KAMI HIDUP BERDAMPINGAN (CERPEN)

KAMI HIDUP BERDAMPINGAN (CERPEN)

BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)

⚠️Biasakan suka dan komen, karena itu adalah bentuk dukungan pada author⚠️

Tak terasa bulan suci penuh berkah telah tiba, ya... Ramadhan Karim tahun 2014.

Semua orang menyambut dengan perasaan suka cita, tak terkecuali dengan keluarga Alula, namun sayang ramadhan kali ini harus di jalani bertiga oleh Alula (19 tahun) kulit putih rambut lurus tinggi 155 cm, bersama kakaknya yang bernama Nisa (24 tahun) kulit putih rambut lurus tinggi 165 cm dan keponakannya Yusuf (9 tahun) tinggi 130 cm.

Di sebabkan ibunya harus berangkat keluar kota menemani tantenya rawat inap yang entah kapan pulangnya.

“Ibu mau berangkat, kalian akur-akur di rumah ya!”

Ucap ibu Alula dengan kopernya yang telah di pinggir jalan, karena ibunya amat tahu sifat keturunan yang ia tinggalkan, sedikit-sedikit pasti akan bertengkar.

“Iya bu” Sahut Alula dan Nisa.

“Nenek kapan pulang?”

Tanya Yusuf dengan mimik wajah sedih, karena ia tahu kedua tantenya akan bertindak di luar akal sehat kalau sampai mereka bertiga di tinggal di rumah.

“Belum tau, do'a kan saja nenek Zia cepat sembuh, biar nenek juga cepat pulang” Ucap ibu Alula.

Setelah percakapan singkat tersebut, tiba-tiba bis yang di tunggu terlihat di penghujung jalan.

Alula melambai-lambaikan tangannya agar bis tersebut berhenti, sopir yang melihat tanda dari Alula langsung merem bisnya tepat di sebelah mereka bertiga.

Tak berlama-lama ibu Alalu langsung masuk ke dalam bis dan mengucapkan selamat tinggal pada mereka bertiga yang berdiri di pinggir jalan.

“Jangan berantam ya! ini ramadhan nanti ayah mu sedih melihat kalian ribut, perbanyak sholat!”

Ucap ibu Alula, mereka bertiga yang mendengar salam perpisahan dari suhu teragung dalam rumah langsung merasa tak senang.

“Apa-apaan sih ibu, bukannya tadi saja ngomongnya sebelum naik bis” Ucap Nisa.

“Enggak tau tuh ada-ada saja neneknya Yusuf” Sahut Alula.

Setelah mengantar ibunya naik bis mereka bertiga kembali ke rumah dengan melewati gang kecil.

Sesampainya di rumah mereka bertiga langsung rebahan di atas lantai marmer berwarna abu-abu.

“Kak, besok kita sudah buat kue ya?” Tanya Alalu.

“Iya, semoga tahun ini yang bikin kue capit banyak, kamu jadi tukang gulung ya” Ucap Nisa.

“Berapa upahnya satu tabung? Jangan bilang sama kayak kemarin Rp. 10.000, ihh... Duduk dari subuh sampai magrib cuma dapat 10.000 enak bangat kamunya” Alula menuturkan keluhannya pada kakaknya.

“Eh, banyak yang modal yang harus di keluarkan, biaya gas, upah giling beras, plastik”

Nisa menjabarkan pengeluaran mereka untuk membuat kue capit tersebut.

“Terus... Terus saja jabarin, kue capit dari dalam tuwangan langsung ke tangan panasnya minta ampun, dari subuh sampai magrib, hah! Enggak mau kerjakan saja sendiri!”

Ucap Alula seraya beranjak dari tempat rebahannya menuju kamar.

“Ya sudah, siapa juga yang butuh bantuan kamu!” Sahut Nisa.

Yusuf yang mendengar ke dua tantenya berdebat hanya bisa diam saja.

“Alula keluar kamu dari kamar! masak air dulu di tungku belakang!” Ucap Nisa.

“Heh! Jangan nyuruh-nyuruh ya! Masak saja sendiri!” Sahut Alula dari dalam kamarnya.

“Dasar anak enggak berguna, nanti jangan makan apa yang aku masak ya!” Bentak Nisa.

Nisa yang melihat jam sudah pukul 16.00 segera ke dapur untuk memasak hidangan buka puasa.

Sementara Alula malah tidur di kamarnya dengan nyenyak.

“Yusuf! Buruan bantu, kamu enggak mau makan juga! ha?!”

Bentak Nisa seraya melampiaskan emosinya pada Yusuf karena Alula.

Yusuf dengan rasa takutnya bergegas membantu tantenya di dapur, setelah 1 jam lebih memasak akhirnya Nisa bisa bernafas lega, karena lauk untuk buka puasa telah selesai di masak.

“Huh... awas saja kalau nanti dia makan masakan ku” Gumam Nisa.

Pukul 18.25, Alula keluar dari dalam kamarnya karena mendengar bedug pertanda buka puasa. Nisa yang melihat Alula mengambil piring langsung melarang Alula untuk mengambil nasi yang telah ia masak.

“Beli makan di luar sana! Enggak tau diri asal mau makan saja!” Ucap Nisa.

Alula dengan mudahnya membentak Nisa karena merasa tak terima dengan perkataan kakaknya.

“Heh, emang yang punya beras sama lauk-lauknya kamu? Yang punya air minum juga kamu? itukan uang ibu yang beli, jadi jangan larang-larang ya!” Ucap Alula menggertak Nisa.

“Yang masak emang siapa?” Tanya Nisa.

“Ya kamulah, heh nyadar dong... harusnya kamu itu mengalah sama yang muda” Ucap Alula.

Nisa yang emosi dengan perkataan Alula yang semena-mena mengambil air bekas minumnya yang ada dalam gelas lalu menyiramkannya ke wajah Alula.

“Minum tuh air!” Ucap Nisa dengan perasaan puas.

“Nisa!”

Tak terima, Alula membalas perbuatan kakaknya dengan melempar nasi yang ada di piring Yusuf ke wajah kakaknya.

“Makan tuh nasi, biar puas!” Ucap Alula.

“Untung yang di lempar cuma nasinya”~Batin Yusuf yang gagal menyantap buka puasanya.

Lalu kedua kakak beradik itu pun langsung adu jotos adu jambak dan adu kuat suara.

Nisa yang kalah unggul dari Alula meneteskan air matanya, Alula yang melihat kakaknya menangis kemudian menghentikan jambakannya.

“Tuh kan, makanya aku malas ribut sama kamu, ujung-ujungnya nangis, diam enggak!” Ucap Alula.

Nisa yang terlanjur sakit hati malah menangis makin sesungukan, melihat kakaknya begitu Alula pun merasa bersalah.

“Aih, diam-diam! Aku minta maaf deh, sebagai permintaan maaf besok aku bantu kamu bikin kue, upahnya 10.000!” Ucap Alula membujuk Nisa.

Mendengar tawaran bagus dari Alula, Nisa langsung menyetujuinya. Mereka bertiga pun akhirnya berbuka puasa dengan rukun.

Selepas sholat Magrib, Nisa dan Yusuf berangkat ke Mesjid untuk melaksanakan sholat tarwih, Alula tak ikut karena sedang datang bulan.

Setelah kakak dan keponakannya pergi, Alula masuk ke dalam kamarnya untuk tidur.

srekk... srekk... duk.. duk...

Suara berisik itu membangunkan Alula, saat Alula melihat jam di handphonenya, ternyata sudah menunjukkan pukul 20.000

“Siapa sih yang berisik?”~Batin Alula.

Suara berisik itu masih terdengar juga, seperti ada yang sedang memukul-mukul lantai dengan palu dan juga ada yang bermain-main dengan kantong kresek.

Alula terus saja mendengarkan suara-suara bunyi itu sampai ia tersadar kalau itu bukan dari dalam rumahnya.

“Kayak suara itu dari rumah bang Toyib”

Gumam Alula, kemudian Alula yang sedang tiduran bangun dan mengambil posisi duduk di atas kasurnya.

“Siapa juga yang ada di rumah bang Toyib malam-malam begini? Iseng bangat di rumah kosong enggak ada lampu begitu” Ucap Alula pada dirinya sendiri.

Karena penasaran, Alula berniat mengecek ke rumah bang Toyib, yang tepat di samping rumahnya.

Saat Alula sudah di depan pintu utama rumahnya, dia memikirkan kembali apa dia harus mengecek siapa yang ada di dalam rumah papan yang sudah rapuh itu di tambah tak ada penerangan sedikit pun.

“Gila sih orangnya kalau berani kesitu, udah tau di depan dan belakang rumah kami adalah hutan, masih saja main kesini, enggak takut apa? Apa aku harus kesitu ya? Kalau enggak lihat aku penasaran” Gumam Alula.

Akhirnya dengan tekat yang bulat Alula memberanikan diri menuju rumah bang Toyib dengan di temani senter di tangannya.

Kediaman bang Toyib hanya berjaraknya 10 meter dari rumah Alula, tapi auranya begitu mencekam karena suasana yang gelap gulita, di tambah tetangga Alula semuanya pergi ke masjid.

Sesekali Alula membidik cahaya senternya ke kiri dan kanan, takut kalau ada sesuatu yang menemaninya.

Sesampainya di depan pintu rumah bang Toyib, Alula masih saja mendengar suara yang sebelumnya ia dengar.

Dengan keberanian 50% Alula mendorong pintu rumah kayu yang telah rapuh tersebut.

Krieet.... pintu terbuka, saat Alula mengarahkan lurus cahaya senternya, dia tak melihat seorang pun di dalam rumah, aktivitas yang ia dengar barusan pun sirna.

Alula menelan air ludahnya “Ternyata enggak ada apa-apa, apa mungkin tadi ada hewan yang masuk ya?” Gumam Alula.

Saat Alula ingin membalik badannya untuk pergi, tiba-tiba terdengar bunyi tuk tuk tuk... seperti suara lantai semen yang di pukul-pukul dari dalam sebuah kamar.

Sebenarnya Alula sudah tak sanggup untuk masuk ke dalam, tapi entah mengapa hatinya amat penasaran tentang apa yang telah terjadi disana.

Alula pun melangkah masuk ke dalam rumah tanpa permisi, dia juga mengarahkan senternya ke segala penjuru rumah, saat ia sampai pada sumber bunyi, Alula perlahan membuka pintu kamar itu.

Krieeeett.. Saat ia mengarahkan senternya ke dalam kamar ia sangat terkejut melihat kakaknya Nisa dengan masih memakai seperangkat alat sholat di tubuhnya memukul lantai rumah bang Toyib dengan palu, lalu memakan pasir-pasir yang ada di antara lantai yang telah bolong.

Bersambung...

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, VOTE SERTA SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️

Instagram :@Saya_muchu

Terpopuler

Comments

Park Kyung Na

Park Kyung Na

mampir

2023-07-19

0

Jhulie

Jhulie

semangat juga kak

2022-03-10

1

Nemo Yan

Nemo Yan

serem

2022-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2 Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3 Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4 Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5 Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6 Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7 Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8 Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9 Bab IX (Ayah Part I)
10 Bab X (Ayah Part II)
11 Bab XI (Ayah Part III)
12 Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13 Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14 Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15 Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16 Bab XVI (Suami ku? Part I)
17 Bab XVII (Suami ku? Part II)
18 Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19 Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20 Bab XX (Solo Hiking Part II)
21 XXI (Keranda Mayat Part I)
22 Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23 Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24 Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25 Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26 Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27 Bab XXVII (Death Day Part I)
28 Bab XXVIII (Death Day Part II)
29 Bab XXIX (Death Day Part III)
30 Bab XXX (Saranjana)
31 Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32 Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33 Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34 Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35 KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36 BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37 Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38 Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39 Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40 Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41 Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42 Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43 BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44 Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45 Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46 Bab XLV (Istri)
47 Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48 Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49 Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50 Bab XLIX (Suami)
51 Bab L (Bunga)
52 Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53 Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54 Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55 Bab LIV (Cinta Danif)
56 Bab LV (Mantan)
57 Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58 Bab LVII (Kamera)
59 Pernikahan Berdarah!
60 Tolong Othor!!!
61 Pelakor Tak Berdosa
62 Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63 Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2
Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3
Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4
Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5
Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6
Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7
Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8
Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9
Bab IX (Ayah Part I)
10
Bab X (Ayah Part II)
11
Bab XI (Ayah Part III)
12
Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13
Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14
Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15
Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16
Bab XVI (Suami ku? Part I)
17
Bab XVII (Suami ku? Part II)
18
Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19
Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20
Bab XX (Solo Hiking Part II)
21
XXI (Keranda Mayat Part I)
22
Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23
Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24
Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25
Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26
Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27
Bab XXVII (Death Day Part I)
28
Bab XXVIII (Death Day Part II)
29
Bab XXIX (Death Day Part III)
30
Bab XXX (Saranjana)
31
Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32
Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33
Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34
Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35
KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36
BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37
Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38
Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39
Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40
Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41
Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42
Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43
BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44
Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45
Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46
Bab XLV (Istri)
47
Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48
Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49
Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50
Bab XLIX (Suami)
51
Bab L (Bunga)
52
Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53
Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54
Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55
Bab LIV (Cinta Danif)
56
Bab LV (Mantan)
57
Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58
Bab LVII (Kamera)
59
Pernikahan Berdarah!
60
Tolong Othor!!!
61
Pelakor Tak Berdosa
62
Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63
Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!