Nayna mengambil ponsel di dalam tas nya,dengan tangan gemetar dia mencari kontak seseorang di handphone nya.
Tut..Tut..panggilan pertama.kedua.hingga ke lima kali,belum membuahkan hasil,tapi Nayna tetap terus mencoba hingga pangggilan ke delapan,dia bernafas lega.
"Bang,cepat pulang,,ayah dan ibu sedang di rumah sakit,, Nay takut bang..Nay sendirian..hiks..hiks. !!"
Hanya itu yang terdengar dari percakapan Nayna dan sang kakak dari telepon. Bu Marsya hanya menatap dari samping melihat Nayna yang menunduk menutup wajah nya dengan ke dua tangan nya. Terlihat begitu rapuh nya gadis itu. Bu Marsya cukup mengenal seorang Nayna yang masih bersekolah kelas 1 SMA itu adalah sosok gadis yang begitu menyayangi Ibu nya. Nayna tidak malu membantu ibunya
mengantarkan makanan yang dipesan oleh orang.
Sesampainya di rumah sakit,Bu Marsya dan Nayna langsung turun dengan tergesa. Sesekali Bu Marsya melirik ke samping melihat bagaimana keadaan Nayna,namun yang terlihat Nayna hanya diam dan meremas ke dua tangan nya,rasa takut nya jelas tergambar pada wajah nya.
Tiba diujung sudut rumah sakit, terlihat pa Hendrawan yang mondar-mandir seperti kebingungan,terkejut melihat isteri dan gadis yang di yakini nya adalah anak dari Bu Sulastri. Dengan langkah nya,pa Hendrawan langsung memeluk sang isteri dan terlihat membisikan sesuatu yang membuat Bu Marsya seketika langsung terduduk.
Melihat perubahan Bu Marsya,Nayna lantas memberanikan diri untuk bertanya apa yang terjadi.
"Tuan, dimana ayah dan ibu ku sekarang, bagaimana keadaan mereka..?" Pa Hendrawan lantas menoleh gadis itu dan melepaskan tangan isteri nya,dia mendekati gadis itu seraya menggenggam tangan gadis kecil,terlihat ragu namun akhir nya Pa Hendrawan berkata
"maaf nak, Ayah mu tidak tertolong,ayah mu sudah meninggal dan sedang dibersihkan di ruangan itu..!!
Bukkk.. Nayna jatuh seketika dengan tangis yang tertahan,Pa Hendrawan berjongkok dan meraih tubuh kecil itu masuk dalam pelukannya,mengusap punggung itu mencoba memberikan kekuatan pada Nayna.
"Nak,menangis lah..jangan menahan nya,kau harus kuat ,masih ada ibu mu yang harus mendapatkan dukungan dari mu.!!" kata Pa Hendrawan sambil mengusap kepala Nayna yang hanya diam tanpa mengeluarkan suara.
" aku ingin melihat ayah, dimana ayah sekarang..?" Kata itu keluar dari Nayna yang sedari tadi hanya diam beberapa saat. Terlihat Pa Hendrawan mengangguk dan berdiri menuntun Nayna ke suatu ruangan yang tertutup. Nayna seketika berhenti sejenak,Pa Hendrawan menoleh dan berkata
"jika kau tidak sanggup melihat nya,lebih baik kita menunggu disini saja sampai para perawat selesai mengurus ayah mu.!"
Nayna menggeleng dan melanjutkan langkahnya membuka pintu yang tertutup itu,terlihat beberapa perawat laki-laki sedang melepas berbagai alat yang terpasang di tubuh ayah nya. Hancur,ya itu lah kata yang mewakili hati nya,betapa tidak saat melihat sosok yang selama 16 tahun ini menemani nya,mengajari nya dan di panggil nya ayah sudah terbujur kaku dengan mata tertutup.
Nayna mendekat dengan gemetar berusaha mengusap tangan sang ayah
"Aa..yaahhh,,apa yang terjadi,bukan kah kau sudah berjanji pada Nay di akhir pekan akan membawa ku ke taman bersama Abang juga..,kenapa ayah tidak menepati janji ayah.." hiks..hiks..
Terdengar tangisan Nayna yang sejak tadi tertahan,dengan tubuh yang gemetar tubuh Nayna merosot kebawah,dengan sigap Pa Hendrawan menangkap tubuh itu sebelum sampai kelantai,dia membopong tubuh itu dengan sesekali meneriaki perawat untuk meminta bantuan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments