🌻🌻
“Hayy..”
Percakapan kami terpotong oleh sapaan si ketua kelas kami.
“ nanti setelah selesai jam pelajaran terakhir ada rapat, seperti biasa aku absen ya..” ucap aggydengan senyum cengirnya.
“heh.. ku kira apa ganggu aja loo..”
jawab irtifaa ketus karna pembicaraanya terpotong ole aggy.
“sorry irr”
“ emang kamu mau kemana?” Tanya ku.
“ biasa..” jawab aggy sambil menunjukkan gaya seolah mendrible bola ciri khas anak basket.
Aku paham apa yang dimaksudnya, aggy pasti akan menumpukkan semua tanggung jawabnya sebagai ketua kelas kepada ku, karna dia memilih permaianan basket yang sudah digemari sejak dulu,,,,..
mungkin sejak dari orok kali ya,hehehe
“apa sich pentingnya basket.., eh loe itu ngeropoti fathin tau gak ?”
“fathin aja biasa kenapa low sewot,,iya kan fa!” aku hanya mengangguk pasrah.
“udah-udah kalian debatnya”
“ kamu terbaik,,,” ucap aggy sebelum berlalu pergi kepintu. belum di jawab iya, si aggy langsung main hilang aja.
“Ihh kamu mau aja fa”
aku hanya menanggapi irtifa dengan senyum paksa.
“ kan aku belum bilang iya,,,yukk kekanti aja,, biar gak kayak wanita pms lagi uring-uringan, hehehe..”
candaku sambil bangkit dari kursi. irtifa yang cemberut pada akhirnya buntutin.
Tapat pukul 15.00 aku baru saja keluar dari gedung aula. Benar hari ini aggy tak menemani ku ikut rapat
dan wildan yang seharusnya menggantikan posisinya juga menghilang begitu saja di jam terakhir pelajaran, yahh apesnya jadi sekretaris.
Ku kayuh sepeda ku melalui alun-alun kota, biasanya sering lewat jalan pintas agar lebih cepat, dan tak lupa memakai switter untuk menutupi seragam sekolahku. Mataku menangkap sosok tubuh yang tak asing tengah duduk di kursi panjang taman kota, dengan sepeda cantik yang terjagang disampinya, segera ku menghampirinya.
“ ibu kenapa?” tanyaku
melihat wajah ibu sedikit pucat dengan peluh menempel dikeningnya membuat aku khawatir.
“ sedikit kecapekan,tapi istirahat sedikit pasti hilang” jawabnya dengan untaian senyum.
Aku tak mudah percaya pasalnya ibu memiliki riwayat sakit tipus dan darah rendah.Kutatap ranjang yang terdapat tiga buket bunga.
“ biar aku saja yang antar, ibu pulang saja” pintaku sambil melepas switter dan menyampirkan kebahu ibuku.
“gpp kia, ibu bisa mengantarnya sendiri, lagian tinggal tiga pesanan” (kia, panggilan kesayangan alm.ayah) dan sekarang ibuku memanggil itu.
“enggak.., ibu pulang aja,,, ayuk” ajak ku sambari mengajak ibu jalan ke sepeda ku.
“ makasih sayank..., tapi kamu gpp ibu repotin”
kata ibu yang sudah gak bisa membantahku lagi. Aku hanya senyum mengiringi ibu yang pulang dengan sepedaku, sedangkan aku memandang boket bunga yang salah satunya adalah bunga kesayanganku. Ku ambil buku catatan pelanggan kios bunga akong, si pemilik kios bunga.
Mengelilingi kota dengan semilir angin senjanya, menjadikan suasana kota cukup berbeda dengan siang hari, kutatap buket bunga diranjang,
hmm..tinggal satu alamat lagi,
namun jam sudah menunjukakan pukul empat lebih, akhirnya aku mampir ke masjid untuk menunaikan kewajiban sholat lima waktu. kondisiku yang masih menggunakan seragam menjadi perhatian, tapi siapa peduli dengan pikiran mereka terhadap diri ku.
Senja menyapa, malam pun akan tiba, didepan rumah dikawasan elit aku berdiri didepan pagar hitam.
Memastikan kembali alamat yang ada di buku catatan,,,
"ya alamatnya sesuai dengan tulisan," ucapku, namun sekali lagi aku memastikan, agar tak salah.
ku tekan bel yang melekat di dinding beton yang sangat kokoh.
Ting tung, ting tung
tak lama gerbeng didepanku bergeser yang menampilkan sosok bapak berseragam skurity.
“ ada perlu apa neng?” suara pak satpam yang berdiri di antara
gerbang yang sedikit tebuka bertanya padaku.
“jasa antar buket bunga pak” jawabku, namun pak satpam melihatku dengan heran pasalnya aku masih memakai
seragam sekolah.
“ hmm,,” gumamnya terdengar seperti menimang –nimang sesuatu. atau memikirkan penampilanku.
“gimana ni pak?”
tanyaku sambari ingin memberikan boket bunga.
“pesanan siapa neng, den diba, apa den nizam, atau den nikco yang pesen atau ibuk kirana?”
“mana aku tau, kan cuma alamat aja… namanya gak tertera” jawabku
“heh,,bentar neng biar bapak konfirmasi dulu,,,soalnya pengalaman-pengalaman yang terdahulu fans berat
tuan muda yang datang, apalagi neng masih pakek seragam sekolah, jadi gak yakin bapak..” kata pak satpam sambari berjalan ke pos pengamanan, tak lupa dia
menutup kembali gerbang.
Fans berat,, kenal saja gak batinku dalam hati, tak lama gerbang dibuka kembali. Orang kaya mah ribet, gak
capek apa tutup buka gerbang, sedangkan aku dari tadi berdiri di depan gerbang, udah mirip orang minta sumbangan sembako. Pak satpam menyodorkan secarik kertas di depan ku.
“ yang pesen gak di rumah, katanya minta diantar dialamat ini”
Aku mengambil kertas dari tangan pak satpam dan membaca alamat yang perkiraan berada di daerah di sekitar sekolahanku.
“ ini gak bohongkan pak?” tanyaku memasihtikan setelah membaca secarik kertas tersebut.
“ sweer neng, itu permintaanya” kata pak sapam dengan jari berbentuk huruf V, dan aku hanya
menghela nafas berat ok sabar fathin, aku gak mau ibu dapat masalah pada pekerjaannya..
Segera aku mengayuh sepeda cantik milik toko ibu bekerja. Bukan hal mudah untuk sampai dengan cepat ke lokasi ini dengan menggunakan sepeda, apalagi harus putar balik. Usai sholat magrib aku sampai di kost putra di kawasan perumahan. lebih tepatnya ini berada dibelakang kampus ternama. Ini kost putra, semoga orangnya gak aneh-aneh dech batinku sambil celingak celinguk kesekeliling perumahan kost. Dengan hela satu nafas ku beranikan mengetuk pintu,, biarlah
dibilang lebay,,,
Tok..tok.tok…tok..tok.tok
ketukan pintu yang bernada mengenaskan, dengan cepet tanganku mengngerim mendadak sebelum tanganku mengetuk dada pemilik kos.
“cari siapa?” tanyanya,
sedangkan aku mengerutkan dahi apa ini salah alamat ? tanyaku dalam hati
“ bukan kakak ya ..yang pesen buket bunga?” tanyaku ragu-ragu.
“ bukan, tapi tunggu sebentar ya..kutanyakan dulu pada temanku, kamu duduk saja dulu” katanya sambil menunjukkan kursi di teras perumahan sebelum dia masuk kedalam kembali. sambil menggu temannya tadi. aku sedikit menghibur diri dengan mengetuk-ngetuk meja disebelah, tak lama terdengar langkah kaki mengdekatiku,,ya itu sandal sewalow..yang datang menghampiri.. sandal legendaris itu pemandangan pertama kali yang kulihat.
“ghemm” deheman sesorang menyadarkkan lamunanku…segera aku mengambil boket bunga mawar yang ku letakkan di atas meja.
“kakak yang pesan buket ini bukan ?” tanyaku, sedangkan ia hanya mengagguk,,,.segeraku ambil buku dan
bolpoin.
“tolong tanda tangan disisni,,” pintaku. Setelah usai ia memberikan buku dan menerima pesanannya, ingin
segera ku bergegas pergi sebelum hari semakin malam.
”ini uang tambahannya”
katanyaa denga intonasi datar.
“enggak perlu” tolakku,
namun dengan cepat dia meletakkan lembaran uang seratus ribu di keranjangku, dan bergegas masuk kedalam. Namun sebelum pergi dia sedikit menatapku, ya tentu ia menatap seragam sekolahku yang tak asing lagi. Terimakasih untuk uang sakunya…
batinku
Bersambung....
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE..
KARENA ITU MENJADI MOTIVASI DAN SEMANGATKU🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments