Part 4

Mas Minang Dan Adek Jawa

part 4

"Angkeklah talepon, tu, Mas Faisal! (Anngkatlah telepon, tu, Mas Faisal)!" teriak Danil.

"Bekolah, manangguang bana ko, (Nantilah, lagi nanggung, ni)," jawab Faisal. Dia lagi sibuk mengecek daftar jumlah barang yang masuk.

Mungkin ada satu jam Faisal berkutat dengan tumpukkan pakaian. "Ancak bana baju anak ketek ko, (Cantik banget baju anak kecil, ni)," gumam Faisal.

"Bareleklah waang lai! (Pestalah kau lagi)!" Ucapan Danil hanya disambut senyum kecut Faisal.

Jauh panggang dari api, pepatah lama yang menggambarkan hubungan mereka. Baru saja menjalin, mencoba untuk lebih dekat ternyata tidak sesuai diharapkan.

Faisal tidak marah atau benci kepada Anita, dia hanya menjauh dari milik orang. Seandainya dia tahu Anita sudah memiliki calon tunangan, tidak mungkin dia meletakkan hati kepada gadis jawa itu.

"Apo nan sabananyo nan tajadi, kapuyuak? Biaso gageh ang angkek talepon dari tetanggaku idolaku. Kini babeda den caliak. (Apa yang sebenarny terjadi? Biasanya cepat ksu angkat telepon dari tetanggaku idolaku. Sekarang beda aku lihat)."

"Makak ang mah. Layani pambali tu! (Berisik kau. Layani pembeli, tu)!" Untung saja ada yang datang ke toko, sehingga Faisal tidak harus menjawab pertanyaan Danil saat ini.

Sore hari saat mereka sampai rumah, Anita juga sampai, dia berjalan kaki berarti dia pulang naik angkot dari rumah singgah.

"Baru pulang, Nit?" sapa Danil baru turun dari mobil.

"I-iya Bang Danil," jawab Anita.

"Kenapa nggak minta jemput Mas Faisal aja?" Kembali Danil berceloteh.

Anita menundukkan kepala, dia tidak berani lagi menatap wajah Faisal yang berdiri di sisi mobil sebelah kemudi. Melihat situasi ini Danil dapat menangkap ada sesuatu yang terjadi.

"Bang, Anit duluan, ya," pamit Anita kepada Danil.

"Ma-mas Faisal, Anit duluan," pamit Anita gugup kepada Faisal.

"Iya, Dek," jawab Faisal dan langsung masuk ke rumah.

Malam minggu para penghuni kost yang semuanya laki-laki pada ngumpul di bawah. Ada yang bergitar, menyanyi walaupun suara dan nada entah di mana. Ada yang sibuk makan kuaci dan ada juga yang sibuk mabar (main bareng) game free fire.

Bermacam suku bangsa kost di sini. Mulai dari Jawa barat, Jawa timur, Sumatera selatan dan juga Sematera Barat.

Jreng ... Jreng ... Jreng ...

Bunyi senar gitar dipetik, Danil mencari ketukkan yang pas dengan nada suaranya.

Lagu 'apalah itu cinta dari Ipank' menjadi pilihannya. Ia sengaja menyanyikan lagu ini untuk meledek Faisal yang sibuk mabar game online.

Cinta, apakah itu cinta?

Bertanya tanpa sengaja

Cinta, berkorban jiwa

Indah harum bermakna

He-he-hee

Ha-ha-haa

Mmm-mm-mm

Ooh, itukah cinta?

Cinta, oh cinta suci

Janganlah kau nodai

Merintis diri sendiri

Menangis di ruang sunyi

Perasaan yang tanpa kabar

Takkan tahu kapan dia datang

Mulianya hati jernihkan pikiran

Siapkan iman kepada Tuhan

...

Tiba-tiba satu ember air melayang dari balik pagar rumah Anita. Ternyata ini ulah Mas Bayu. Dia baru datang tadi sore merasa terganggu dengan suara berisik anak muda gabut.

Mereka reflek berdiri. Melihat tidak senang kepada Mas Bayu. Mendengar omelan Mas Bayu, Anita berlari mendekatinya.

"Ada apa, Mas?" tanya Anita.

"Mereka ribut, saya nggak suka!" bentak Mas Bayu.

"Nggak boleh gitu, Mas. Mereka nggak mengganggu kita. Lagian mereka bayar sewa kost sama Ibuk"

Yang ada Anita malah dibentak oleh Mas Bayu. Ingin rasanya Faisal memberi bogem mentah kepada Mas Bayu karena membentak Anita di depan orang ramai. Apa tidak dipikirkannya malu adiknya.

[seharusnya tadi adek diam aja!]

Pesan dikirim Faisal ke nomor Anita.

Mendapatkan pesan dari Faisal, Anita kembali tersenyum melupakan perlakuan Mas Bayu.

[Anit nggak suka dengan sikap Mas Bayu. Dia sombong]

Pesan terkirim.

[Besok siang bisa keluar? mas tunggu jam makan siang di tempat biasa]

Pesan terkirim ke ponsel Anita, centang biru.

***

Setelah melaksanakan salah Dzuhur di mesjid dekat pasar, Faisal segera berangkat ke tempat yang telah mereka janjikan. Lima menit, sepuluh menit bahkan tiga puluh menit, Anita belum juga datang. Makanan yang ia pesankan untuk Anita sudah dingin hingga jam istirahat habis Anita belum muncul. Faisal meminta pelayan membungkuskan makanan punya Anita.

Setelah pelayan kembali membawakan bungkusan soto ayam, Faisal keluar meninggalkan tempat ini dengan rasa kecewa. Ia mencoba menunggu 15 menit lagi sambil merokok di atas motor yang terparkir.

Mereka berselisih jalan. Saat Faisal melaju keluar restoran dengan motor pinjamannya. Anita turun dari angkot. Anita panik saat melihat arloji yang melingkar di pergelangan tanggannya. Sudah lewat 15 menit dari jam istirahat.

Anita mengupat dirinya sendiri yang lupa mengisi baterai ponselnya.

***

"Kapunduang, ang nio soto ayam? (Kapundung, kau mau soto ayam)?" tanya Faisal setelah tiba di toko lalu menyodorkan sebungkus soto ayam yang sudah dingin.

"Awak ndak soto, awak di siko mah dari tadi. (Aku nggak ikut, aku di sini dari tadi)."

"Eh, kapunduang. Jan bagara juo lai. Ang nio ndak? (Eh, kapundung. Jangan becanda juga. Kau mau, nggak)?"

"Mau nggak? mau nggak? Mau lah. Masa nggak," Danil menirukan kata-kata yang lagi viral. "Sabanta lu! Anit indak tibo? (Bentar-bentar! Anit nggak datang)?" Sambung Danil

"Menurut lo?" jawab Faisal santai.

"Eh, kapuyuak," upat Danil.

Akhir pekan pengunjung lumayan ramai, kesibukkan di toko membuat Faisal melupakan sejenak akan rasa kecewanya.

Tanpa terasa sudah pukul empat sore, mereka segera menutup toko dan membawa pulang hasil penjualan yang lumayan hari ini.

Setelah sampai di kost, berebut kamar mandi sudah menjadi rutinitas wajib.

"Awak luan Mas Faisal. Awak nio ngapel lu. (Aku duluan Mas Faisal. Aku mau ngapel)." Danil berlari dan sedikit mendorong Faisal kesamping agar dia bisa masuk ke kamar mandi.

"Urang buruak emang wajib mandi! (Orang jelek emang wajib mandi)!" teriak Faisal dari luar kamar mandi.

Menunggu Danil selesai mandi, Faisal membakar sebatang rokok. Menghisapnya sambil duduk selonjoran di ruang depan dengan handuk masih terlilit di leher. Dari dalam rumah Faisal melihat Anita baru pulang, selalu saja ia berjalan kaki. Mustahil jika dia tidak memiliki kendaraan.

Separuh hati menyuruh Faisal untuk menyapanya, separuh lagi menyuruh untuk masa bodoh. Setiap langkah gadis berpakaian kemeja merah muda dan celana kulot cream diperhatikan Faisal tanpa berpaling. Anita menunduk ketika melewati Kos Faisal.

Akhirnya Faisal membiarkan Anita lewat. Dia kecewa dengan sikap Anita.

Danil sudah siap dengan gaya terbaiknya. Dia menghampiri Faisal di ruang tamu.

"Ayam dakek rumah den, mati karano banyak bamanuang, (Ayam dekat rumah aku, mati karena banyak bermenung)."

"Waang kecek, den ayam, (Kau bilang, aku ayam)," gerutu Faisal.

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Semangat Faisal jgn menyerah sblm berperang lagian Anita nyamannya dg dirimu jd perjuangkanlah cinta kalian spt kak Wulandari dan suaminya, walau hidup sederhana mereka nyaman.

2022-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!