"Bucin itu maksudnya budak cinta?" Tanya murid lainnya yang ada di bagian depan.
"Bukannya bucin itu budak micin ya pak?" Tanya anak yang berada di tengah.
"Kalian semua salah! Bucin itu kepanjangan dari Bujangan Cendirian." Kata guru itu sambil seperti orang menangis.
Semua orang begong, ada yang bisik- bisik dan ada orang yang juga geleng- geleng kepala.
"Bujangan Cendirian?" Tanya Mia masih tidak percaya.
"Aku rasa dia guru pelawak deh." Kata Parker dengan tatapan cuek dan agak jijik.
Mia mengangguk mendengar ucapan Parker. Semua orang masih terdiam sampai guru bucin itu berbicara.
"Kalian tahu tidak dibelakang kalian ada siapa?" Tanya guru bucin itu dengan senyum sinis.
"Murid-murid yang lain." Jawab seorang murid di belakang.
"Salah." Jawab guru bucin itu dengan tegas.
"Lah, kalau bukan murid lain siapa?" Tanya seorang murid yang penasaran.
"Tembok." Kata guru bucin itu.
Kata- kata orang itu membuat semua orang makin merasa aneh dengan guru mereka. Ada yang bilang guru itu salah kelas. Ada juga yang bilang kalau guru itu otaknya ketuker.
"Kalian tau nggak dibelakang kalian ada siapa lagi?" Tanya guru bucin itu lagi.
"Kelas lain." Kata seorang murid dengan nada malas menjawab.
"Tanaman." Jawab murid lainnya.
"Salah lagi!" Kata guru itu membantah semua jawaban murid- muridnya.
"Apa?!" Tanya Mia penasaran dengan nada agak kesal.
"Mantan." Jawab guru bucin itu dengan senyum sinis.
"Mantan?!" Teriak seluruh murid.
"Siapa di sini yang belum punya mantan? Ayo jujur." Tanya guru bucin itu.
Benar- benar satu pertanyaan yang membuat semua orang terdiam.Setelah pelajaran yang membingungkan. Akhirnya Mia dan yang lainnya pulang.
PERTANYAAN
Apakah kalian punya mantan?
A. Tidak, karena saya tipe orang yang setia.
B. Ya, tapi dulu dia yang memutuskan saya, bukan saya yang memutuskan dia.
C. Tidak tahu, karena saya males dengan yang namanya pacaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
no comen
2022-09-19
0
Sept September
3 like mendarat cantik
2020-09-13
0
♛ 𝙋Ɇ₦₳₦₲₭₳₱ ฿ɄⱤØ₦₳₦ 𓅂
aku baca kok
2020-08-07
0