Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)

Mata Alula membelalak tak percaya Nisa yang tadinya berpamitan sholat tarwih malah menyantap pasir di rumah orang.

“Ni... Nisa.” Ucap pelan Alula memanggil nama kakaknya.

Nisa yang sedang asyik mengunyah perlahan melihat ke arah Alula.

“Ngapain kamu disini?”

Ucap Alula lagi yang masih berdiri di tempatnya, cahaya senter yang mengenai mata Nisa tak membuatnya merasa silau.

“Ini pasti bukan Nisa, mana mungkin Nisa berani kesini, ke toilet yang ada dalam rumah saja dia tidak berani sendiri, ini... pasti bukan Nisa.” Batin Alula.

Sadar itu bukan Nisa, Alula perlahan mundur dari tempatnya berpijak, saat akan balik kanan Nisa memanggil Alula.

“Mau kemana? Sini main sama aku.”

Ucap Nisa dengan melambai-lambaikan tangannya.

Buku kuduk Alula seketika merinding melihat Nisa melambaikan tangan sambil menyeringai, tanpa fikir panjang Alula menggunakan jurus seribu untuk kabur dari rumah bang Toyib.

Hah... hah... hah...

Karena berlarian nafas Alula jadi memburu, sesampainya ia di depan pintu utama rumahnya ia pun meras lega.

Ceklek... Alula membuka pintu rumahnya.

“Kamu dari mana saja?” ucap Nisa yang duduk di atas lantai marmer putih sambil menyantap goreng bakwan bersama Yusuf.

Alula yang melihat sosok Nisa malah semakin jantungan, dia merasa yang ada di hadapannya bukanlah kakaknya.

“Sejak kapan kamu pulang?”

Tanya Alula yang masih berdiri di pintu utama tak mau masuk ke dalam rumahnya.

“Dari 1 jam yang lalu, kamu dari mana sih? Kalau mau keluar pintunya di kunci bos!” Hardik Nisa.

Alula yang tak percaya dia pergi selama itu langsung melirik ke arah jam di dinding, terlihat pukul 21.10 menit.

“Pada hal aku keluar rumah cuma beberapa menit, enggak mungkinlah sudah jam segitu sekarang.” Batin Alula.

“Aku cuma keluar beberapa menit, pasti kamu yang putar jamnya kan? Kamu juga kan yang ngerjain aku di rumah bang Toyib tadi?”

Ucap Alula seraya masuk ke dalam rumah dan duduk di sebelah Nisa dan Yusuf.

“Jangan ngasal ya, kita dari tadi di rumah mana mungkin aku ke rumah bang Toyib, siang hari saja aku enggak berani apa lagi malam, mikir dong!”

Nisa menghardik adiknya yang bicara tidak masuk akal.

“Terus yang tadi siapa dong?” Gumam Alula.

“Maksudnya apa sih? Siapa yang disitu?” Tanya Nisa penuh selidik.

Batin Alula berniat memberitahu Nisa namun ia harus mengurungkan keinginannya itu, sebab kalau memang benar bukan Nisa yang disana pasti Alula sendiri yang repot, karena Nisa sangatlah penakut, ke dapur saja dia tidak berani kalau malam hari.

“Enggak, enggak ada apa-apa,” sahut Alula.

“Eh, jujur dong jangan bohong sama aku,” ucap Nisa.

Alula memutar mata malas “Enggak ada, tadi aku cuma bercanda,” Sahut Alula.

1 jam lebih mereka berbincang-bincang di ruang utama sambil memakan gorengan, selepas itu mereka bertiga memutuskan untuk tidur.

“Tante... aku tidurnya sama kalian ya.”

Ucap Yusuf yang takut tidur sendirian, karena biasanya ia tidur bersama neneknya.

“Enggak bisa! Kamu kan cowok, masa takut tidur sendiri,” ucap Alula.

“Betul, selama ramadhan aku sama Alula yang satu kamar,” sahut Nisa.

“Enggak, enggak, ngapain kalian berdua mau tidur sama aku, kalau mau kalian tidur berdua saja.” ucap Alula seraya masuk ke kamar dan langsung mengunci pintu.

“Tuh kan, kamu sih minta ikut-ikut,” ucap Nisa pada Yusuf.

Karena tak mau tidur bersama dengan keponakannya Nisa pergi ke kamarnya untuk tidur, begitu pula dengan Yusuf yang masuk ke kamarnya.

Pukul 00:00, Nisa terbangun dari lelapnya karena ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

“Siapa sih?” batin Nisa.

Ia melepaskan sebuah tangan yang memeluk dirinya, lalu Nisa membalik badannya.

“Alula...,” batin Nisa, ia tak percaya adiknya Alula tidur di kamarnya.

“Tadi katanya enggak mau tidur bareng, tapi kok tiba-tiba tidur disini? Dasar sok jual mahal, pada hal dia juga takut tidur sendiri.” batin Nisa.

Nisa sangat senang atas kehadiran Alula di kamarnya, karena merasa aman dan nyaman Nisa kembali melanjutkan tidurnya.

Pukul 03:30 alarm Nisa berbunyi, ia pun bangun untuk sahur, saat ia melihat ke sampingnya ia terkejut karena sudah tak ada Alula di sampingnya.

“Cepat bangat dia bangunnya.” Gumam Nisa.

Nisa pun menyingkirkan selimut yang membalut tubuhnya, kemudian beranjak turun dari atas kasur, saat Nisa memutar handle pintu ia kembali terkejut, karena ternyata engsel pintunya masih terkunci.

“Dari mana Alula keluarnya?” Batin Nisa.

Kemudian Nisa mencek jendela kamarnya untuk memastikan apa masih terkunci.

Saat ia menyalakan lampu kamar dan melihat jendelanya, Nisa langsung merasa lemas karena jendelanya masih terkunci rapat.

Nisa tak dapat beranjak dari jendela saking takutnya, Alula yang ternyata sudah bangun mengetuk pintu kamar Nisa, karena Nisa tak kunjung keluar.

Tok tok tok..

“Nisa! Kamu enggak sahur ya?” Ucap Alula dari luar kamar.

Mendengar suara Alula, Nisa langsung memiliki tenaga lagi, dia pun berlari menuju pintu kamarnya lalu dengan sigap membuka engsel dan handle pintu.

Alula yang melihat wajah Nisa pucat merasa keheranan.

“Kamu kenapa?” ucap Alula.

“A... ada setan La,”

Sahut Nisa sembari menarik tangan Alula menuju dapur.

Setelah mereka berada di meja makan Nisa menceritakan kronologi yang ia alami saat tidur pada Alula dan Yusuf, Yusuf yang mendengar kedua tantenya bercerita horor, langsung memohon untuk tidur bersama mereka.

Karena tak ada pilihan lain, Nisa dan Alula pun mengizinkannya.

Mereka bertiga pun setuju untuk tidur bersama selama ibu mereka tidak ada di rumah, lalu mereka melanjutkan cerita sambil makan sahur.

Setelah makan sahur, Alula pergi ke kamar mandi untuk buang hajat, saat melihat bak air, teryata isinya kosong.

“Dasar manusia-manusia tidak berguna, kalau tau air sudah sedikit nyalakan kerannya jangan nunggu aku terus.” Gumam Alula.

Saat Alula memutar keran, airnya malah tidak keluar setetes pun.

“Nisa, air yang ada di toren habis ya?” Tanya Alula seraya keluar dari dalam toilet.

“Enggak tau,” Jawab Nisa.

“Kamu ya! Semua hal enggak tau, sana nyalakan airnya!” Hardik Alula pada Nisa.

Karena sudah kebelet Alula terpaksa buang hajat ke sungai kecil tepat di belakang rumahnya.

“Nisa, temani aku ke sungai dong,” titah Alula.

“Malas ah, aku kenyang bangat soalnya jadi malas gerak,” sahut Nisa.

“Dasar setan,” umpat Alula.

Karena sudah terdesak Alula tak lagi minta pertolongan Yusuf, ia membuka pintu dapur akses menuju sungai.

krieeet..., saat pintu telah terbuka Alula melihat pemandangan sawah dan hutan yang gelap gulita di depan matanya.

Terdengar jelas sekali suara aliran sungai yang ada di sawah yang belum di tanami bibit padi, Alula yang ingin menuntaskan hajatnya perlahan melangkahkan kakinya.

Tak begitu jauh, hanya butuh empat langkah ke sungai itu, Alula pun berjongkok dan membuka celananya, saat lega-leganya dengan posisinya, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki dari arah sawah.

Jak.. jak.. jak...

Langkah kaki yang berat itu terdengar jelas sekali karena berjalan di atas lumpur yang di genangi air.

Alula masih terpaku mendengar suara langkah kaki itu, hingga semakin lama langkahnya semakin cepat, Alula pun asal sembarang mencebok ***********.

Jak jak jak jak, bur!!!!

Ada yang melompat ke jalan setapak sawah yang tepat di depan mata Alula, jaraknya hanya 2 langkah kaki.

Alula yang tadinya masih berjongkok langsung berbalik badan masuk ke dalam rumahnya, saat akan mengunci pintu dapur, Alula memastikan apa yang melompat barusan.

Saat ia membelalakkan mata ke arah jalan setapak yang di depannya tadi, ternyata tak ada apa-apa, jantung Alula serasa mau copot saking paniknya.

Alula pun menutup pintu dan menuju meja makan, disana ia melihat kakaknya sedang membuat adonan kue capit, ia ingin sekali menceritakan pada kakaknya, namun ia kembali mengurungkan niatnya.

Setelah Nisa selesai membuat adonan kue yang terbuat dari tepung beras, santan, telur 4 butir, gula 1 kilo, mereka berdua pun mulai menuang kue subuh itu juga tanpa melaksanakan sholat terlebih dahulu.

Mereka berdua bekerja sambil bercanda, entah kenapa mereka tidak bisa berhenti tertawa, hanya saat menatap satu sama lain saja membuat mereka berdua geli.

Saat Nisa sedang menatap keluar jendela yang ada di hadapan matanya, ia melihat ada 3 orang anak laki-laki sedang bermain di sawah. Ada juga yang melintas dari belakang rumah mereka menuju arah kediaman bang Toyib, sejenak Nisa tak merasa ada yang aneh.

Sampai ia tersadar, kalau orang lain tidak akan bisa melintas ke arah kediaman bang Toyib dari tanah mereka, karena ada pagar tinggi yang di buat oleh ibunya.

“Haduh, salah apa kami ya Allah,” Batin Nisa.

Saat Nisa melirik ke arah Alula yang sedang menggulung kue dengan tenang, Nisa jadi tersadar bahwa hanya dia yang melihat kejadian itu.

“Kenapa kamu?” tanya Alula pada Nisa yang sedang melamun.

Lalu Nisa menggelengkan kepalanya dan tertawa kembali, melihat Nisa tertawa, Alula juga ikut tertawa.

13:00 Mereka berdua istirahat, Alula memilih untuk mandi terlebih dahulu, jendela kamar mandi pun di biarkan terbuka.

Lalu saat Alula nyaman-nyamannya mengguyur air ke tubuhnya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan pria dewasa berkulit hitam yang tidak ia kenal berada di jendela kamar mandi yang ia buka.

Pria itu tersenyum padanya, Alula yang kesal melemparkan gayungnya ke arah pria itu dan berlari dengan handuknya ke ruang tengah.

Setelah ia di ruang tengah, ia melihat ke arah jendela kamar mandi dari jendela ruang tengah mereka, anehnya tidak ada siapapun.

“Kalian lihat orang asing enggak di sekitar sini tadi?”

Ucap Alula pada kakaknya dan Yusuf yang sedang fokus menonton televisi.

“Enggak,” Sahut Nisa dan Yusuf.

“Setan sialan, pada hal ini ramadhan, kenapa bisa berkeliaran sih!” Batin Alula.

Alula yang masih takut akan hantu yang tadi mengurungkan niatnya untuk melanjutkan mandi.

“Pada hal belum pakai sabun, kulit masih berasa licin, dasar kurang kerjaan hantunya.” gumam Alula seraya menuju kamarnya untuk berpakain.

Pukul 18:25 Alula, Nisa dan juga keponakannya berkumpul di ruang makan untuk berbuka puasa.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya bedug pun berbunyi.

“Alhamdulillah,” ucap mereka bertiga serempak.

Mereka pun menyantap hidangan dengan lahap, selesai makan Alula membereskan piring kotor yang ada di atas meja, sementara Nisa dan Yusuf pamit untuk sholat tarwih.

“Hah... sendirian lagi deh di rumah,” ucap Alula pada dirinya.

Selesai menaruh piring kotor ke atas wastafel, Alula masuk ke dalam kamarnya untuk tidur, karena ia merasa lelah sekali.

Saat enak-enak tidur, ia terbangun karena mendengar suara jangkrik yang lumayan banyak dan menimbulkan suara berisik.

“Apa lagi sih ini?”

Batin Alula, saat Alula membuka mata ia kaget bukan main, karena ia tidak tau berada dimana, semua gelap gulita, tak ada yang terlihat.

“Gila, ada dimana aku? kenapa semua gelap begini? ucap Alula. Lalu ia pun meraba-raba area di sekitarnya.

Deg... jantungnya berdegup kencang, saat tangannya menyentuh sebuah lubang besar dan ada pasirnya.

Ia cukup familiar dengan lubang itu, tanpa berlama-lama, Alula bangkit dari tidurnya dan mulai berdiri.

Dalam kegelapan ia mencoba mencari jalan keluar, tangannya menyentuh dinding kayu yang sudah rapuh dan berlubang.

Deg deg deg deg! Jantungnya semakin berdegup kencang.

“Pada hal tadi aku tidur di kamar, kok bisa pindah kesini?” batin Alula.

Setelah lama mencari, akhirnya ia menemukan pintu keluar, saat ia memutar handle pintu, ternyata pintunya terkunci.

Alula makin panik, di tambah lagi ia mendengar suara pukulan lantai seperti kemarin malam. Semakin lama pukulannya semakin cepat.

“Akkh... tolong... tolong aku!!! Siapa saja tolong aku!” Alula menangis sejadi-jadinya karena takut.

“Hei bangun! bangun Alula!”

Plak!!!

“Ackhhhh Tolong!!!!!!” teriak kencang Alula yang kemudian terbangun dari tidurnya.

“Kamu mimpi buruk ya? makanya jangan tidur magrib-magrib.” ucap Nisa yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

Alula yang merasa tertolong langsung memeluk kakaknya.

“Kak... makasih ya udah bangunin aku.” ucap Alula dengan meneteskan air mata.

“Apa sih kamu, pake nangis segala? mimpi di kejar hantu ya?” tanya Nisa.

“Iya kak,” jawab Alula.

“Sudah, ambil air wudhu sana, sholat dulu nanti kita kan mau tarwih pertama.” ucap Nisa seraya berlalu dari kamar Alula.

“Untung semua yang aku alami cuma mimpi,” Batin Alula.

Saat Alula ingin beranjak dari kasurnya ia tak sengaja menemukan sedikit pasir di atas seprei kasurnya, dan ia juga melihat tangannya sedikit terluka.

“Astagofirlohal'azim,” ucap Alula.

SELESAI.

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, VOTE SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️

Instagram :@Saya_muchu

Terpopuler

Comments

Park Kyung Na

Park Kyung Na

😱😱

2023-07-20

0

Jhulie

Jhulie

serem kak

2022-04-09

1

kekey euis

kekey euis

bagus ceritanya hantunya iseng banget, semangat trus thor

2022-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2 Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3 Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4 Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5 Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6 Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7 Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8 Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9 Bab IX (Ayah Part I)
10 Bab X (Ayah Part II)
11 Bab XI (Ayah Part III)
12 Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13 Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14 Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15 Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16 Bab XVI (Suami ku? Part I)
17 Bab XVII (Suami ku? Part II)
18 Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19 Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20 Bab XX (Solo Hiking Part II)
21 XXI (Keranda Mayat Part I)
22 Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23 Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24 Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25 Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26 Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27 Bab XXVII (Death Day Part I)
28 Bab XXVIII (Death Day Part II)
29 Bab XXIX (Death Day Part III)
30 Bab XXX (Saranjana)
31 Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32 Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33 Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34 Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35 KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36 BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37 Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38 Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39 Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40 Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41 Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42 Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43 BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44 Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45 Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46 Bab XLV (Istri)
47 Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48 Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49 Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50 Bab XLIX (Suami)
51 Bab L (Bunga)
52 Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53 Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54 Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55 Bab LIV (Cinta Danif)
56 Bab LV (Mantan)
57 Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58 Bab LVII (Kamera)
59 Pernikahan Berdarah!
60 Tolong Othor!!!
61 Pelakor Tak Berdosa
62 Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63 Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2
Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3
Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4
Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5
Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6
Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7
Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8
Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9
Bab IX (Ayah Part I)
10
Bab X (Ayah Part II)
11
Bab XI (Ayah Part III)
12
Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13
Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14
Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15
Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16
Bab XVI (Suami ku? Part I)
17
Bab XVII (Suami ku? Part II)
18
Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19
Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20
Bab XX (Solo Hiking Part II)
21
XXI (Keranda Mayat Part I)
22
Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23
Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24
Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25
Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26
Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27
Bab XXVII (Death Day Part I)
28
Bab XXVIII (Death Day Part II)
29
Bab XXIX (Death Day Part III)
30
Bab XXX (Saranjana)
31
Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32
Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33
Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34
Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35
KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36
BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37
Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38
Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39
Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40
Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41
Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42
Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43
BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44
Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45
Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46
Bab XLV (Istri)
47
Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48
Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49
Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50
Bab XLIX (Suami)
51
Bab L (Bunga)
52
Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53
Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54
Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55
Bab LIV (Cinta Danif)
56
Bab LV (Mantan)
57
Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58
Bab LVII (Kamera)
59
Pernikahan Berdarah!
60
Tolong Othor!!!
61
Pelakor Tak Berdosa
62
Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63
Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!