“Hallo?” jawab Jeff dari seberang.
“Aku mau ikut sama kamu Jeff, Mami aku marah.”
“Ya,” jawab Jeff singkat. Dan langsung mematikan panggilannya.
Tut tut tut.
“Ihhh ngeselin banget sih, jawabnya cuma gitu doang,” gerutu Kayla.
Kenapa dia harus punya suami sedingin Jeff? Laki-laki jamuran! Sedingin es. Tidak ada basa basinya sama sekali. Benar-benar menyebalkan. Untung Jeff nggak jelek. Kayla tak mau menyebutnya tampan. Yang ada nanti laki-laki itu malah ke ge-eran.
Sementara Jeff sedang dalam perjalanan ke rumah Kayla. Perempuan itu memang benar-benar menyusahkan, seenaknya sendiri. Tadi minta diantarkan pulang ke rumahnya, sekarang dengan seenaknya minta di jemput. Ini baru satu hari jadi suaminya, bagaimana jika seminggu, sebulan, atau setahun? Apa dia kuat sampai ke sana? Tiba-tiba Jeff kurang yakin.
Butuh waktu lima belas menit akhirnya Jeff sampai di rumah mertuanya. Dan terlihatlah di depan gerbang. Kayla sudah membawa koper besar dengan mata yang sembab. Jeff yakin wanita itu habis menangis. Pasti baru saja kena marah orang tuanya. Tebakan yang pas.
Membuka pintu mobil, Jeff bertitah, “Masuk.”
“Nggak ada manis-manisnya dikit aja kek.”
“Kamu sendiri gitu nggak?”
Kayla menatap Jeff sambil mengerucutkan bibirnya.
“Jangan harap orang lain berlaku seperti itu kalau kamu sendiri nggak mau memulainya.”
Jleb!
Kayla mati kutu. Dia membeku di tempat. Kakinya seolah berat untuk masuk ke dalam mobil padahal pintu telah di bukakan. Memanglah benar, Kayla menyadari dirinya sangat jutek. Banyak beberapa orang di antaranya yang mungkin kurang nyaman dengannya. Kayla tak menyangkal semua itu.
“Masuk! Nungguin apa? kenapa terus berdiri di situ. Mau jadi tugu tani?”
Suara Jeff langsung membuyarkan lamunannya. Ia buru-buru masuk ke dalam mobil dan memasang seatbelt. Kemudian mobil melaju pergi ke rumah yang Jeff tinggali.
Sesampainya di rumah, Kayla langsung berhambur masuk ke dalam. Dilihatnya, desain rumah ini sangat nyaman dan minimalis. Hampir tidak ada celah ruangan yang mubazir. Semua terpakai sebagaimana mestinya. Pas ditinggali oleh keluarga kecil yang baru-baru menikah seperti dirinya. Apalagi, hampir keseluruhan ruangan yang di dominasi warna putih dan di pajang beberapa hiasan cantik dari bunga-bunga kering. Begitu mengagumkan.
“Wahh nyaman banget rumahnya Jeff. Aku mau, aku mau tinggal di sini.”
“Jangan kamu pikir kamu bisa seenaknya tinggal di sini. Rumah ini terawat karena ada yang merawatnya. Dan mulai hari ini, semuanya akan menjadi tugasmu. Termasuk mencuci bajuku dan menyiapkan keperluanku.”
“Apa!?” terkejut Kayla yang sontak terpelongo saat mendengar perkataan Jeff barusan. Mencuci baju sendiri saja hampir tidak pernah. Ini mau di suruh mencucikan baju orang lain. Yang benar saja!
Dan selepas Jeff mengatakan itu, laki-laki itu pergi begitu saja meninggalkannya.
“Tunggu, tunggu! Jeff!” Kayla berusaha mengikuti langkah Jeff yang panjang-panjang.
Jedug!
“Awwhhh!” Kayla menabrak pegangan tangga kayu di depannya hingga pandangannya berputar-putar. Kayla yakin bahwa jidatnya tak baik-baik saja saat ini. Apakah ia benjol? Sial sial sial! Rutuknya puluhan kali dalam hati.
“Dasar tangga sialan, ngapain sih kamu disitu? Bikin orang kejedot aja!”
Jeff menatap Kayla dari atas sambil terkekeh. Dasar cewek aneh. Kenapa yang Kayla malah manyalahkan tangga yang sudah sejak dulu berdiri disitu?
Dengan langkah pelan-pelan Kayla menuju ke atas sambil menahan pusing yang begitu mendera di kepalanya. Entah apa yang ingin ditanyakan wanita itu sehingga dia mendekati Jeff.
“Jeff, aku kejedot nih. Kok kamu diem-diem bae. Tolongin kek.”
“Kejedot doang nggak akan bikin kamu meninggal.”
Jeff masuk ke dalam kamar.
“Jeff!” Panggil Kayla geram. “Astaga naga. Aku itu ke sini karena ada yang mau aku tanyain! Kenapa kamu malah pergi?”
“Ada apa?” laki-laki itu duduk di atas ranjangnya sambil membuka laptopnya. Menyiapkan materi untuk besok. Karena besok ia sudah mulai kembali mengajar.
“Kamar aku dimana?”
“Menurutmu?”
“Kamar bawah masih kosong melompong Jeff, aku masih butuh banyak waktu kalau aku harus tidur berdua denganmu, plis!” ucap Kayla setengah memohon.
“Aku belum sempat membereskannya, kalau kamu mau, tidurlah denganku. Kalau tidak mau, terserah, itu bukan urusanku.”
“Yahhhh ...,” Kayla kecewa. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Takut kejadian yang lalu terulang. Kayla benar-benar sangat takut.
Kayla keluar dari kamar dan kembali turun. Mata Kayla berkaca-kaca. Meski ia diciptakan sebagai perempuan tahan banting, bukan berarti ia tak bisa menangis. Terkadang, Kayla bisa sedih juga seperti manusia yang lain.
**
Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Acara berbenah sudah selesai. Kayla memasukkan semua pakaian-pakaiannya ke dalam lemari. Satu lemari dengan pakaian milik Jeff tentunya dengan posisi bersebelahan.
Makan malam juga baru selesai di lakukannya. Sekarang Kayla sedang mencuci piring bekas makan mereka berdua. Namun baru saja selesai, ia langsung buru-buru mengeringkan tangannya yang ternyata sudah iritasi. Kulitnya memang sangat sensitif dengan sabun pencuci piring atau detergen sejenisnya. Terasa perih dan terlihat merah seperti lebam.
Mendudukkan tubuh di kursi makan, Kayla meniup-niup tangannya sendiri. Hal tersebut mengundang perhatian Jeff untuk mendekat.
“Kenapa? Nggak cocok nyuci piring? Nggak biasa? Makanya di biasakan. Jadi orang jangan kelewat manja!”
“Aku memang manja Jeff, tapi aku mau kok melakukannya kalau aku terpaksa. Cuma, kulit aku emang sensitif sama detergen atau sabun pencuci piring. Aku aja mandinya pakai sabun khusus cetaphil dari kecil. Kalau nggak percaya kamu bisa tanya Mami.”
“Sini tangannya!” Jeff menarik tangan Kayla.
Uluh-uluhh kasihan juga tanganmu, ucap Jeff tanpa bersuara. Dia lantas mengoleskan salep ke tangan Kayla dengan hati-hati.
“Aw ... Aw!”
“Perih Jeff perih. Bisa pelan-pelan nggak olesinnya? Awhh pelan-pelan Jeff ... ih sini biar aku sendiri yang ngolesin. Sakit tauk.”
Namun Jeff tak menghiraukannya.
“Jeff!”
Cup!
Merasa gemas Jeff mencium bibir Kayla dengan rakus agar wanita itu lekas terdiam. Namun apa yang terjadi setelahnya? Kayla justru sangat ketakutan dan mengeluarkan keringat dingin.
“Jangan, jangan, aku mohon, jangan lakuin itu.” Wanita itu terus menggeleng ketakutan. Kayla langsung lari ngibrit meninggalkannya ke dalam kamar dan terdengar menguncinya dari dalam.
Owalah nasib-nasib. Bukannya ini adalah rumahnya? Bukankah kamar itu adalah kamarnya? Tapi kenapa justru Jeff yang harus tidur di luar?
Menyesal Jeff telah melakukan itu. Biasanya cewek-cewek akan senang ketika laki-laki menciumnya. Ini malah kabur dan terlihat ketakutan. Kayla benar-benar aneh. Aneh sekali.
Jeff menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Namun beberapa menit berlalu, ia tak kunjung memejamkan mata karena kepanasan dan terus menerus di gigiti oleh nyamuk. Sesaat ia telah mengingat sesuatu, Jeff tersenyum senang.
Bukankah ia memiliki kunci cadangan? Tidak ada salahnya bukan membukan pintu tanpa izin. Toh Kayla adalah istrinya sendiri. Salahnya di mana?
Lalu ketika ia masuk ke kamar, kebetulan perempuan itu sudah tertidur nyenyak. Ia merebahkan tubuhnya di samping Kayla dengan sangat pelan agar perempuan itu tak merasa terganggu.
Tapi sepertinya Dewi Fortuna mungkin sedang berbaik hati kepadanya. Kayla memeluknya dari samping tanpa perempuan itu sadari. Ia berharap wanita itu tak menyesal ketika nanti dia terbangun.
Hangat. Nyaman. Wangi. Hmmm. Kayla cukup memabukkan. Mampu membuat jamur lapuk itu berdiri. Eheeeee....
**
To be continued.
Follow IG aku untuk mengetahui kapan update @ana_miauw.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Risa Risa
wahhh
2022-04-25
0
Jasreena
jamur apa y yg seperti ular ? 😄😄
2022-02-21
0
Uthie
Masih suka banget sama semua cerita mu Thor.. semuanya natural gak berlebihan juga 👍👍👍👌😘
2022-01-03
0