Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)

Hari ini adalah hari terakhir Lilis bersekolah di kota, keluarganya memutuskan untuk pindah ke kampung halaman ayahnya di desa Mencong, akibat bisnis sang ayah mengalami kebangkrutan.

Perasaan Lilis teramat sedih karena harus meninggalkan teman-teman sekolah yang sudah akrab dengannya.

Sesampainya di Mencong, Lilis yang masih marah pada ayahnya memilih diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Dia juga merasa jenuh dan bosan melihat keadaan kampung yang begitu sepi. Adik Lilis yang bernama Aldo mencoba menghiburnya dengan mengajak berjalan-jalan mengelilingi desa.

“Kak, ayo jalan-jalan keliling desa,” ucap Aldo.

“Apa yang mau di lihat dari desa kumuh ini?” sahut Lilis.

Lilis menolak mentah-mentah ajakan adiknya tersebut. Perasaan Lilis masih saja bersedih, batinnya tak ikhlas meninggalkan teman-teman dan orang yang ia cintai di kota.

Aldo yang tau akan perasaan kakaknya, tak mau memaksakan kehendaknya.

“ya sudah, kalau begitu kakak bantu ibu dan ayah saja beres-beres rumah ya,” ucap Aldo, Lilis hanya menatap sinis sebagai respon ucapan adiknya.

Tak terasa sore pun telah tiba, Lilis merasa gerah sekali, dia ingin mandi sore, tapi dia kembali bersedih lagi, karena rumah yang mereka tempati tidak mempunyai kamar mandi dan toilet.

Kalau ingin mandi dan buang hajat, harus menempuh jarak yang lumayan jauh, yaitu melewati perkampungan dan masuk ke dalam hutan.

“Ibu, ayo kita mandi,” ucap Lilis.

“Sebentar nak, ibu kan belum selesai beres-beres,” sahut bu Tania.

Tak suka dengan jawaban ibunya, Lilis dengan perasaan emosi memutuskan untuk pergi sendiri ke sungai yang belum ia ketahui letaknya.

Ia berjalan dengan perasaan sakit di dada atas nasib yang ia alami, sadar tak tahu akan menempuh jalan yang mana ke sungai, ia pun inisiatif bertanya pada penduduk sekitar.

Penduduk yang ia tanya pun memberikan ia pengarahan secara detail.

“Jauh sekali jalannya, aku bisa gila kalau begini terus! Seharusnya ayah berpikir sebelum bertindak, biar keluarga tidak korban seperti ini, bisnis hancur, pindah ke kampung, sudah begitu, airnya susah lagi! akkhh.. keparat!”

Lilis meracau sambi menghempaskan kakinya ke tanah, lalu ia melihat sekeliling tak ada seorang pun selain dirinya di hutan dengan pepohonan rimbun menjulang tinggi ke langit.

Suasana pun mulai gelap, perlahan terdengar suara jangkrik dan nyamuk di sekitarnya, Lilis menelan air ludahnya dia pun berniat untuk kembali ke desa saja.

“Gelap sekali ini, memangnya sudah jam berapa sekarang?”

Dia pun melihat jam di tangannya yang telah menunjukkan pukul 17.30, sontak Lilis menepuk jidatnya.

“Bodoh, aku fikir masih jam 16.30 atau jam 17.00, ternyata sudah sesenja ini,” batin Lilis.

Ia pun balik kanan menuju arah pulang, saat dia berjalan dari tempatnya berdiri tadi, tak sengaja Lilis melihat seorang wanita berambut hitam lurus sepinggang, mengenakan baju putih polos panjangnya sampai ke mata hari kaki, tanpa fikir panjang Lilis mendekati wanita itu.

“Maaf kak, kakak mau pulang ke desa juga ya?” ucap Lilis.

Wanita berbaju putih itu perlahan melihat ke arah Lilis dan tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Iya,” sahut pelan si wanita berbaju putih.

Mereka berdua pun berjalan bersama, Lilis merasa heran karena arah jalan yang di tuju wanita itu sepertinya tidak sama dengan yang ia lewati sebelumnya.

“Kak, sepertinya arah ke kampung bukan dari sini deh,” ucap Lilis.

Lilis pun menunjukkan jalan yang benar dengan jemarinya, saat ia melihat ke arah si Wanita, ternyata wanita berbaju putih itu sudah tidak ada lagi di sampingnya.

“Astaga!” batin Lilis.

Lilis mulai panik, hari yang semakin gelap membuat bulu kuduknya merinding, Lilis juga agak kebingungan menuju arah pulang, tapi ia terus berjalan dengan mengingat-ingat arah kedatangannya tadi.

Di tengah perjalanan dia melihat seorang bapak yang pulang dari kebun dengan membawa seember getah di atas kepalanya.

Lilis pun diam-diam mengikutinya hingga ia sampai juga ke desa.

Sesampainya Lilis di rumah, ia membanting pintu membuat keluarganya yang di ruang tamu kaget, Lilis mendatangi ayahnya yang sedang menyeruput kopi di atas sofa dan mulai menghardik Toni sang ayah.

“Aku tidak bisa hidup seperti ini ayah, apa-apa semua serba jauh, apa tidak ada tempat selain disini yang mempunyai kondisi perairan yang lebih baik! setidaknya, kapan ayah mau bangun kamar mandi?!” hardik Lilis.

“Sabarlah Lis, ayah masih belum punya uang,” ucap sang Ayah.

“Baiklah, aku akan sabar sampai setan memakan ku di hutan! dan nantinya aku akan jadi penunggu hutan biar kalian senang!”

ucap Lilis seraya berlalu dari ruang tamu menuju kamarnya, keluarganya hanya geleng kepala melihat sikap arogan Lilis.

Aldo yang pengertian, pergi menuju kamar kakaknya untuk sekedar menghibur.

“Memangnya tadi kakak ketemu hantu seperti di film-film ya?” ucap Aldo.

“Jadi kamu berharap aku ketemu hantu beneran?” Sahut Lilis.

Karena merasa lelah Lilis pun menyuruh adiknya untuk keluar dari kamarnya.

“Aku mau tidur, keluar kamu,” titah Lilis.

“Oke,” sahut Aldo berlalu dari kamar Lilis seraya menutup pintunya.

Saat Lilis tengah terlelap dalam tidurnya, ia bermimpi sedang berada di tempat ia bertemu dengan wanita berbaju putih yang tadi sore bersama dengannya.

Wanita itu tersenyum menyeringai, lalu mulai mendekat pada Lilis, wanita itu pun berkata.

“Jadilah teman ku Lilis.”

Wanita itu menggenggam tangan Lilis, menuntun menuju kediamannya, awalnya Lilis mau-mau saja, tapi saat mereka berdua sedang dalam perjalan, Lilis melihat sebuah kuburan tua.

Lilis menjadi resah dan merinding, lalu Lilis menghempaskan tangannya dari genggaman wanita berbaju putih tersebut.

“A... aku tidak bisa ikut dengan mu, aku tidak suka jalan menuju rumah mu, maaf aku harus pulang,” ucap Lilis.

“Sabarlah, sebentar lagi kita akan sampai, ayolah Lilis.” Pinta sang wanita berbaju putih.

“Apa kau tidak dengar apa kata ku? aku tidak mau, jangan paksa aku!” hardik Lilis.

Wanita itu bersedih mendengarkan ucapan Lilis, dia pun menundukkan kepalanya sejenak, saat Lilis membalikkan badannya, perempuan itu mengangkat kepalanya.

“Lilis,” ucap wanita berbaju putih.

Lilis menoleh ke arah wanita itu. “Oh iya, dari mana kau tahu nama ku? sebelumnya kita belum kenalan, dengar wanita berbaju putih, aku tidak tertarik berteman dengan orang hutan seperti mu.”

Karena sikap Lilis yang arogan, wanita berbaju putih itu merasa tersinggung, lalu tiba-tiba ia mengambang ke udara. melihat peristiwa itu mata Lilis membelalak dan tanpa tanpa pikir panjang Lilis berlari kencang.

Wanita itu mengejar Lilis dengan sigap dari udara. Lilis berteriak dan kemudian terbangun dari tidurnya. Seluruh badan Lilis berkeringat, nafasnya terengah-engah.

“Ha......, sial, kenapa harus bermimpi dengan wanita hutan itu sih, apa tidak ada mimpi yang lebih indah? harusnya orang seperti aku memimpikan Angelina Jolie atau Agnes Mo, itu kan baru kelas ku,” gumam Lilis.

Lilis yang merasa haus beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur sambil mengoceh.

“Apa kalau tinggal di kampung, mimpinya juga harus sama orang kampung?” ucap Lilis seraya mengambil segelas air putih lalu meneguknya.

“Hmm.. haus sekali, tunggu, aku tidak boleh minum banyak, nanti kalau aku buang air kecil bagaimana? tidak lucu kan kalau aku harus berlari ke hutan atau buang air kecil di belakang rumah,” Ucap Lilis.

Saat Lilis hampir menghabiskan air yang ada dalam gelasnya, tiba-tiba Lilis mendengar ada suara nafas berat di samping telinganya.

“Hah.... hah....hah....”

Lilis langsung merinding, diapun berlari dengan cepat ke kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat.

Pagi harinya Lilis ingin mandi ke sungai di dalam hutan, tapi Ia merasa kurang nyaman, dia takut kalau bertemu dengan wanita itu lagi.

“Aldo, aku ikut dengan mu ke sungai ya?” ucap Lilis.

“Kenapa memangnya?” sahut Aldo.

“Ah... tidak, aku hanya kurang nyaman pergi sendiri,” ucap Lilis.

“Baiklah, ayo,” sahut Aldo.

Mereka berdua pun berangkat dari rumah menuju sungai, pemandangan pagi yang begitu asri membuat hatinya Lilis lumayan tenang, jalan menuju hutan masih tanah liat, di sekitaran jalanan desa juga banyak berdiri pohon bambu rimbun kiri dan kanan sehingga membentuk terowongan.

“Semalam aku enggak lihat bambu-bambu ini,” Batin Lilis.

Ada banyak sekali warga lalu lalang di jalanan menuju sungai.

“Aldo, semalam aku mimpi aneh di hutan ini, seram sekali,” ucap Lilis.

“Tidak usah di pikirkan, itu hanya bunga mimpi,”

sahut Aldo.

“Tapi semalam aku bertemu dengan wanita di sini dia mengenakan baju putih, dia juga menghilang tiba-tiba,” ucap Lilis.

“Makanya, kalau pergi ke suatu tempat yang sepi, ajak orang lain, ini kan hutan,” Tutur Aldo.

Setelah menempuh perjalanan 30 menit, Mereka berdua pun sampai di tujuan, dan mulai berpisah arah menuju pemandian masing-masing.

Saat Lilis akan memasuki pemandian wanita yang di beri semacam tembok persegi empat tanpa atap, pemisah antara laki-laki dan perempuan, Lilis melihat ada wanita yang mengintip dari balik batang pohon besar di huluan sungai.

Wanita itu melambaikan tangan, seperti mengajak Lilis masuk ke dalam hutan, Lilis hanya tersenyum kecil dan mengabaikan hal tersebut.

Lilis mulai membuka tenda kain yang menutupi pintu masuk ke dalam pemandian wanita, Lilis seketika tercengang melihat banyak sekali warga yang beraktifitas, ada yang mencuci, ada yang mandi, ada juga yang sedang buang hajat, semua di lakukan dalam satu tempat, sehingga membuat Lilis merasa bingung harus mandi di sebelah mana.

Bersambung...

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN MEMBERI LIKE, KOMEN, VOTE SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️

Instagram :@Saya_muchu

Terpopuler

Comments

Park Kyung Na

Park Kyung Na

ada seremnya ada lucunya

2023-09-06

0

Dania

Dania

Kasihan keluarga Lilis, semoga keadaan cepat pulih

2021-12-26

0

Emak Femes

Emak Femes

Love 👍
Merdeka!!!💪

2021-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2 Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3 Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4 Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5 Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6 Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7 Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8 Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9 Bab IX (Ayah Part I)
10 Bab X (Ayah Part II)
11 Bab XI (Ayah Part III)
12 Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13 Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14 Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15 Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16 Bab XVI (Suami ku? Part I)
17 Bab XVII (Suami ku? Part II)
18 Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19 Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20 Bab XX (Solo Hiking Part II)
21 XXI (Keranda Mayat Part I)
22 Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23 Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24 Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25 Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26 Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27 Bab XXVII (Death Day Part I)
28 Bab XXVIII (Death Day Part II)
29 Bab XXIX (Death Day Part III)
30 Bab XXX (Saranjana)
31 Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32 Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33 Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34 Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35 KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36 BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37 Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38 Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39 Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40 Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41 Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42 Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43 BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44 Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45 Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46 Bab XLV (Istri)
47 Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48 Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49 Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50 Bab XLIX (Suami)
51 Bab L (Bunga)
52 Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53 Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54 Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55 Bab LIV (Cinta Danif)
56 Bab LV (Mantan)
57 Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58 Bab LVII (Kamera)
59 Pernikahan Berdarah!
60 Tolong Othor!!!
61 Pelakor Tak Berdosa
62 Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63 Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2
Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3
Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4
Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5
Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6
Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7
Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8
Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9
Bab IX (Ayah Part I)
10
Bab X (Ayah Part II)
11
Bab XI (Ayah Part III)
12
Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13
Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14
Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15
Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16
Bab XVI (Suami ku? Part I)
17
Bab XVII (Suami ku? Part II)
18
Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19
Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20
Bab XX (Solo Hiking Part II)
21
XXI (Keranda Mayat Part I)
22
Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23
Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24
Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25
Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26
Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27
Bab XXVII (Death Day Part I)
28
Bab XXVIII (Death Day Part II)
29
Bab XXIX (Death Day Part III)
30
Bab XXX (Saranjana)
31
Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32
Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33
Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34
Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35
KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36
BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37
Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38
Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39
Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40
Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41
Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42
Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43
BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44
Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45
Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46
Bab XLV (Istri)
47
Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48
Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49
Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50
Bab XLIX (Suami)
51
Bab L (Bunga)
52
Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53
Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54
Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55
Bab LIV (Cinta Danif)
56
Bab LV (Mantan)
57
Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58
Bab LVII (Kamera)
59
Pernikahan Berdarah!
60
Tolong Othor!!!
61
Pelakor Tak Berdosa
62
Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63
Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!